Kamis, 05 Juni 2014

Tugas Jenis-Jenis Media Pembelajaran




JENIS, DEFINISI DAN FUNGSI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH


Paper

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi



Oleh:

NUR MA’RIFA 120210302087
KELAS B




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2014

JENIS MEDIA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Kata media berasal dari Bahasa Latin yaitu meduis yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam Bahasa Arab media adalah perantara atau pengatar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Berdasarkan pengertian tersebut, apa yang dimaksud dengan media diantaranya adalah huruf, buku teks dan lingkungan sekolah.
Romiszowki (dalam Darmodjo, 1991:8) mengatakan bahwa media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Adapun yang dimaksud penerima pesan adalah peserta didik. Ada juga yang mengemukakan bahwa media bisa disebut sebagai wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Jadi media digunakan sebagai penjelas terhadap pesan yang disampaikan, sehingga penerima pesan akan menerima secara jelas pesan yang diterima dengan bantuan media.
Dari pengertian media diatas, maka disimpulkan bahwa media adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan kepada penerima pesan yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi yang diajarkan serta sarana komunikasi dari guru kepada peserta didik.

1.    Peninggalan Sejarah
1.1    Jenis-Jenis Peninggalan Sejarah
a.    Bangunan
·      Prasasti
Prasasti adalah semacam piagam tertulis yang ditemukan pada benda-benda seperti batu, besi, atau tembaga. Prasasti yang tersebar di Indonesia merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan, antara lain:
1.      Prasasti peninggalan Kerajaan Kutai berupa tujuh buah Yupa yang ditulis dalam bahasa Sanskerta,
2.      Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara adalah Prasasti Ciaruteum, Kebon Kopi, Tugu, Muara, Cianten dan Pasir Awi,
3.      Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri adalah Prasasti Hantang, Talang dan Semanding,
4.      Prasasti peninggalan Kerajaan Singasari adalah Prasasti Singasari dan Mulamalurung, dan
5.      Prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya adalah prasasti Karang Berahi, Kota Kapur, Telaga Batu, Talang Too dan Kedukan Bukit.
·      Candi
Candi adalah bangunan kuno peninggalan sejarah dari zaman dahulu yang masih ada hingga sekarang. Beberapa candi di Indonesia antara lain Candi Muara Takus, Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Candi Kalasan.
·      Arca atau Patung
Arca atau patung pada zaman dahulu dibuat untuk menghormati raja atau dewa. Patung-patung tersebut biasanya di simpan dalam candi. Patung-patung peninggalan sejarah yang bercorak Agama Hindhu adalah Patung Syiwa, Patung Brahma dan Patung Wisnu. Patung-patung yang bercorak Agama Buddha adalah Patung Maitreya, Patung Manjutri dan Patung Wajaprani.
·      Relief
Relief biasanya terdapat pada dinding candi. Relief pada dinding candi menggambarkan sebuah alur cerita. Ada juga relief yang merupakan hiasan saja.
·      Istana
Istana adalah bangunan yang luas tempat kediaman para raja dan punggawa. Beberapa contoh istana adalah Istana Siak di Riau, Keraton Kasultanan Yogyakarta, Keraton Kasepuhan Cirebon, Istana Kasultanan Pontianak, Keraton Kasunanan Surakarta, Istana Sultan Ternate dan Istana Sultan Deli.
·         Masjid dan Makam
Masjid merupakan peninggalan sejartah bercorak Islam. Beberapa masjid yang bersejarah di Indonesia adalah Masjid Aceh, Masjid Agung Banten, Masjid Makam Sedangduwur (Jawa Timur), Masjid Kudus, Masjid Demak dan Masjid Jami Pontianak.
Makam, merupakan tempat untuk menguburkan orang-orang yang sudah meninggal. Beberapa contoh makam antara lain Makam Sultan Malik as-Shaleh, dan Makam Sultan Iskandar Muda (NAD), Makam Maulana Malik Ibrahim (Gresik), Makam raja-raja Jawa (Imogiri, Yogyakarta) dan Makam para Wali Sanga.
·      Benteng
Benteng berfungsi untuk daerah pertahanan. Benteng-benteng yang masih ada sekarang, yaitu Benteng Fort Rotterdam (Makasar), Benteng Fort de Kock (Bukit Tinggi) dan Benteng Otanah (Gorontalo).

b.    Karya Sastra
Beberapa karya sastra peninggalan kerajaan masa lalu, antara lain:
1.    Kerajaan Mataram: Kitab Ramayana karangan Mpu Walmiki dan Kitab Mahabharata karangan Mou Wiyasa.
2.    Kerajaan Majapahit: Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular dan Kitab Arjunawijaya karangan Mpu Tantular.

1.2     Manfaat Peninggalan Sejarah
Manfaat dari adanya peninggalan sejarah akan dijelaskan seperti dibawah ini:
a.    Sebagai bukti yang tidak dapat dibantah kebenarannya
Misalnya kita akan membantah bahwa nenek moyang kita bukanlah bangsa yang bodoh. Bangsa Indonesia adalah keturunan bangsa yang mempunyai daya cipta yang mengagumkan. Kalau tidak ada buktinya, kita akan disanggah orang. Dengan peninggalan sejarah itu, kita dapat buktikan bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang bodoh, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang dibangun beberapa abad yang lalu, sampai sekarang masih dikagumi orang di seluruh dunia. Candi Borobudur dan Candi Prambanan dikagumi sebagai hasil ciptaan yang luar biasa.
Contoh lain bahwa peninggalan sejarah adalah bukti yang tidak dapat dibantah kebenarannya adalah kita menyatakan bahwa Bangsa Indonesia benci kepada penjajahan. Hal ini pun dapat kita buktikan dengan peninggalan sejarah, antara lain dengan pendirian benteng-benteng di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kaum penjajah selalu diganggu oleh perlawanan rakyat Indonesia, seperti:
1.    Benteng Victoria dan Benteng Duurstede di Maluku.
2.    Benteng Rotterdam di Ujung Pandang.
3.    Benteng Amsterdam di Manado.
4.    Benteng Speelwijk di Banten.
5.    Bénteng Vredenburg di Yogyakarta.
6.    Benteng Marlborough di Bengkulu dll.
Jadi, benteng-benteng didirikan untuk alasan pertahanan dan keamanan merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia selalu menentang penjajahan. Hal ini makin jelas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: “maka penjajahan diatas dunia harus dthapuskan....”.
b.    Memberikan Pelajaran Yang Sangat Berguna Bagi Kita
Misalnya bahwa kemerdekaan itu sungguh tak ternilai harganya. Sebagai bangsa yang pernah dijajah, bangsa Indonesia betul-betul menghargai kemerdekaan. Bangsa Indonesia sudah merasakan betapa pahitnya dijajah oleh bangsa lain. Jadi, melalui peninggalan, baik yang berupa teks Proklamasi maupun bendera pusaka yang dijahit Ibu Fatmawati menunjukkan suatu pengorbanan dan perjuangan yang besar dalam meraih kemerdekaan.
c.    Memajukan Pariwisata Dan Devisa Negara
Sekarang peninggalan-peninggalan sejarah di Indonesia dijadikan objek pariwisata untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Khususnya wisatawan mancanegara, peninggalan-peninggalan sejarah kita dapat meningkatkan penghasilan devisa negara. Devisa adalah alat-alat pembayaran luar negeri yang dibutuhkan oleh setiap negara. Dengan demikian, peninggalan sejarah membuat kita Iebih memahami sejarah, memiliki harga diri sebagai bangsa maupun memiliki kebanggaan nasional sebagai bangsa Indonesia di samping secara ekonomi mendatangkan pendapatan.
2.    Model Pembelajaran Media dalam Sejarah
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. Ciri-ciri model pembelajaran media:
a.       Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b.      Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
c.       Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil.
d.      Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah, diskusi dan learning strategi.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Sardiman A. M (2004:165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan dsb, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (1996:10) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar. Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.

3.    Peta, Atlas, Peta Dinding dan Peta Sketsa
3.1  Peta
Menurut  Internat ional Chartographic Association (ICA), peta adalah suatu gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi , yang ada kai tannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Peta adalah gambaran konvensional muka bumi atau benda angkasa yang meliputi perwujudan, letak maupun data yang berkaitan, seperti tampaknya apabila dilihat dari atas. Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut juga Ilmu Kartografi. Yang digunakan sebagai dasar-dasar atau patokan dalam pembuatan peta adalah berupa hasil pengukuran, foto udara atau citra satelit. Adapun syarat-syarat umum yang harus dimiliki oleh peta adalah
a.       Jelas, dan tidak membingungkan
b.      Mudah dimengerti maknanya
c.       Memberi gambaran mirip dengan wujud dan letak yang sebenarnya
d.      Bertampilan menarik, rapi dan bersih.
Selain memiliki syarat-syarat umum yang harus dimiliki oleh peta. Terdapat juga beberapa syarat-syarat khusus yang harus dimiliki oleh peta, yaitu:
a.       Judul Peta mencerminkan isi peta
b.      Skala Peta merupakan perbandingan jarak di peta dan jarak yang sebenarnya
c.       Orientasi Peta (petunjuk arah, biasanya berupa angka, panah dan huruf U)
d.      Sumber Peta, dicantumkan agar diketahui darimana sumber peta, data peta, dan pembuatanya
e.       Tahun Pembuatan atau Penerbitan Peta, penting untuk kemungkinan perubahan data dalam waktu tertentu
f.       Insert Peta, berfungsi sebagai petunjuk lokasi daerah yang dipetakan terhadap daerah sekitarnya
g.      Warna Peta, mempresentasikan (mewakili) objek dilapangan sehingga memiliki kemiripan dengan objek yang sesungguhnya di lapangan
h.      Tulisan (lettering), berfungsi memberikan penjelasan terhadap informasi lokasi, letak dan kenampakan objek geografi di dalam peta
i.        Garis Tepi Peta, berfungsi membatasi peta dengan semua komponen peta antara daerah yang dipetakan dengan daerah disekitarnya
j.        Garis Astronomi, berfungsi memberikan informasi posisi atau letak absolute suatu daerah yang dipetakan berdasarkan letak lintang dan bujurnya
k.      Legenda Peta, yang menyajikan symbol, tanda, atau singkatan yang digunakan pada peta.
Terdapat beberapa jenis peta diantaranya Peta Induk atau Peta Dasar, merupakan hasil survei permulaan dari geodesi, yang dapat digunakan untuk membuat peta-peta lain dan masih membutuhkan materi-materi tambahan serta hanya mencakup data-data pokok atau penting. Yang kedua yaitu Peta Topografi, merupakan peta yang menggambarkan kenampakan umum permukaan bumi secara detail. Serta yang ketiga yaitu Peta Tematik, merupakan peta yang menampilkan tema tertentu atau khusus.
Pada hakikatnya, peta berfungsi sebagai alat peraga untuk menyajikan atau memperoleh informasi yang terkandung dalam suatu wilayah. Informasi yang diperoleh dari peta seperti berikut ini:
a.       Lokasi atau letak suatu objek geografis di suatu wilayah
b.      Mengetahui luas dan jarak suatu wilayah di permukaan bumi
c.       Menggambarkan bentuk suatu wilayah yang sesungguhnya
d.      Menghimpun data geografis suatu wilayah dalam peta.




3.2  Atlas
Atlas adalah sekumpulan peta yang dijilid menjadi satu dalam bentuk buku dengan bahasa, simbol dan proyeksi yang umumnya seragam. Adapun syarat-syarat dari sebuah atlas adalah
a.       Menggambarkan suatu daerah dengan data yang akurat, misalnya negara-negara
b.      Memiliki formulasi warna atau simbol lain yang tepat sehingga tampak menarik
c.       Menggunakan proyeksi peta tertentu yang disesuaikan dengan tujuan
d.      Memiliki atribut dan informasi yang lengkap.
Jenis-jenis atlas yakni Atlas Nasional (berisi informasi geografi dan terikat pada suatu wilayah/negara tertentu). Atlas Dunia (menyajikan informasi tentang keadaan dunia seutuhnya mencakup benua, samudera, laut, pulau, kepulauan dll). Dan Atlas Semesta (menyajikan informasi tentang keadaan alam jagat raya). Adapun kegunaan dari atlas yaitu
a.       Memperlajari bentuk fisik suatu negara atau benua
b.      Mempelajari sistem tata surya, rasi bintang, peta langit, dan tata koordinat bintang
c.       Memperlajari letak astronomi, letak geografi, serta luas suatu negara dan benua di muka bumi
d.      Memperlajari kondisi fisik bumi, bentang alam, tata air, dan arus laut dunia, serta perkembangan aktual dunia
e.       Mempelajari sumber daya alam potensi yang bersifat hayati dan non hayati di daratan dan lautan
f.       Mempelajari persebaran suatu objek tertentu serta pertumbuhan sosial ekonomi, dan budaya penduduk di dunia.

3.3  Peta Dinding
Peta Dinding adalah sebuah peta kertas yang dapat digantungkan di dinding. Peta Dinding bukan berupa globe atau atlas tapi lebih mirip seperti poster. Peta Dinding dapat berukuran kecil dan sederhana atau bisa juga berukuran besar dan sangat detil, hal itu tergantung pada keinginan Anda (Kelly Nuttal).

3.4  Peta Sketsa
Peta sketsa adalah peta yang dibuat berdasarkan kemampuan seseorang dalam mengingat suatu wilayah atau tempat di sekitarnya. Peta sketsa dapat dikatakan juga sebagai peta sederhana, yaitu gambaran suatu tempat yang dibuat dengan corat-coret, tidak menggunakan ilmu pasti, dan tentu saja hasilnya kurang akurat jika dibandingkan dengan peta bagan yang dibuat oleh jawatan topografi.
Peta sketsa biasanya banyak digunakan oleh para pramuka untuk menggambarkan lokasi perkemahan ataupun kegiatan kecakapan kepramukaan. Selain pramuka, kalangan pecinta alam biasanya menggunakan peta-peta bagan untuk melengkapi laporan perjalanan yang dilakukan.
Membuat peta sketsa akan lebih mudah dilakukan jika mengetahui lokasi yang akan digambar. Jika tidak mengetahui lokasi yang akan digambarkan maka perlu mencari peta yang berisi daerah yang akan digambarkan. Hal ini berguna untuk mendapatkan sedikit gambaran tentang keadaan alam dan sosial budaya pada lokasi yang akan digambar. Untuk mempermudah pembuatan peta sketsa terlebih dahulu kita harus mengetahui jarak antara dua objek, arah, dan objek utama.

4.    Ruang Lingkup Sejarah
Secara etimologi atau asal katanya Sejarah diambil dari berbagai macam istilah. Kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun artinya pohon, Mereka mengenal juga kata syajarah annasab, artinya pohon silsilah. Pohon dalam hal ini dihubungkan dengan keturunan atau asal usul keluarga raja/ dinasti tertentu. Hal ini dijadikan elemen utama dalam kisah sejarah pada masa awal. Dikatakan sebagai pohon sebab pohon akan terus tumbuh dan berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih komplek atau maju. Sejarah seperti pohon yang terus berkembang dari akar sampai ke ranting yang terkecil.
a.       Dalam bahasa Jerman, yaitu Geschichte berarti sesuatu yang telah terjadi.
b.       Dalam bahasa Belanda yaitu Geschiedenis, yang berarti terjadi.
c.        Dalam bahasa Inggris yaitu History, artinya masa lampau umat manusia.
d.       Kata History sebenarnya diturunkan dari bahasa latin dan Yunani yaitu Historia artinya informasi/pencarian, dapat pula diartikan Ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa pengkajian sejarah sepenuhnya bergantung kepada penyelidikan terhadap perkara-perkara yang benar-benar pernah terjadi. Istor dalam bahasa Yunani artinya orang pandai Istoria artinya  ilmu yang khusus untuk menelaah gejala-gejala dalam urutan kronologis.
Berdasarkan asal kata tersebut maka sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia. Sejarah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau modern. Berdasarkan bahasa Indonesia, sejarah mengandung 3 pengertian:
a.       Sejarah adalah silsilah atau asal-usul.
b.      Sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
c.       Sejarah adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Jadi pengertian sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

4.1    Sejarah Sebagai Ilmu Masa Lampau
Sejarah akan senantiasa membahas masyarakat dari segi waktu. Karena itu sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu tentang waktu. Sebagai ilmu tentang masa lampau (sesuatu yang sudah terjadi), berarti sejarah itu ilmu empiris. Dalam memahami sejarah sebagai ilmu, untuk memudahkan memberikan pemahaman, maka ada tiga pengertian tentang sejarah itu sendiri.
a.       Sejarah Sebagai Peristiwa, berarti suatu kejadian di masa lampau, atau sesuatu yang sudah terjadi dan hanya sekali terjadi (einmalig), tidak bisa diulang. Peristiwa yang bersifat absolute dan objektif.
b.      Sejarah sebagai Kisah, sejarah sebagai hasil rekontruksi dari suatu peristiwa oleh para sejarawan. untuk mewujudkan sejarah sebagai kisah maka disusunlah fakta-fakta yang diperoleh atau dirumuskan dari sumber sejarah untuk dilakukan proses rekontruksi dengan metode dan metodologi sejarah.
c.       Sejarah Sebagai Ilmu, sejarah sebagai ilmu sudah bersifat empiris, memiliki objek, tujuan dan memiliki metode. Dengan penjelasan sebagai berikut:
1.      Empiris, ilmu sejarah melakukan kajian atau peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi pada masa lampau.
2.      Objek dari penulisan sejarah adalah perubahan atau perkembangan aktivitas manusia. Karena objeknya terkait manusia, maka ilmu sejarah dimasukkan dalam ranah ilmu-ilmu humaniora.
3.      Teori, sejarah memiliki teori atau yang disebut sebagai filsafat sejarah kritis.
4.      Generalisasi, dalam setiap stusi dari suatu ilmu kemudian ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut biasanya kesimpulan umum atau general. Kesimpulan dari ilmu sejarah adalah kesimpulan yang lebih mendekati pola-pola atau kecenderungan dari suatu peritiwa. Kesimpulan sejarah tidak bisa diakui sebagai kebenaran dimana-mana. Tetapi kesimpulan sejarah sebagai koreksi atas kesimpulan ilmu lainnya haruslah dimiliki untuk berlaku hati-hati adalam penelitian dan menarik suatu kesimpulan.
d.      Sejarah Sebagai Seni
Sejarawan tidak bisa sembarangan menghadirkan peristiwa sejarah sebagai kisah sejarah. Kisah sejarawan akan memiliki daya tarik tersendiri apabila sejarawan memiliki intuisi, imajinatif, emosi dan gaya bahasa yang baik. Intuisi diperlukan oleh sejarawan saat memilih topik hingga merangkai seluruh fakta menjadi sebuah kisah. Imajinatif sejarawan digunakan untuk menyususun fakta-fakta sejarah yang berhasil ditemukan agar menjadi utuh dan bulat sehingga mudah dipahami. Kontruksi atau gambaran sejarawan tentang sebuah peristiwa jelas tidak bisa sama persis dengan peristiwa yang sebenarnya sehingga sejarawan membutuhkan imajinatif untuk merangkai fakata-fakta sejarah yang sudah tersedia. Oleh Karena itu, sejarawan memiliki emosi untuk menyatukan perasaan dengan objeknya agar para pembaca seolah-olah terlibat langsung dengan suatu peristiwa sejarah. Akhirnya, seluruh pengisahan sejarah harus didukung dengan penggunaan gaya bahasa yang lugas dan hidup.

4.2    Periodisasi, Kronologi dan Kronik
a.    Periodisasi
Periodisasi merupakan pembabakan waktu dalam sejarah berdasarkan dimensi ruang, waktu dan tema-tema tertentu. Rentang waktu yang panjang menjadikan perjalanan sejarah mengalami beberapa perubahan. Periodisasi biasanya didasari atas  suatu momentum tertentu. Periodisasi pun berkembang berdasarkan pendapat seperti Prof. Dr. Soekanto dan Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo. Pembabakan periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut:
1.      Zaman Pra-aksara
2.      Zaman Hindu-Budha
3.      Zaman Islam
4.      Zaman Kolonial Belanda
5.      Zaman Pendudukan Jepang
6.      Zaman Kontemporere (Revolusi Kemerdekaan hingga saat ini.
b.    Kronologi
Kronologi adalah urutan peristiwa yang dimualai dari peristiwa yang paling awal terjadi sampai yang terakhir berakhir. Kata kronologi bersal dari kata chronos (waktu) dan logos (ilmu) yang berasal dari kata Yunani. Jadi secara harfiah kronologi bisa diartikan sebagai ilmu tentang waktu. Kronologi bisa disusun berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya suatu peristiwa sejarah.

c.    Kronik
Kronik adalah catatan-catatan kejadian secara singkat dari waktu ke waktu secara berurutan. Kronik terikat pada waktu, bukan sumber. Kronik adalah bentuk sejarah, tetapi mati Karena ahanya urutan-urutan tanggal dan peristiwa tanpa adanya penjelasan. Hal ini berbeda dengan kronologi yang terdapat deskripsi suatu peristiowa sejarah walaupun hanya singkat.

5.    Media Audio
Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Media Audio menurut Sadiman (2005:49) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai (2003:129) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa media audio pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara-suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Fungsi media audio menurut Arsyad (2003:44) beliau mengutip pendapat Sudjana dan Rivai (1991:130) yaitu untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa:
a.    Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
b.    Mengikuti pengarahan
c.    Melatih daya analisis
d.   Menentukan arti dan konteks
e.    Memilah informasi dan gagasan
f.     Merangkum , mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari media audio adalah sebagi alat bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan. Selain itu juga Sudjana (2005:129 ) menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam:
a.       Pengajaran musik literaty (pembacaan sajak) dan kegiatan dokumentasi
b.      Pengajaran Bahasa Asing, baik secara Audio ataupun secara Audio Visual
c.       Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan
d.      Paket-paket untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.

6.    Audiovisual
Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap dan ide. Dari hasil penelitian media audiovisual dapat membantu dalam pengajaran apabila dipilih secara bijaksana dan digunakan dengan baik. Beberapa manfaat alat bantu  audiovisual adalah
g.    Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar
h.    Mendorong minat
i.       Meningkatkan pengertian yang lebih baik
j.      Melengkapi sumber belajar yang lain
k.     Menambah variasi metode mengajar
l.      Menghemat waktu
m.   Meningkatkan keingintahuan intelektual
n.    Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu
o.    Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama
p.    Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.

7.    Proyeksi
a.       Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector atau OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
1.      Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
2.      Membuat sendiri secara manual
b.      Film bingkai atau slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

8.    Media Modern: Komputer (Power Point) Dan Internet (Blog)
Media modern merupakan suatu media yang dinilai lebih unggul karena lebih cepat dan mampu menaklukkan ruang dan waktu. Akan tetapi media jenis ini tidak dapat diterapkan secara efektif di kalangan masyarakat pedesaan karena adanya kendala aksesibilitas. Jenis media modern misalnya seperti komputer yang merupakan alat yang dipakai untuk mengolah data menurut perintah yang telah dirumuskan. Di dalam komputer sudah tersedia berbagai program, misalnya Microsoft PowerPoint yang merupakan sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft yang mampu mengolah objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya kemudia diposisikan dalam beberapa halaman individual yang disebut dengan slide.

9.    Media Cetak
Media cetak bagi masyarakat masih dipahami secara sempit, banyak orang yang beranggapan bahwa media cetak sama dengan pengertian surat kabar atau majalah. Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat disamping media elektronik dan media digital. Dari pengertian diatas, dapat dilihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang di dalamnya berisi informasi yang di dalamnya terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok tertentu saja.
Dari pengertian media cetak diatas nampak keunggulan media ini dibandingkan dengan media elektronik dan media digital. Media cetak bisa menyampaikan sebuah informasi secara mendetail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik dan digital lebih mengutamakan kecepatan informasi, sehingga tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan berulang-ulang.
Secara umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia diklasifikasikan menjadi delapan bagian. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada waktu terbit media itu. Hal ini sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika. Kedelapan jenis media cetak tersebut di antaranya adalah:
a.       Surat Kabar Harian
b.      Surat Kabar Mingguan
c.       Majalah Mingguan
d.      Majalah Tengah Bulan
e.       Majalah Bulanan
f.       Majalah Dwibulanan
g.      Majalah Tribulanan
h.      Bulletin

10.    Media Grafis
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka dan simbol atau gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Saluran yang dipakain menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan dismapaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Berikut ini adalah macam-macam media grafis:
a.       Diagram
Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbal balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan.
Berdasarkan konsep tersebut, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.
b.      Grafik
Grafik adalah suatu grafis yang menggunakan titik-titik atau garis untuk menyampaikan informasi statistik yang saling berhubungan. Dengan berasumsi pada pengertian grafik tersebut, dalam proses belajar mengajar, grafik mempunyai fungsi untuk memperlihatkan perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan sederhana, terutama pada penyajian secara statistik.
c.       Poster
Poster merupakan kombinasi visualisasi yang kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Media ini pada umumnya digunakan untuk mengenalkan suatu produk dari suatu perusahaan atau digunakan sebagai sarana promosi.
d.      Kartun
Kartun adalah menggambarkan dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Dengan berasumsi pada konsep tersebut di atas, kartun dapat digunakan sebagai alat bantu proses pengajaran walaupun banyak kartun yang membuat orang-orang tersenyum, tetapi pada dasarnya kartun mempunyai manfaat dalam proses belajar mengajar terutama dalam penjelasan rangkaian bahan satu urutan logis atau mendukung makna.
e.       Komik
Komik merupakan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu berita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan di rancang untuk memberikan hiburan pada pembaca.
f.       Gambar
Media grafis paling umum digunakan dalam PBM, karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah dimengerti oleh peserta didik. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya visual konkrit menampilkan objek sesuai dengan bentuk dan wujud aslinya sehingga tidak verbalistik.
g.      Bagan
Bagan merupakan media yang berisi tentang gambar-gambar keterangan-keterangan, daftar-daftar dan sebagainya. Bagan digunakan untuk memperagakan pokok-pokok isi bagan secara jelas dan sederhana antara lain: perkembangan, perbandingan, struktur, organisasi.




DAFTAR BACAAN

Ade Koesnandar. 1999. Dasar-Dasar Program Audio. Jakarta: Pusat Teknologi     Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim. Pengertian Media Audio Visual. [serial on line].
            Pengertian Media Audio Visual _ Audio Visual.htm. [diakses pada tanggal            1 Juni 2014].
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
            Aksara.
Arsyad, Ashar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
McGraw-Hill. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan   Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman, A. M. 2004. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar