JENIS,
DEFINISI DAN FUNGSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Paper
Diajukan
Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang
Studi
Oleh:
NUR MA’RIFA 120210302087
KELAS
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN
2014
JENIS MEDIA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Kata
media berasal dari Bahasa Latin yaitu meduis
yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam Bahasa
Arab media adalah perantara atau pengatar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Gerlach dan Ely menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Berdasarkan pengertian tersebut, apa yang dimaksud dengan media diantaranya
adalah huruf, buku teks dan lingkungan sekolah.
Romiszowki
(dalam Darmodjo, 1991:8) mengatakan bahwa media ialah pembawa pesan yang
berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada
penerima pesan. Adapun yang dimaksud penerima pesan adalah peserta didik. Ada
juga yang mengemukakan bahwa media bisa disebut sebagai wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan.
Jadi media digunakan sebagai penjelas terhadap pesan yang disampaikan, sehingga
penerima pesan akan menerima secara jelas pesan yang diterima dengan bantuan
media.
Dari
pengertian media diatas, maka disimpulkan bahwa media adalah pembawa pesan yang
berasal dari sumber pesan kepada penerima pesan yang dapat digunakan untuk
menyampaikan materi yang diajarkan serta sarana komunikasi dari guru kepada
peserta didik.
1.
Peninggalan
Sejarah
1.1 Jenis-Jenis
Peninggalan Sejarah
a. Bangunan
·
Prasasti
Prasasti
adalah semacam piagam tertulis yang ditemukan pada benda-benda seperti batu,
besi, atau tembaga. Prasasti yang tersebar di Indonesia merupakan peninggalan
kerajaan-kerajaan, antara lain:
1. Prasasti
peninggalan Kerajaan Kutai berupa tujuh buah Yupa yang ditulis dalam bahasa
Sanskerta,
2. Prasasti
peninggalan Kerajaan Tarumanegara adalah Prasasti Ciaruteum, Kebon Kopi, Tugu,
Muara, Cianten dan Pasir Awi,
3. Prasasti
peninggalan Kerajaan Kediri adalah Prasasti Hantang, Talang dan Semanding,
4. Prasasti
peninggalan Kerajaan Singasari adalah Prasasti Singasari dan Mulamalurung, dan
5. Prasasti
peninggalan kerajaan Sriwijaya adalah prasasti Karang Berahi, Kota Kapur,
Telaga Batu, Talang Too dan Kedukan Bukit.
·
Candi
Candi
adalah bangunan kuno peninggalan sejarah dari zaman dahulu yang masih ada
hingga sekarang. Beberapa candi di Indonesia antara lain Candi Muara Takus, Candi
Borobudur, Candi Prambanan dan Candi Kalasan.
·
Arca atau Patung
Arca atau patung pada zaman dahulu
dibuat untuk menghormati raja atau dewa. Patung-patung tersebut biasanya di
simpan dalam candi. Patung-patung peninggalan sejarah yang bercorak Agama
Hindhu adalah Patung Syiwa, Patung Brahma dan Patung Wisnu. Patung-patung yang
bercorak Agama Buddha adalah Patung Maitreya, Patung Manjutri dan Patung
Wajaprani.
·
Relief
Relief biasanya terdapat pada
dinding candi. Relief pada dinding candi menggambarkan sebuah alur cerita. Ada
juga relief yang merupakan hiasan saja.
·
Istana
Istana adalah bangunan yang luas
tempat kediaman para raja dan punggawa. Beberapa contoh istana adalah Istana
Siak di Riau, Keraton Kasultanan Yogyakarta, Keraton Kasepuhan Cirebon, Istana
Kasultanan Pontianak, Keraton Kasunanan Surakarta, Istana Sultan Ternate dan
Istana Sultan Deli.
·
Masjid dan Makam
Masjid merupakan peninggalan
sejartah bercorak Islam. Beberapa masjid yang bersejarah di Indonesia adalah
Masjid Aceh, Masjid Agung Banten, Masjid Makam Sedangduwur (Jawa Timur), Masjid
Kudus, Masjid Demak dan Masjid Jami Pontianak.
Makam, merupakan tempat untuk
menguburkan orang-orang yang sudah meninggal. Beberapa contoh makam antara lain
Makam Sultan Malik as-Shaleh, dan Makam Sultan Iskandar Muda (NAD), Makam Maulana
Malik Ibrahim (Gresik), Makam raja-raja Jawa (Imogiri, Yogyakarta) dan Makam
para Wali Sanga.
·
Benteng
Benteng berfungsi untuk daerah
pertahanan. Benteng-benteng yang masih ada sekarang, yaitu Benteng Fort
Rotterdam (Makasar), Benteng Fort de Kock (Bukit Tinggi) dan Benteng Otanah
(Gorontalo).
b. Karya
Sastra
Beberapa
karya sastra peninggalan kerajaan masa lalu, antara lain:
1. Kerajaan
Mataram: Kitab Ramayana karangan Mpu Walmiki dan Kitab Mahabharata karangan Mou
Wiyasa.
2. Kerajaan
Majapahit: Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, Kitab Sutasoma karangan
Mpu Tantular dan Kitab Arjunawijaya karangan Mpu Tantular.
1.2
Manfaat Peninggalan Sejarah
Manfaat
dari adanya peninggalan sejarah akan dijelaskan seperti dibawah ini:
a. Sebagai
bukti yang tidak dapat dibantah kebenarannya
Misalnya
kita akan membantah bahwa nenek moyang kita bukanlah bangsa yang bodoh. Bangsa
Indonesia adalah keturunan bangsa yang mempunyai daya cipta yang mengagumkan.
Kalau tidak ada buktinya, kita akan disanggah orang. Dengan peninggalan sejarah
itu, kita dapat buktikan bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang bodoh,
seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Candi Borobudur dan Candi
Prambanan yang dibangun beberapa abad yang lalu, sampai sekarang masih dikagumi
orang di seluruh dunia. Candi Borobudur dan Candi Prambanan dikagumi sebagai
hasil ciptaan yang luar biasa.
Contoh
lain bahwa peninggalan sejarah adalah bukti yang tidak dapat dibantah
kebenarannya adalah kita menyatakan bahwa Bangsa
Indonesia benci kepada penjajahan. Hal ini pun dapat kita buktikan dengan peninggalan
sejarah, antara lain dengan pendirian benteng-benteng di Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa kaum penjajah selalu diganggu oleh perlawanan rakyat
Indonesia, seperti:
1.
Benteng Victoria dan Benteng Duurstede di Maluku.
2. Benteng
Rotterdam di Ujung Pandang.
3. Benteng
Amsterdam di Manado.
4. Benteng
Speelwijk di Banten.
5. Bénteng
Vredenburg di Yogyakarta.
6. Benteng
Marlborough di Bengkulu dll.
Jadi,
benteng-benteng didirikan untuk alasan pertahanan dan keamanan merupakan bukti
bahwa bangsa Indonesia selalu menentang penjajahan. Hal ini makin jelas
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: “maka penjajahan diatas dunia harus dthapuskan....”.
b. Memberikan
Pelajaran Yang Sangat Berguna Bagi Kita
Misalnya
bahwa kemerdekaan itu sungguh tak ternilai harganya. Sebagai bangsa yang pernah
dijajah, bangsa Indonesia betul-betul menghargai kemerdekaan. Bangsa Indonesia
sudah merasakan betapa pahitnya dijajah oleh bangsa lain. Jadi, melalui
peninggalan, baik yang berupa teks Proklamasi maupun bendera pusaka yang
dijahit Ibu Fatmawati menunjukkan suatu pengorbanan dan perjuangan yang besar
dalam meraih kemerdekaan.
c. Memajukan
Pariwisata Dan Devisa Negara
Sekarang
peninggalan-peninggalan sejarah di Indonesia dijadikan objek pariwisata untuk
menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Khususnya wisatawan mancanegara,
peninggalan-peninggalan sejarah kita dapat meningkatkan penghasilan devisa
negara. Devisa adalah alat-alat pembayaran luar negeri yang dibutuhkan oleh
setiap negara. Dengan demikian, peninggalan sejarah membuat kita Iebih memahami
sejarah, memiliki harga diri sebagai bangsa maupun memiliki kebanggaan nasional
sebagai bangsa Indonesia di samping secara ekonomi mendatangkan pendapatan.
2.
Model
Pembelajaran Media dalam Sejarah
Model pembelajaran diartikan
sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak
dikembangkan berbagai macam model
pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks
dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. Ciri-ciri
model pembelajaran media:
a. Rasional
teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b. Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
c. Tingkah
laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan
berhasil.
d. Lingkungan
belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan
model
pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pembelajaran yang dapat digunakan
dalam mengelola pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung, pembelajaran
kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah, diskusi dan learning strategi.
Seorang
guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam
proses pembelajaran yang dijalaninya. Sardiman A. M (2004:165), guru yang
kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola
di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu
menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran,
menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan dsb, juga bagaimana
guru menerapkan strategi, teori
belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat
serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996:10) yang menyatakan bahwa guru harus
memiliki kompetensi mengajar, memotivasi
peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi,
merencanakan pembelajaran dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut
mendukung keberhasilan guru dalam mengajar. Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap
setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang
menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan
dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.
3. Peta, Atlas, Peta Dinding dan Peta Sketsa
3.1
Peta
Menurut Internat ional Chartographic Association
(ICA), peta adalah suatu gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan
abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi , yang ada kai tannya dengan
permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Peta adalah gambaran konvensional muka
bumi atau benda angkasa yang meliputi perwujudan, letak maupun data yang
berkaitan, seperti tampaknya apabila dilihat dari atas. Ilmu yang mempelajari
tentang peta disebut juga Ilmu Kartografi. Yang digunakan sebagai dasar-dasar
atau patokan dalam pembuatan peta adalah berupa hasil pengukuran, foto udara atau
citra satelit. Adapun syarat-syarat umum yang harus dimiliki oleh peta adalah
a.
Jelas, dan tidak membingungkan
b.
Mudah dimengerti maknanya
c.
Memberi gambaran mirip dengan wujud dan letak yang
sebenarnya
d.
Bertampilan menarik, rapi dan bersih.
Selain
memiliki syarat-syarat umum yang harus dimiliki oleh peta. Terdapat juga
beberapa syarat-syarat khusus yang harus dimiliki oleh peta, yaitu:
a.
Judul Peta mencerminkan isi peta
b.
Skala Peta merupakan perbandingan jarak di peta dan
jarak yang sebenarnya
c.
Orientasi Peta (petunjuk arah, biasanya berupa angka,
panah dan huruf U)
d.
Sumber Peta, dicantumkan agar diketahui darimana
sumber peta, data peta, dan pembuatanya
e.
Tahun Pembuatan atau Penerbitan Peta, penting untuk
kemungkinan perubahan data dalam waktu tertentu
f.
Insert Peta, berfungsi sebagai petunjuk lokasi daerah
yang dipetakan terhadap daerah sekitarnya
g.
Warna Peta, mempresentasikan (mewakili) objek
dilapangan sehingga memiliki kemiripan dengan objek yang sesungguhnya di
lapangan
h.
Tulisan (lettering), berfungsi memberikan
penjelasan terhadap informasi lokasi, letak dan kenampakan objek geografi di
dalam peta
i.
Garis Tepi Peta, berfungsi membatasi peta dengan semua
komponen peta antara daerah yang dipetakan dengan daerah disekitarnya
j.
Garis Astronomi, berfungsi memberikan informasi posisi
atau letak absolute suatu daerah yang dipetakan berdasarkan letak lintang dan
bujurnya
k.
Legenda Peta, yang menyajikan symbol, tanda, atau
singkatan yang digunakan pada peta.
Terdapat
beberapa jenis peta diantaranya Peta Induk atau Peta Dasar, merupakan hasil
survei permulaan dari geodesi, yang dapat digunakan untuk membuat peta-peta
lain dan masih membutuhkan materi-materi tambahan serta hanya mencakup
data-data pokok atau penting. Yang kedua yaitu Peta Topografi, merupakan peta
yang menggambarkan kenampakan umum permukaan bumi secara detail. Serta yang
ketiga yaitu Peta Tematik, merupakan peta yang menampilkan tema tertentu atau
khusus.
Pada
hakikatnya, peta berfungsi sebagai alat peraga untuk menyajikan atau memperoleh
informasi yang terkandung dalam suatu wilayah. Informasi yang diperoleh dari
peta seperti berikut ini:
a.
Lokasi atau letak suatu objek geografis di suatu
wilayah
b.
Mengetahui luas dan jarak suatu wilayah di permukaan
bumi
c.
Menggambarkan bentuk suatu wilayah yang sesungguhnya
d.
Menghimpun data geografis suatu wilayah dalam peta.
3.2
Atlas
Atlas
adalah sekumpulan peta yang dijilid menjadi satu dalam bentuk buku dengan
bahasa, simbol dan proyeksi yang umumnya seragam. Adapun syarat-syarat dari
sebuah atlas adalah
a. Menggambarkan
suatu daerah dengan data yang akurat, misalnya negara-negara
b. Memiliki
formulasi warna atau simbol lain yang tepat sehingga tampak menarik
c. Menggunakan
proyeksi peta tertentu yang disesuaikan dengan tujuan
d. Memiliki
atribut dan informasi yang lengkap.
Jenis-jenis
atlas yakni Atlas Nasional (berisi informasi geografi dan terikat pada suatu
wilayah/negara tertentu). Atlas Dunia (menyajikan informasi tentang keadaan
dunia seutuhnya mencakup benua, samudera, laut, pulau, kepulauan dll). Dan
Atlas Semesta (menyajikan informasi tentang keadaan alam jagat raya). Adapun
kegunaan dari atlas yaitu
a. Memperlajari
bentuk fisik suatu negara atau benua
b. Mempelajari
sistem tata surya, rasi bintang, peta langit, dan tata koordinat bintang
c. Memperlajari
letak astronomi, letak geografi, serta luas suatu negara dan benua di muka bumi
d. Memperlajari
kondisi fisik bumi, bentang alam, tata air, dan arus laut dunia, serta
perkembangan aktual dunia
e. Mempelajari
sumber daya alam potensi yang bersifat hayati dan non hayati di daratan dan lautan
f. Mempelajari
persebaran suatu objek tertentu serta pertumbuhan sosial ekonomi, dan budaya
penduduk di dunia.
3.3 Peta
Dinding
Peta Dinding adalah sebuah peta kertas yang dapat digantungkan
di dinding. Peta Dinding bukan berupa globe atau atlas tapi lebih mirip seperti
poster. Peta Dinding dapat berukuran kecil dan sederhana atau bisa juga
berukuran besar dan sangat detil, hal itu tergantung pada keinginan Anda (Kelly
Nuttal).
3.4 Peta
Sketsa
Peta
sketsa adalah peta yang dibuat berdasarkan kemampuan seseorang dalam mengingat
suatu wilayah atau tempat di sekitarnya. Peta sketsa dapat dikatakan juga
sebagai peta sederhana, yaitu gambaran suatu tempat yang dibuat dengan
corat-coret, tidak menggunakan ilmu pasti, dan tentu saja hasilnya kurang
akurat jika dibandingkan dengan peta bagan yang dibuat oleh jawatan topografi.
Peta
sketsa biasanya banyak digunakan oleh para pramuka untuk menggambarkan lokasi
perkemahan ataupun kegiatan kecakapan kepramukaan. Selain pramuka, kalangan
pecinta alam biasanya menggunakan peta-peta bagan untuk melengkapi laporan
perjalanan yang dilakukan.
Membuat
peta sketsa akan lebih mudah dilakukan jika mengetahui lokasi yang akan
digambar. Jika tidak mengetahui lokasi yang akan digambarkan maka perlu mencari
peta yang berisi daerah yang akan digambarkan. Hal ini berguna untuk
mendapatkan sedikit gambaran tentang keadaan alam dan sosial budaya pada lokasi
yang akan digambar. Untuk mempermudah pembuatan peta sketsa terlebih dahulu
kita harus mengetahui jarak antara dua objek, arah, dan objek utama.
4. Ruang Lingkup Sejarah
Secara
etimologi atau asal katanya Sejarah diambil dari berbagai macam istilah.
Kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun artinya pohon, Mereka mengenal
juga kata syajarah annasab, artinya pohon silsilah. Pohon dalam hal ini
dihubungkan dengan keturunan atau asal usul keluarga raja/ dinasti tertentu.
Hal ini dijadikan elemen utama dalam kisah sejarah pada masa awal. Dikatakan
sebagai pohon sebab pohon akan terus tumbuh dan berkembang dari tingkat yang
sederhana ke tingkat yang lebih komplek atau maju. Sejarah seperti pohon yang
terus berkembang dari akar sampai ke ranting yang terkecil.
a. Dalam
bahasa Jerman, yaitu Geschichte berarti sesuatu yang telah terjadi.
b. Dalam
bahasa Belanda yaitu Geschiedenis, yang berarti terjadi.
c.
Dalam bahasa Inggris yaitu History, artinya
masa lampau umat manusia.
d. Kata
History sebenarnya diturunkan dari bahasa latin dan Yunani yaitu Historia
artinya informasi/pencarian, dapat pula diartikan Ilmu. Hal ini menunjukkan
bahwa pengkajian sejarah sepenuhnya bergantung kepada penyelidikan terhadap
perkara-perkara yang benar-benar pernah terjadi. Istor dalam bahasa
Yunani artinya orang pandai Istoria artinya ilmu yang khusus untuk
menelaah gejala-gejala dalam urutan kronologis.
Berdasarkan
asal kata tersebut maka sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah
terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia. Sejarah tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan
perkembangan kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang
lebih maju atau modern. Berdasarkan bahasa Indonesia, sejarah mengandung 3
pengertian:
a.
Sejarah adalah silsilah atau asal-usul.
b.
Sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau.
c.
Sejarah adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran
tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Jadi
pengertian sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan
umat manusia.
4.1 Sejarah Sebagai Ilmu Masa Lampau
Sejarah
akan senantiasa membahas masyarakat dari segi waktu. Karena itu sejarah dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang waktu. Sebagai ilmu tentang masa lampau (sesuatu
yang sudah terjadi), berarti sejarah itu ilmu empiris. Dalam memahami sejarah
sebagai ilmu, untuk memudahkan memberikan pemahaman, maka ada tiga pengertian
tentang sejarah itu sendiri.
a. Sejarah
Sebagai Peristiwa, berarti suatu kejadian di masa lampau, atau sesuatu yang
sudah terjadi dan hanya sekali terjadi (einmalig), tidak bisa diulang.
Peristiwa yang bersifat absolute dan objektif.
b. Sejarah
sebagai Kisah, sejarah sebagai hasil rekontruksi dari suatu peristiwa oleh para
sejarawan. untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah maka disusunlah fakta-fakta
yang diperoleh atau dirumuskan dari sumber sejarah untuk dilakukan proses
rekontruksi dengan metode dan metodologi sejarah.
c. Sejarah
Sebagai Ilmu, sejarah sebagai ilmu sudah bersifat empiris, memiliki objek,
tujuan dan memiliki metode. Dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Empiris,
ilmu sejarah melakukan kajian atau peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi pada
masa lampau.
2. Objek
dari penulisan sejarah adalah perubahan atau perkembangan aktivitas manusia.
Karena objeknya terkait manusia, maka ilmu sejarah dimasukkan dalam ranah
ilmu-ilmu humaniora.
3. Teori,
sejarah memiliki teori atau yang disebut sebagai filsafat sejarah kritis.
4. Generalisasi,
dalam setiap stusi dari suatu ilmu kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan tersebut biasanya kesimpulan umum atau general. Kesimpulan dari ilmu
sejarah adalah kesimpulan yang lebih mendekati pola-pola atau kecenderungan
dari suatu peritiwa. Kesimpulan sejarah tidak bisa diakui sebagai kebenaran
dimana-mana. Tetapi kesimpulan sejarah sebagai koreksi atas kesimpulan ilmu
lainnya haruslah dimiliki untuk berlaku hati-hati adalam penelitian dan menarik
suatu kesimpulan.
d. Sejarah
Sebagai Seni
Sejarawan
tidak bisa sembarangan menghadirkan peristiwa sejarah sebagai kisah sejarah.
Kisah sejarawan akan memiliki daya tarik tersendiri apabila sejarawan memiliki
intuisi, imajinatif, emosi dan gaya bahasa yang baik. Intuisi diperlukan oleh
sejarawan saat memilih topik hingga merangkai seluruh fakta menjadi sebuah
kisah. Imajinatif sejarawan digunakan untuk menyususun fakta-fakta sejarah yang
berhasil ditemukan agar menjadi utuh dan bulat sehingga mudah dipahami.
Kontruksi atau gambaran sejarawan tentang sebuah peristiwa jelas tidak bisa
sama persis dengan peristiwa yang sebenarnya sehingga sejarawan membutuhkan
imajinatif untuk merangkai fakata-fakta sejarah yang sudah tersedia. Oleh
Karena itu, sejarawan memiliki emosi untuk menyatukan perasaan dengan objeknya
agar para pembaca seolah-olah terlibat langsung dengan suatu peristiwa sejarah.
Akhirnya, seluruh pengisahan sejarah harus didukung dengan penggunaan gaya
bahasa yang lugas dan hidup.
4.2 Periodisasi, Kronologi dan Kronik
a. Periodisasi
Periodisasi
merupakan pembabakan waktu dalam sejarah berdasarkan dimensi ruang, waktu dan
tema-tema tertentu. Rentang waktu yang panjang menjadikan perjalanan sejarah
mengalami beberapa perubahan. Periodisasi biasanya didasari atas suatu
momentum tertentu. Periodisasi pun berkembang berdasarkan pendapat seperti
Prof. Dr. Soekanto dan Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo. Pembabakan periodisasi
sejarah Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Zaman
Pra-aksara
2. Zaman
Hindu-Budha
3. Zaman
Islam
4. Zaman
Kolonial Belanda
5. Zaman
Pendudukan Jepang
6. Zaman
Kontemporere (Revolusi Kemerdekaan hingga saat ini.
b. Kronologi
Kronologi
adalah urutan peristiwa yang dimualai dari peristiwa yang paling awal terjadi
sampai yang terakhir berakhir. Kata kronologi bersal dari kata chronos (waktu)
dan logos (ilmu) yang berasal dari kata Yunani. Jadi secara harfiah kronologi
bisa diartikan sebagai ilmu tentang waktu. Kronologi bisa disusun berdasarkan
hari kejadian atau tahun terjadinya suatu peristiwa sejarah.
c. Kronik
Kronik
adalah catatan-catatan kejadian secara singkat dari waktu ke waktu secara berurutan.
Kronik terikat pada waktu, bukan sumber. Kronik adalah bentuk sejarah, tetapi
mati Karena ahanya urutan-urutan tanggal dan peristiwa tanpa adanya penjelasan.
Hal ini berbeda dengan kronologi yang terdapat deskripsi suatu peristiowa
sejarah walaupun hanya singkat.
5. Media Audio
Media
Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui
indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar
yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete
Tape Recorder). media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang
berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam
suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta
didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Media
Audio menurut Sadiman (2005:49) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan
disampaikan dalam bentuk lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam
kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Sedangkan menurut Sudjana dan
Rivai (2003:129) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung
pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi
proses belajar mengajar.
Kaitannya
dengan audio sebagai media pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa media audio pembelajaran
yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi
pembelajaran melalui suara-suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat
perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan
menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Fungsi
media audio menurut Arsyad (2003:44) beliau mengutip pendapat Sudjana dan Rivai
(1991:130) yaitu untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama
yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan pendengaran, yang dapat
dicapai dengan media audio ialah berupa:
a. Pemusatan
perhatian dan mempertahankan perhatian.
b. Mengikuti
pengarahan
c. Melatih
daya analisis
d. Menentukan
arti dan konteks
e. Memilah
informasi dan gagasan
f. Merangkum
, mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi
lain dari media audio adalah sebagi alat bantu bagi para pendidik, karena
sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan
metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh
pendengar yang akan membantu keberhasilan. Selain itu juga Sudjana (2005:129 )
menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam pengajaran terutama digunakan
dalam:
a. Pengajaran
musik literaty (pembacaan sajak) dan kegiatan dokumentasi
b. Pengajaran
Bahasa Asing, baik secara Audio ataupun secara Audio Visual
c. Pengajaran
melalui radio atau radio pendidikan
d. Paket-paket
untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya
penafsirannya dalam suatu bidang studi.
6. Audiovisual
Media audio-visual
adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif
(mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat
bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi
belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan
pengetahuan, sikap dan ide. Dari hasil penelitian media audiovisual dapat
membantu dalam pengajaran apabila dipilih secara bijaksana dan digunakan dengan
baik. Beberapa manfaat alat bantu audiovisual adalah
g.
Membantu memberikan konsep pertama
atau kesan yang benar
h.
Mendorong minat
i.
Meningkatkan pengertian yang lebih
baik
j.
Melengkapi sumber belajar yang lain
k.
Menambah variasi metode mengajar
l.
Menghemat waktu
m. Meningkatkan
keingintahuan intelektual
n.
Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan
kata yang tidak perlu
o.
Membuat ingatan terhadap pelajaran
lebih lama
p.
Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu
diluar pengalaman biasa.
7. Proyeksi
a. Transparansi
OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang
kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus
membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak
(Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector atau
OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
1.
Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
2.
Membuat sendiri secara manual
b. Film
bingkai atau slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan
diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang
terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi
OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya
adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk
menyajikan dibutuhkan proyektor slide.
8. Media Modern: Komputer (Power Point) Dan Internet
(Blog)
Media modern merupakan suatu media yang
dinilai lebih unggul karena lebih cepat dan mampu menaklukkan ruang dan waktu.
Akan tetapi media jenis ini tidak dapat diterapkan secara efektif di kalangan
masyarakat pedesaan karena adanya kendala aksesibilitas. Jenis media modern
misalnya seperti komputer yang merupakan alat yang dipakai untuk mengolah data
menurut perintah yang telah dirumuskan. Di dalam komputer sudah tersedia
berbagai program, misalnya Microsoft PowerPoint yang merupakan sebuah program
komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft yang mampu mengolah
objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya kemudia diposisikan
dalam beberapa halaman individual yang disebut dengan slide.
9. Media Cetak
Media
cetak bagi masyarakat masih dipahami secara sempit, banyak orang yang
beranggapan bahwa media cetak sama dengan pengertian surat kabar atau majalah. Media
cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat disamping media
elektronik dan media digital. Dari pengertian diatas, dapat dilihat bahwa media
cetak adalah sebuah media yang di dalamnya berisi informasi yang di dalamnya
terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok
tertentu saja.
Dari pengertian
media cetak diatas nampak keunggulan media ini dibandingkan dengan media
elektronik dan media digital. Media cetak bisa menyampaikan sebuah informasi
secara mendetail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik dan digital
lebih mengutamakan kecepatan informasi, sehingga tak jarang informasi yang
disampaikan lebih bersifat sepotong dan berulang-ulang.
Secara
umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia diklasifikasikan menjadi delapan
bagian. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada waktu terbit media itu. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika. Kedelapan
jenis media cetak tersebut di antaranya adalah:
a.
Surat Kabar Harian
b.
Surat Kabar Mingguan
c.
Majalah Mingguan
d.
Majalah Tengah Bulan
e.
Majalah Bulanan
f.
Majalah Dwibulanan
g.
Majalah Tribulanan
h.
Bulletin
10. Media Grafis
Media grafis adalah media
visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata,
kalimat, angka-angka dan simbol atau gambar. Grafis biasanya digunakan untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan fakta-fakta
sehingga menarik dan diingat orang. Fungsi dari media grafis adalah menarik
perhatian, memperjelas sajian pelajaran dan mengilustrasikan suatu fakta atau
konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.
Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Saluran yang
dipakain menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan dismapaikan dituangkan
ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Berikut ini adalah macam-macam media
grafis:
a.
Diagram
Diagram adalah suatu
gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbal balik,
terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni
hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan.
Berdasarkan konsep tersebut, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.
Berdasarkan konsep tersebut, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.
b.
Grafik
Grafik adalah suatu grafis
yang menggunakan titik-titik atau garis untuk menyampaikan informasi statistik
yang saling berhubungan. Dengan berasumsi pada pengertian grafik tersebut,
dalam proses belajar mengajar, grafik mempunyai fungsi untuk memperlihatkan
perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan
sederhana, terutama pada penyajian secara statistik.
c.
Poster
Poster merupakan kombinasi
visualisasi yang kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap
perhatian orang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di
dalam ingatannya. Media ini pada umumnya digunakan untuk mengenalkan suatu
produk dari suatu perusahaan atau digunakan sebagai sarana promosi.
d.
Kartun
Kartun adalah menggambarkan
dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang
didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Dengan berasumsi pada konsep
tersebut di atas, kartun dapat digunakan sebagai alat bantu proses pengajaran
walaupun banyak kartun yang membuat orang-orang tersenyum, tetapi pada dasarnya
kartun mempunyai manfaat dalam proses belajar mengajar terutama dalam
penjelasan rangkaian bahan satu urutan logis atau mendukung makna.
e.
Komik
Komik merupakan suatu bentuk
kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu berita dalam urutan
yang erat dihubungkan dengan gambar dan di rancang untuk memberikan hiburan
pada pembaca.
f. Gambar
Media grafis paling umum
digunakan dalam PBM, karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah
dimengerti oleh peserta didik. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya
visual konkrit menampilkan objek sesuai dengan bentuk dan wujud aslinya
sehingga tidak verbalistik.
g. Bagan
Bagan merupakan media yang
berisi tentang gambar-gambar keterangan-keterangan, daftar-daftar dan
sebagainya. Bagan digunakan untuk memperagakan pokok-pokok isi bagan secara
jelas dan sederhana antara lain: perkembangan, perbandingan, struktur,
organisasi.
DAFTAR
BACAAN
Ade Koesnandar. 1999. Dasar-Dasar Program Audio. Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim. Pengertian
Media Audio Visual. [serial on line].
Pengertian
Media Audio Visual _ Audio Visual.htm. [diakses pada tanggal 1 Juni 2014].
Arikunto,
Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arsyad,
Ashar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
McGraw-Hill.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman,
A. M. 2004. Interaksi Dan Motivasi
Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali.