Selasa, 26 April 2016

Telaah Kurikulum SMP/MTs Tahun 2004



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penerapan pendidikan berbasis kompetensi merupakan keputusan pemerintah untuk menghadapi persaingan pada era global. Persaingan yang terjadi pada era ini pada dasarnya terletak pada kualitas sumber daya manusia, yaitu kemampuan yang dapat dilakukan oleh sumber daya manusia. Kemampuan ini juga disebut sebagai kompetensi. Penerapan pendidikan berbasis kompetensi mencakup masalah kurikulum dan silabus serta penilaiannya. Oleh karena itu, diperlukan prosedur pengembangan kurikulum dan silabus serta penilaiannya.
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam.
Langkah awal dalam mengembangkan kurikulum dan silabus pada pendidikan berbasis kompetensi adalah menentukan kompetensi lulusan. Kompetensi lulusan dijabarkan berdasakan pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pada bab II pasal 3 Undang-Undang RI No. tahun 2003 tentang Sinstem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku kurikulum tersebut kita dapat mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum terhadap komponen-komponen kurikulum yang lain. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
                                                                     
                                                                     
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1     Apa definisi kurikulum 2004?
1.2.2     Apa tujuan dari kurikulum SMP tahun 2004?
1.2.3     Bagaimana karakteristik kurikulum SMP 2004?
1.2.4     Bagaimana ruang lingkup kurikulum SMP tahun 2004?
1.2.5     Bagaimana struktur kurikulumnya?
1.2.6     Bagaimana isi kurikulumnya?
1.2.7     Bagaimana posisi mata pelajaran sejarah?
1.2.8     Bagaimana alokasi waktunya?
1.2.9     Bagaimana prinsip dan metode pembelajaran yang digunakan?
1.2.10 Bagaimana evaluasi kurikulum SMP tahun 2004?
1.2.11 Bagaimana kelebihan dan kekurangan kurikulum 2004?

1.3  Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui definisi kurikulum 2004
1.3.2        Untuk mengetahui tujuan kurikulum SMP tahun 2004
1.3.3        Untuk memahami karakteristik kurikulum 2004
1.3.4        Untuk mengetahui lingkup kurikulum SMP tahun 2004
1.3.5        Untuk menganalisis struktur kurikulumnya
1.3.6        Untuk menganalisis isi kurikulumnya
1.3.7        Untuk mengetahui posisi mata pelajaran sejarah
1.3.8        Untuk mengetahui alokasi waktunya
1.3.9        Untuk mengetahui prinsip dan metode yang digunakan
1.3.10    Untuk mengetahui evaluasi kurikulum SMP Tahun 2004
1.3.11    Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum 2004














BAB 2.  PEMBAHASAN

2.1  Definisi Kurikulum 2004
Kurikulum merupakan seperangkat pelajaran yang harus diberikan kepada siswa dengan metode tertentu dan pengalaman belajar yang relavan dengan tujuan pembelajaran dibawah tanggung jawab sekolah.Dengan adanya kurikulum, maka kegiatan pembelajaran akan terarah sehingga tujuan pendidikan akan tercapai dan terlaksana dengan baik. Dalm hal ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam penyampaian bahan ajar, agar peserta didik bisa lebih mengerti dalam pengaplikasiannya.
Kurikulum ialah spesifikasi yang bertujuan untuk mengkomunikasikan keperluan dan kandungan untuk suatu cadangan pendidikan dalam bentuk yang boleh diterjemahkan secara berkesan dalam praktikal. (Stenhouse, 1971). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Kompetensi merupakan gabungan dari berbagai pengetahuan dan keterampilan serta aspek-aspek nilai dan tingkah laku yang dituangkan dan dipraktekkan dalam kebiasaan berfikir dan berbuat. Dari pengertian di atas, maka jelas bahwa suatu kompetensi harus didukung oleh pengetahuan, keterampilan, aspek nilai dan tingkah laku yang harus dimiliki oleh seseorang, yang mana keseluruhan tersebut harus menjadi bagian dari dirinya sehingga akan mempengaruhi dan memberi perubahan pada perilaku kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
Berdasarkan pengertian dari kurikulum dan kompetensi di atas, “Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.”
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2007, bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan ( BSNP, 2007 : 1).
  1. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik memiliki kompetensi dalam berbagai bidang kehidupan dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah dan madrasah atau sekolah (Departemen Agama, 2005 :12);
  2. Mulyasa (2004: 39), berpendapat bahwa kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu;
  3. Menurut Nana Syaodih (2005: 16), KBK adalah suatu konsep yang menekankan pengembangan kompetensi anak didik agar mempunyai profesionalisme dalam bidangnya, sehingga anak akan betul-betul mempunyai kompetensi sesuai yang diharapkan. 
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi, dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa. Dengan penilaian, kegiatan pembelajaran pemberdayaan sumber daya yang menekankan pada pengembangan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik.
Dalam KBK ini menuntut guru yang berkualitas dan professional untuk melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. KBK memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu dalam penerapan KBK perlu adanya kerjasama antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa). Di sisni tugas pendidik hanya sebagai fasilitator, dan peserta didik harus dapat memenfaatkan secara optimal.
Kurikulum mengacu pada pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari sekolah. Ada 4 komponen utama yang terdapat dalam suatu kurikulum, yaitu tujuan, materi, proses pembelajaran, dan system evaluasi. Dalam dunia pendidikan, kurikulum memiliki peran penting karena kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Apa yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran harus sejalan dengan kurikulum yang digunakan.Seiring dengan berkembangnya zaman, kurikulum pun mengalami perubahan dan perbaikan.

Kurikulum dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Akan tetapi, perubahan dan perbaikan kurikulum yang dilakukan harus memiliki landasan berpijak yang jelas dan kokoh. Perubahan dan perbaikan kurikulum yang tidak berpijak pada landasan yang kokoh, akan membuat bias dan tidak terarah sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai.Kurikulum 2004 yang dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kurikulum 1994 dari segi penyajian. Kurikulum Berbasis Kompetensi berisi kompetensi atau kemampuan dasar yang harus dicapai oleh peserta didik melalui materi pokok dan indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasikan pada perluasan wawasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, sebagai salah satu usaha untuk mempertahankan integritas bangsa melalui pembentukan- pembentukan individu yang cerdas, religious, toleran, mandiri, dan berdisiplin serta menjunjung tinggi moral dalam pergaulan antar sesama. Kurikulum Berbasis Kompetensi difokuskan pada peningkatan mutu hasil belajar dan peningkatan mutu lulusan. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh, melalui pendidikan dan latihan yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi dikembangkan untuk memberikan dasar keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan. Kompetensi dasar ini terdiri dari 4 kompetensi yaitu, kompetensi akademik, kompetensi okupasional, kompetensi cultural, dan kompetensi temporal.

2.2   Tujuan Kurikulum SMP Tahun 2004
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) disusun oleh pemerintah, karena pemerintah menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dari kurikulum yamg sebelumnya, yakni kurikulum 1994 yang hanya memfokuskan pada penyelesaian materi pelajaran saja, tanpa memperhatikan proses dan hasil dari pembelajaran itu sendiri. Padahal target pemerintah secara umum adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensai yang tinggi, yaitu lulusan yang memiliki kreatifitas, skils, kemandirian, mampu berinovasi serta mampu bersaing dengan masyarakat global.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang secara makro yakni membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, kemampuan berkomunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh. Maka adanya pengembangan kurikulum ke KBK adalah upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Melalui reformasi sekolah dalam dengan partisipasi orang tua, kerjasama dengan dunia Industri, ketentuan pengelolaan sekolah, profesionalisme guru, hadiah, dan hukuman sebagai kontrol dan lain-lain.
Selain itu, karena kurikulum pada dasarnya merupakan rencana/program tertulis untuk mencapai tujuan pendidikan dilembaga pendidikan maka KBK bertujuan untuk membantu dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut. Dan melihat dari sejarah pembentukannya jelas bahwa KBK dengan berbagai keunnggulannya bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum yang sebelumnya. Sedangkan meninjau dari ranah yang terkandung dalam KBK, maka KBK diharapkan mampu mengembangkan kemampuan anak, bukan hanya aspek kognitif, tetapi sampai pada ranah avektif dan psikomotorik.
Dengan demikian, maka tujuan pendidikan nasional secara mikro dapat tercapai, terutama dalam hal pembentukan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beretika karena dalam KBK dalam aspek afektifnya menekankan pada kompetensi sebagai berikut; siswa memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing, memiliki nilai-nilai etika dan estetika, dan memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora.
Adapun tujuan umum dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah memendirikan atau memperdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungannya. Sehingga dapat memunculkan generasi – generasi muda masa mendatang yang memiliki kompetensi yang multidimensional.  


2.3  Karakteristik Kurikulum SMP Tahun 2004
2.3.1    Karakteristik Kurikulum SMP Tahun 2004(secara umum)
Ø  Berbasis Kompetensi
Ø  Terdiri atas : SK, KD, MP dan Indikator Pencapaian

2.3.2    Karakteristik Kurikulum SMP Tahun 2004 (secara khusus)
Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial
Ø  Rasional
       Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diturunkan di muka bumi senantiasa berada pada dimensi ruang dan waktu. Pada tataran ruang dan waktu inilah manusia menjalani suatu kehidupan. Di dalam menjalani kehidupan itu manusia akan terkait dengan beberapa aspek kehidupan dan kegiatan. Ini artinya keberadaan manusia di dunia ini tidak terlepas dari tiga hal, ruang, waktu dan perjuangan hidup. (Daldjoni, 1981)
Unsure ruang terkait dengan studi geografi, yang memaparkan aktifitas dan peranan manusia dalam upaya beradaptasi dengan tantangan dan tawaran lingkungan alam dan manusia (adaptasi ekologi). Unsure waktu terkait dengan studi sejarah yang memaparkan peristiwa dan perubahan masyarakat, pengalaman umat manusia dari masa lampau untuk memahami dan menjadi pelajaran hidup masa kini serta merencanakan masa yang akan dating. Dalam hal ini ada proses pewarisan budaya. Sementara yangterkait dengan perjuangan hidup menyangkut beberapa aspek dan aktivitas, seperti upaya pemenuhan kebutuhan (ekonomi), struktur dan hubungan antar anggota masyarakat (sosiologi), tertib masyarakat (hukum), kekuasaan dan kewenangan (politik), hasil kebudayaan manusia (antopologi budaya), peristiwa masa lampau yang penting dan bermakna (sejarah), dan system berbangsa dan bernegara (kewarganegaraan).
Sosiologi ,geografi, ekonomi, hokum, politik, antropologi budaya, sejarah, dan kewarganegaraan sebagaimana telah disebutkan di muka, adalah cabang-cabang ilmu sosial. Dari cabang-cabang ilmu sosial itulah kemudian diambil dalam bahan ajar (mata pelajaran). Mata pelajaran Pengetahuan Sosial di jenjang SMP mengambil bahan ajar dari cabang-cabang ilmu sosial tersebut, khususnya sosiologi ,geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan. Dengan demikian mata pelajaran Pengetahuan Sosial di SMP merupakan perpaduan dari mata pelajaran dan materi sosiologi ,geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan.
Ø Karakteristik Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial
Beberapa karakteristik mata pelajaran sosial untuk SMP antara lain :
1)      Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan antara sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan.
2)      Materi kajian Pengetahuan Sosial berasal dari struktur keilmuan sosiologi ,geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan.
3)      Materi Pengetahuan Sosial juga menyangkut masalah sosial dan tema-tema yang dikembangkan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Interdisipliner maksudnya melibatkan disiplin ilmu ekonomi, geografi dan sejarah. Multidisipliner artinya materi kajian itu mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat.
4)      Materi pengetahuan sosial menyangkut peristiwa dan perubahan masyarakat masa lalu dengan prinsip sebab akibat dan kronologis, masalah-masalah sosial, dan isu-isu global yang terjadi di masyarakat, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, serta upaya perjuangan untuk survive (perjuangan hidup), termasuk perjuangan hidup untuk mencapai kemakmuran serta system berbangsa dan bernegara.

2.4 Ruang Lingkup Kurikulum SMP Tahun 2004
Komponen kurikulum KBK merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen, yaitu:

a. Kurikulum dan Hasil Belajar
Memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun.

b. Penilaian Berbasis Kelas
Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, dan memuat pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.

c. Kegiatan Belajar Mengajar
Memuat gagasan kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis agar pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai tidak mekanistik.

d. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat kurikulum (a.l silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem informasi kurikulum

.
2.5 Struktur Kurikulumnya
Kerangka dasar dan struktur kurikulum sesuai PP No. 19 th 2005, memuat :
(1)   standar kompetensi
Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
Cakupan standar kompetensi:
·         standar isi (content standard) dan,
·         standar penampilan (performance standard).
(2)   kompetensi dasar
Kompetensi dasar  merupakan jabaran dari standar kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi

(3)   materi pokok
Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran.
(4)   indikator pencapaian
Indikator pencapaian dimaksudkan adalah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.

Struktur Kurikulum SMP Tahun 2004
KOMPONEN
KELAS/ALOKASI WAKTU
A.    MATA PELAJARAN
VII
VIII
IX
1.      Pendidikan Agama
2
2
2
2.      Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3.      Bahasa dan Sastra Indonesia
5
5
5
4.      Bahasa Inggris
4
4
4
5.      Matematika
5
5
5
6.      Sains
5
5
5
7.      Pengetahuan social
4
4
4
8.      Kesenian
2
2
2
9.      Pendidikan Jasmani
3
3
3
10.  Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
2
A.    MUATAN LOKAL



B.     PEMBIASAAN
2
2
2
JUMLAH
36-40
36-40
36-40


2.6 Isi Kurikulum SMP Tahun 2004
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja.
Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. mulai di berlakukan pula wajib pramuka sebagai nilai tambah ekstrakulikuler.
Berikut isi Kurikulum SMP 2004
A. Mata Pelajaran
     1.   Pendidikan Agama
     2.         Pendidikan Kewarganegaraan
     3.         Bahasa Indonesia
     4.         Bahasa Inggris
     5.         Matematika
     6.         Ilmu Pengetahuan Alam
     7.         Ilmu Pengetahuan Sosial
     8.         Seni Budaya
     9.         Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
   10.         Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri

2.7 Posisi Mata Pelajaran Sejarah
Dalam kurikulum tahun 2004 pada pendidikan dasar dikenal dengan IPS, dengan disiplin ilmunya sejarah nasional, geografi, koperasai dan ilmu bumi. Pada tingkat menengah pertama materi Pengetahuan sosial menjadi salah satu mata pelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi, mulai dari kelas VII sampai kelas IX (SMP dan MTS). Melalui mata pelajaran pengetahuan sosial peserta didik diarahkan, di bimbing, dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang baik.
2.8 Alokasi Waktunya
Alokasi per jam mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah 1 x 45 menit. Dan mata pelajaran Pengetahuan Sosial dalam kurun waktu per minggunya ada  8 x 45 menit.

2.9 Prinsip dan Metode Pembelajaran Pada Kurikulum SMP Tahun 2004      
Prinsip Kurikulum SMP Tahun 2004
Dalam dokumen pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi dikemukakan ada 12 prinsip yang digunakan dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2001 dan prinsip yang sama tetap digunakan dalam revisi terakhir kurikulum yang dilakukan pada akhir tahun 2003. Keduabelas prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestika
Kurikulum merupakan input instrumental yang digunakan untuk menyeimbangkan pengalaman belajar yang mengembangkan etika, estetika, logika, dan kinestika.Pengembangan etika dilaksanakan dalam rangka penanaman nilai-nilai sosial dan moral termasuk menghargai danmengangkat nilai-nilai pluralitas dan nilai-nilai universal.Pengembangan estetika menempatkan pengalaman belajar dalam konteks holistik dan total untuk memberikan ruang bagi pengalaman estetik dengan melalui berbagai kegiatan yang dapat mengekspresikan gagasan, rasa, dan karsa.
Logika yang dikembangkan termasuk berpikir kreatif dan inovatif dengan keseimbangan yang nyata antara kognisi dan emosi dapatmemberikan keterampilan kognitif sekaligus dengan keterampilan interpersonal.
b. Kesamaan Memperoleh Kesempatan
Setiap orang berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya. Untuk itu perlu adanya jaminan keberpihakan kepada peserta didik yang kurang beruntung dan segi ekonomi dan sosial, yang memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul. Hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan upaya untuk menjamin persamaan memperoleh kesempatan pendidikan.
c. Memperkuat Identitas Nasional
Kurikulum harus menanamkan dan mempertahankan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia melalui pemahaman terhadap pentumbuhan peradaban bangsa Indonesia dan sumbangan bangsa Indonesia terhadap peradaban dunia. Dengan demikian kunikulum harus mempertahankan keberlanjutan tradisi budaya yang bermanfaat dan mengembangkan kesadaran, semangat, dan kesatuan nasional. Materi tentang pemeliharaan identitas nasionat patriotisme, sikap nonsektarian, kemampuan untuk bertoleransi terhadap perbedaan yang ditimbulkan oleh agama, ideologi, wilayah,bahasa, dan jender perlu diperhatikan dalam kurikulum.
d. Menghadapi Abad Pengetahuan
Globalisasi dalam bidang informasi, komunikasi, dan teknologi menyebabkan semakin meningkatnya fenomena perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Pasar bebas, kemampuan bersaing, serta penguasaan pengetahuan dan teknologi menjadi makin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Sumber daya alam yang makin terbatas tidak lagi dapat menjadi tumpuan modal karena sumber kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dan modal fisik ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kredibilitas. Pada abad pengetahuan ini dipenlukan masyarakat yang berpengetahuan yang diperoleh dengan cara belajar sepanjang hayat.
Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai oleh masyarakat sangat beragam dan berkualitas, sehingga diperlukan kunikulum yang mendorong untuk meningkatkan 4/18 kemampuan metakognitif dan kemampuan berpikir dan belajar dalam mengakses, memilih, menilai pengetahuan, dan mengatasi situasi yang membingungkan dan penuh ketidakpastian.
e. Menyongsong Tantangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Revolusi dalam teknologi informasi dan komunikasi merupakan tantangan fundamental yang dapat mengubah masyarakat biasa ke dalam masyarakat informasi dan masyarakat pengetahuan. Teknologi informasi dan komunikasi berpotensi untuk menyediakan kemudahan belajar elektronik atau belajar dengan kabel on-line yang memperrnudah akses ke dalam informasi dan ilmu pengetahuan baru yang tidak tertulis dalam kunikulum. Oleh karena itu diperlukan kurikulum yang luwes dan adaptif terhadap berbagai pengetahuan baru sesuai dengan keadaan zaman.
f. Mengembangkan Keterampilan Hidup
Pendidikan perlu menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan keterampilan hidup untuk menghadapi tantangan hidup yang terjadi di masyarakatnya. Beberapa aspek utama keterampilan hidup antara lain kerurnahtanggaan, pemecahan masalah, berpikir kritis, komunikasi, kesadaran diri, menghindari stres, membuat keputusan, berpikir kreatif, hubungan interpersonal dan pemahaman tentang berbagai bentuk pekerjaan serta kemampuan vokasional disertai sikap positif terhadap kerja. Oleh karena itu, di dalam kunikulum perlu dimasukan ketenampilan hidup agar peserta didik memiliki kemampuan bersikap dan berpenilaku adaptif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif.
g. Mengintegrasikan Unsur-unsur Penting ke Dalam Kurikuler
Kurikulum perlu memuat dan mengintegrasikan pengetahuan dan sikap tentang budi pekerti, hak asasi manusia, pariwisata, lingkungan hidup dan kependudukan, kehutanan, home economics, pencegahan konsumerisme, pencegahan HIV/AIDS, penangkalan penyalahgunaan narkoba, perdamaian, demokrasi, dan peningkatannilai universal.
h. Pendidikan Alternatif
Pendidikan tidak hanya terjadi sccara formal di sekolah tetapi juga harus terjadi di mana saja. Hal itu sangat penting terutama dalam rangka mencapai universalisasi dan demokratisasi pendidikan. Pendidikan alternatif meliputi antara lain pendidikan non-formal, pendidikan terbuka, pendidikan jarak jauh, sistem lain yang lentur yang diselenggarakan oleh pemenintah atau organisasi non-pemerintah.
i. Berpusat Pada Anak Sebagai Pembangun Pengetahuan
Upaya untuk memandinikan peserta didik untuk belajar, benkolaborasi, membantu teman, mengadakan pengamatan, dan penilaian din untuk suatu refleksi akan mendonong rnereka untuk membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian pandangan baru akan diperoleh melalui pengalaman langsung secana lebih efektif. Dalam hal ini, peran utama guru adalah sebagai fasilitator belajar.
j. Pendidikan Multikultur dan Multibahasa
Indonesia terdiri atas masyarakat dengan beragam budaya, bahasa, dan agama. Implikasi dari hal tersebut yaitu bahwa dalam pendidikan perlu menerapkan metodik yang produktif dan kontekstual untuk mengakomodasikan sifat dan sikap masyarakat pluraristik dalam kerangkapembentukan jati diri bangsa.
j. Penilaian Berkelanjutan dan Komprehensif
Kurikulum harus menanggapi kebutuhan belajar peserta didik untuk mengetahui hasil belajarnya. Hassil belajar dipandang sebagai umpan balik untuk perbaikan lebih lanjut terhadap segala kekurangan dan kelebihan peserta didik selama belajar dalam kurun waktu tertentu. Hasil dan suatu penilaian umumnya tergantung pada identifikasi jenis dan alat penilaian yang digunakan serta tujuan, kritenia penilaian. dan interpretasi hasil. Relevansi, reliabilitas, dan validitas penilaian merupakan prosedur yang menentukan kualitas umpan balik. Penilaian berkelanjutan mengacu kepada penilaian yang dilaksanakan oleh guru itu sendiri dengan proses penilaian yang dilakukan secara transparan. Penilaian harus dilakukan secara komprehensif yang mencakup aspek kompetensi akademik dan keterampilan hidup.
k. Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan harus berlanjut sepanjang hidup manusia dalam rangka untuk mengembangkan, menambah kesadaran, dan selalu belajar tentang dunia yang berubah dalam segala bidang. Dengan demikian, kerusakan dan keusangan pengetahuan dapat dihindari. Dalam hal ini, kurikulum harus menyediakan kompetensi dan materi yang berguna bagi peserta didik bukan hanya untuk kepentingannya di masa sekarang, tetapi juga kepentingannya di masa yang akan datang dengan memberikan fondasi yang kuat untuk inkuiri dan memecahkan masalah yang merupakan titik awal untuk menguasai cara berpikir bagaimana berpikir dan belajar sepanjang hidupnya.

Metode Pembelajaran pada Kurikulum SMP 2004
·       Metode tanya jawab, adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
Tujuan :
1.    Untuk mengetahui sampai sejauh mana pelajaran telah dikuasai oleh siswa
2.    Untuk merangsang siswa berpikir
3.   Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
·       Metode diskusi(discussion), diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsure-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang di bina bersama.
·       Metode Demonstrasi dan Eksperimen, metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Maksud kedua metode ini adalah untuk mengetahui tentang :
1.    Bagaimana proses mengaturnya?
2.    Bagaimana proses membuatnya?
3.    Bagaimana proses bekerjanya?
4.    Bagaimana proses menggunakannya?
5.    Bagaimana proses mengetahui kebenarannya?
6.    Terdiri dari apa saja?
7.    Cara mana yang paling baik?
·       Metodeproblem solving (memberi pemecahan masalah), bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
·       Metode latihan (drill), pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode ini :
1.    Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan, dll.
2.    Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan, penggunaan rumus-rumus.
3.    Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, symbol peta, dll.
·       Metode karya wisata (field trip), karya wisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan karya wisata dalam arti umum. Karya wisata disini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.

2.10 Evaluasi
Evaluasi diklasifikasikan menjadi lima komponen penunjang yang meliputi:
  1. Prinsip acuan kriteria
Aplikasi Kurikulum Berbasis Kompetensi lebih sesuai menggunakan penilaian acuan patokan atau kriteria (PAP). Dengan asumsi semua orang biasa belajar apa saja namun jumlah waktu yang dibutuhkan berbeda. Konsekuensi penggunaan acuan ini adalah pelaksanaan program remidi (pembelajaran ulang) bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria keberhasilan.
Tujuan penelitian dengan acuan kriteria adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dasar seorang peserta didik setelah menempuh pembelajaran. Jika penilaian yang dimaksud adalah penilaian formatif. Maka penilaian acuan kriteria diterapkan untuk mengetahui sejauh mana suatu kompetensi dasar telah dikuasai oleh siswa.
2. Interpretasi hasil tes
Interpretasi hasil tes dalam penilaian acuan kriteria menggunakan skala persentil (1 - 100). Skor yang dilaporkan dalam skala persentil merupakan persentase penguasaan materi yang dipelajari.
3. Interpretasi hasil non-tes
Interpretasi terhadap hasil non-tes umumnya dibuat dalam skala bertingkat (rating scale), misalnya dengan skala 1-5 atau 1-4 atau yang lain, tergantung skala yang digunakan.
4. Evaluasi hasil tes
Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standart keberhasilan. Sebagai contoh, jika 75% siswa sudah berhasil dengan baik menguasai kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran, maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan catatan guru memberikan perbaikan (remidi) dengan cara tertentu (individual) bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan. Tujuannya untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai kompetensi atau kemampuan tertentu.
5. Evaluasi hasil non-tes
Evaluasi hasil non-tes antara lain untuk mengetahui minat siswa terhadap mata pelajaran Pengetahuan Sosial. Seperti dalam interpretasi hasil non tes di atas, evalusi ini berangkat dari minat peserta didik terhadap mata pelajaran Pengetahuan Sosial, yang diukur dengan skala sikap 1-5.

1.2.11 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2004
a. Kelebihan
Mengembangkan kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran;
1.    Mengembangakan pembelajaran berpusat pada siswa (student oriented);
2.    Guru berwenang  menyusun silabus yan sesuai dengan kondisi sekolah;
3.    Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek;
4.    Penilaian yang menekankan pada proses.

b. Kelemahan
1.    Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih teacher oriented;
2.    Kualitas SDM urutan 109 dari 179 negara Human Development Index;
3.    Tidak bisa diimplementasikan secara komprehensif karena kurang sarana;
4.    Tidak ada payung hukum tentang pelaksanaan KBK;
5.    Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun;
6.    Urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar berubah-ubah.


BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan yang bahwa yang melatar belakangi dirumuskannya kurikulum berbasis kompetensi diantaranya adalah masalah internal pendidikan, yaitu di samping rendahnya kualitas pendidikan juga tatanannya yang belum tersusun dengan jelas. Selain itu juga masalah global, yaitu untuk mengatasi tuntutan perkembangan jaman.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Karakteristik KBK antara lain mencakup : Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasika ; Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagamaan ;  Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang  bervariasi ;   Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif ;  Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Pelaksanaan atau implementasi KBK adalah sebagai proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi KBK yang telah dilakukan tersebut meliputi beberapa prinsip yaitu : Kegiatan Belajar Mengajar ; Penilaian Berbasis Kelas. ; Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah..
Evaluasi kurikulum diadakan dengan tujuan untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan dan penerapan kurikulum berstandar nasional yang dipakai sebagai pedoman pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di daerah/sekolah,  nantinya akan dijadikan acuan untuk perkembangan kurikulum selanjutnya.

3.2 Saran
Makalah ini merupakan sebuah produk ilmiah dari kelompok kami. Bila dalam penulisan, materi, maupun hal – hal terkait lainnya terdapat kesalahan itu semata – mata karena kehilafan kelompok kami. Karena dengan adanya kesalahan tersebut kedepannya kami akan membenahinya agar produk penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi, baik itu mencakup lembaga formal maupun non formal.
















DAFTAR PUSTAKA

       Depdiknas, Balitbang. “Kurikulum Berbasis Kompetensi” , Katalog Dalam  Terbitan. Jakarta: 2003.
                Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,  Jakarta : Rineka Cipta
       Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan Implementas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
       Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi. Yogyakarta: TERAS