PERAN AMERIKA
SEBAGAI NEGARA ADIDAYA
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampuh Dr. Suranto
Makalah
Oleh:
NUR MA’RIFA 120210302087
KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena atas limpahan rahmat
dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Amerika Sebagai Negara Adidaya” dengan
tepat waktu. Yang mana penulisan makalah
ini saya gunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Amerika.
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Dr. Suranto selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Amerika. Saya
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi kepada saya dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, sehingga saya selaku penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang nantinya akan saya gunakan sebagai perbaikan makalah
ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun pembaca.
Jember, Mei 2014
Penulis
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hubungan
luar negeri Amerika Serikat dengan negara-negara bekas sekutunya serta musuhnya
pada pasca Perang Dunia II ditandai dengan upaya diplomatik untuk meningkatkan
hegemoni Amerika Serikat di seluruh dunia. Masa akhir Perang Dunia II ditandai
dengan perang dingin (Cold Car) antara Amerika Serikat bersama
sekutu-sekutunya disatu pihak dengan Uni Soviet bersama sekutu-sekutunya di
pihak lain. Perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet sudah
berlangsung sejak tampilnya komunisme sebagai penguasa di Uni Soviet tahun
1917.
Penyebabnya
adalah perpecahan dalam aliansi antara Uni Soviet, Amerika Serikat dan Inggris.
Mereka tidak sepakat mengenai penyelesaian masalah rekonstruksi negara-negara
yang dikalahkan dalam perang, upaya memelihara ketertiban dan keamanan dunia,
dan masalah penangan perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh Perang
Dunia II. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa perang dingin sebenarnya tidak
akan berkembang menjadi ketegangan internasional apabila Presiden Roosevelt
tidak meninggal dunia (April 1945) sebelum Perang Dunia II berakhir, sehingga
dia mampu menyelesaikan masalah-masalah akhir perang dan masa transisi untuk
menciptakan perdamaian.
Penggantinya
tidak memiliki konsep yang sama mengenai tujuan dan kepentingan Amerika Serikat
dalam urusan diplomatik dengan Uni Soviet. Mereka berniat membatasi kekuatan
Rusia sambil memperluas pengaruh Amerika Serikat sesuai dengan kepentingan
tradisionalnya Presiden Harry S Truman, pengganti Roosevelt, memperlihatkan
sikap yang tegas terhadap Uni Soviet selama Konferensi Postdam (Juli 1945) dan
menginginkan dijatuhkannya bom atom terhadap Jepang untuk mengakhiri perang.
Tujuannya
adalah untuk meneruskan politik luar negeri Amerika Serikat sebagai selalu
terbuka (open door). Sikap Amerika Serikat yang curiga terhadap Uni
Soviet juga diperlihatkan oleh Menlu James Byrnes yang pada tanggal 28 Juli 1945 menyatakan bahwa
Jepang perlu dikalahkan oleh Amerika Serikat sebelum Uni Soviet mampu
melakukannya sehingga dia memperoleh dominasi di Asia-Pasifik,
Dijatuhkannya bom atom di Jepang adalah dalam rangka membatasi pengaruh Uni
Soviet di Asia Pasifik serta Eropa Timur. Konferensi Postdam dan cara
mengakhiri Perang Dunia II merupakan fase awal
meletusnya perang dingin antara kedua belah pihak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
penulis dapat mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apakah
latar belakang Amerika Serikat disebut negara adidaya?
2) Bagaimanakah
peran Amerika Serikat dalam Perang Dingin?
3) Bagaimanakah
peran Amerika Serikat dalam Perang Teluk II di Timur Tengah?
4) Bagaimanakah
peran Amerika Serikat dalam proses penegakkan demokrasi di Irak ?
5) Bagaimanakah
peran Amerika Serikat dalam melakukan interversi di Libya?
1.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan
masalah yang telah dipaparkan di atas penulis dapat mengemukakan beberapa
tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1) Dapat
mengetahui latar belakang Amerika Serikat disebut sebagai negara adidaya.
2) Dapat
mengetahui bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam Perang Dingin.
3) Dapat
mengetahui bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam Perang Teluk II di Timur
Tengah.
4) Dapat
mengetahui bagaimanakah peran Amerika Serikat sebagai penegak demokrasi di
Irak.
5) Dapat
mengetahui bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam melakukan interensi di Libya.
BAB
2. PEMBAHASAN
2.1 Latar
Belakang Amerika Disebut Negara Adidaya
Negara adikuasa atau negara
adidaya adalah negara yang mempunyai kekuasaan lebih di percaturan politik internasional baik dalam mempengaruhi
peristiwa-peristiwa global maupun lebih jauh mengambil keputusan dalam
proyek-proyek internasional. Negara seperti ini biasanya dianggap sebagai
pemimpin oleh negara-negara lainnya.
Amerika serikat merupakan salah
satu negara potensial yang memiliki kekuatan dan kekuasaan besar sehinggga
disebut negara superpower atau negara adidaya, dimana seluruh negara-negara di
dunia mengakui keadidayaannya. Amerika Serikat sendiri baru menyadari kekuatan
yang di milikinya bahwa Amerika Serikat memiliki potensi besar untuk menjelma
menjadi sebuah negara adidaya pada Perang Dunia Kedua ketika kapal dimana
didalamnya terdapat banyak rakyat sipil Amerika Serikat diserang oleh Jerman, Amerika
Serikat kemudian ikut serta dalam Perang Dunia Kedua dan menjadi pemenang
perang tersebut.
Dengan runtuhnya rezim komunis Uni
Soviet pada Perang Dingin, membawa Amerika Serikat menjadi kekuatan tunggal
yang mendominasi dunia. Secara ekonomi, banyak negara telah menjadikan dolar Amerika
Serikat sebagai tolak ukur mata uangnya artinya berharga atau tidaknya mata
uang mereka ditentukan oleh dolar. Sejumlah negara menggunakan dolar sebagai
mata uangnya, bursa saham Amerika Serikat dipandang sebagai indikator ekonomi
dunia. Amerika Serikat memiliki banyak sumber daya mineral, seperti emas,
minyak, batu bara dan endapan uranium.
Dengan keadaan pertanian membuat
negara ini berada di antara produsen utama seperti jagung, gandum, gula dan
tembakau. Amerika Serikat memproduksi mobil, pesawat terbang dan benda
elektronik. Sekitar 3/4 dari penduduk Amerika Serikat bekerja di industri jasa.
Amerika Serikat juga menguasai sistem moneter internasional dengan manyediakan
modal investasi yang besar dengan kepuasan yang menarik minat para investor
serta pasar ekspor asing yang sangat luas.
Secara ideologi Amerika Serikat
adalah sumber dan penjaga institusi demokrasi di dunia. Amerika Serikat masih
merupakan negara terkuat dari segi militer khususnya setelah berakhirnya Perang
Dingin. Angkatan bersenjata Amerika serikat sendiri telah tersebar ke seluruh
dunia dengan mudah dari Eropa hingga Asia, di Korea saja jumlah tentara Amerika
Serikat ada sekitar 37 ribu orang dan 53 ribu orang tentara Amerika yang
ditempatkan di Jepang, bahkan pangkalan-pangkalan militernya dapat berubah
karena intervensi Amerika Serikat atas nama perdamaian menjadi kebutuhan militer
yang sudah ditetapkan.
Amerika Serikat memiliki sistem
pertahanan udara yang canggih untuk mempertahankan diri terhadap serangan udara,
Amerika Serikat juga memiliki Kapal selam SLBM (Submarines Launched Ballistic Missile), Kapal selam FBM (Fleet Ballistic Missile) Kapal induk USS
Ronald Reagan (CVN-76) dan Alusista Utama Rudal, Hulu Ledak aktif, Nuklir. Di
lihat dari teknologinya Amerika Serikat adalah negara yang memiliki sumberdaya
manusia potensial sehingga mampu menciptakan penemuan-penemuan baru baik dalam ilmu
pengetahuan maupun teknologi yang canggih.
Dari geografi, Amerika Serikat
memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk besar serta potensial.
Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia dan negara-negara yang ada
dikawasan Amerika sendiri terutama negara-negara sosialis seperti negara-negara
Amerika Latin (Venezuela, Brazil dan Kuba) Amerika Serikat jauh lebih maju. Namun,
dalam hal ekonomi kini Amerika Serikat sangat memperhitungkan Jepang dan China
karena usaha bidang otomotif dan eletronik sekarang sudah dikuasai oleh Jepang
dan China sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat yang
mampu menyusul ekonomi Amerika Serikat.
Karena tolak ukur kekuatan ekonomi
sebuah negara adalah Cadangan Devisa yang dimiliki, untuk kategori ini cadangan
devisa paling besar sekarang dimiliki oleh negara China dan Taiwan. Kemudian
dibidang usaha pariwisata sekarang dikuasai oleh Uni Eropa, Jembatan Layang dan
Kereta Api Super Express sudah dikuasai oleh Korea dan Jepang. Namun demikian
meski sekarang mengarah pada kondisi resesi dalam jumlah yang sangat besar,
namun perekonomian Amerika Serikat tetap merupakan acuan perekonimian dunia. Industri
strategis baik pertahanan maupun software/hardware masih dipegang oleh Amerika Serikat,
meskipun upaya Jepang dan China untuk menyaingi, namun banyak hal masih belum
berhasil.
Tidak ada negara didunia ini yg
mengguasai bidang mayoritas seperti yg dimiliki oleh Amerika Serikat. Sampai
saat ini belum ada negara yg sanggup mengimbangi Amerika Serikat dibidang peralatan
militer dan teknologi yang ada hubunganya dengan luar angkasa, canggih dari
segi alat militer. Termasuk bidang olahraga, pendapatan dari NFL di Amerika
dapat mengalahkan pendapatan Liga Champions di Eropa atau pendapatan dari
seluruh dunia. Karena sangat kuat ditinjau dari segi politik, ekonomi dan
militer Amerika Serikat bisa mengatur dunia sesuai kebijakannya, termasuk
menginvansi dan mengembargo negara yang tidak menuruti kehendaknya. Adapun
latar belakang yang menyebabkan lahirnya negara adikuasa secara umum:
a. Bidang
Ekonomi
Akibat Perang Dunia II membuat
perekonomian dunia hancur sehinggan mendorong perlunya negara pemodal
memberikan bantuan perekonomian guna memulihkan keadaan. Amerika Serikat adalah
salah satu negara pemenang perang Dunia II dan pemodal kuat yang tampil membantu
negara-negara yang rusak akibat perang, misalnya membuat program Marshal Plan
untuk membantu negara-negara di Eropa Barat dan Truman Doctrin untuk membantu
negara Turki dan Yunani. Bantuan-bantuan ini akhirnya menjadi senjata makan
tuan seperti yang terjadi pada negara negara Jerman dan Jepang, yang bangkit
menjadi saingan berat bagi industri Amerika Serikat pada masa sekarang.
b. Bidang
Politik
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai
pemenang Perang Dunia II menyebabkan keduanya lahir menjadi negara raksasa dan
menggantikan kedudukan Inggris, Perancis, Jerman dan Italia sebagai kekuatan
sebelumnya. Amerika
serikat memegang peranan penting dalam mengakhiri Perang Dunia II antara lain
dengan membom wilayah Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada
tanggal 9 Agustus 1945 sehingga mempercepat penyerahan Jepang kepada Sekutu. Sementara
Uni soviet berperan melakukan pembebasan wilayah Eropa bagian timur dari tangan
negara Jerman.
Selain melakukan pembebasan juga menyebarkan paham
komunisnya ke negara Eropa timur seperti Bulgaria, Albania, Rumania, Polandia
dan Cekoslovakia. Munculnya persekutuan militer baru, misalnya Amerika serikat
dengan organisasi NATO (North Atlantic
Treaty Organization) dan Uni Soviet dengan Pakta Warsawa. Berdirinya suatu
persekutuan militer tersebut menimbulkan rasa saling curiga dan saling berlomba
senjata antarnegara sehingga kedua belah pihak saling diliputi oleh suasana
Perang Dingin.
c. Bidang
Sosial dan Budaya
Pada Perang Dunia II ini menunjukkan betapa pentingnya
peranan manusia sebagai pengendali militer. Muncul penemuan-penemuan baru dalam
bidang kemiliteran seperti sonar, radar dan peluru kendali. Perang Dunia
II menyebabkan munculnya badan internasional PBB yang mencurahkan perhatian
untuk kepentingan kemanusiaan dan kesejahteraan dunia.
2.2 Peran
Amerika Serikat Dalam Perang Dingin
Perang dingin
adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan
kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni
Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947-1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai
bidang, seperti koalisi militer, ideologi, industri, dan pengembangan teknologi, pertahanan, perlombaan nuklir, persenjataan dan lain-lain. Perang dingin bukanlah sekedar perang biasa di mana
kedua belah pihak berperang di medan terbuka. Perang dingin merupakan perang
antara dua negara adikuasa yang saling berebut pengaruh dalam pergulatan
politik internasional. Perebutan pengaruh dimulai dengan saling mencurigai
antarnegara adikuasa itu.
Perang Dingin dimulai setelah Perang
Dunia II berakhir dimana Amerika Serikat dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II, keduanya berbeda pendapat tentang bagaimana
cara
yang tepat untuk membangun Eropa pasca peperangan. Selama beberapa dekade
selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah
ke seluruh dunia ketika Amerika Serikat membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk
sejumlah aliansi dengan berbagai negara terutama dengan negara di Eropa Barat,
Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Kebijakan
politik Amerika Serikat dalam Perang Dingin salah satunya adalah dengan
menerapkan politik global untuk mencegah meluasnya pengaruh komunisme yang
digalakkan oleh Uni Soviet. Pencegahan terhadap meluasnya pengaruh Uni Soviet
menjadi kiebijakan Amerika Serikat yaitu yang dikenal dengan Containment Policy, yaitu
sebuah strategi politik luar negeri Amerika Serikat untuk membendung kekuatan
ekspansi komunisme Uni Soviet. Kebijakan itu dikeluarkan oleh George Kennan,
seorang diplomat Amerika pada tahun 1947, dan menjadi sebuah panduan dalam
kerangka politik luar negeri Amerika Serikat dalam kurun waktu 1947-1987. Uni Soviet juga berusaha melancarkan ekspansi politik dan ideologis di
berbagai negara kawasan Eropa Timur dan Asia. Hal itu
terlihat dari bergabungnya negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet.
Strategi Containment Policy dikembangkan melalui
pemberian bantuan ekonomi dan militer kepada negara-negara yang sedang
bergejolak. Penerapan penting pertama doktrin pencegahan ini dilakukan di
wilayah timur Laut Tengah. Inggris telah membantu Yunani, dalam menghadapi kekuatan
komunis yang mengancam kekuasaan monarki dalam perang saudara dan di Turki,
dimana Uni Soviet mendesakkan konsesi teritorial dan hak untuk membangun
pangkalan militer di Bosporus. Pada tahun 1947 Inggris memberitahu Amerika Serikat
bahwa mereka tidak mampu lagi memberikan bantuan semacam itu. Dengan cepat
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat membuat rencana bantuan.
2.2.1
Bantuan dibidang ekonomi
Dalam
upaya untuk mewujudkan politik Contaiment Policy, Amerika Serikat memanfaatkan
keadaan ekonomi negara lain untuk memperbaiki negaranya (dengan menanamkan
pengaruhnya) jika tidak maka negara-negara tersebut akan masuk dalam pengaruh
kekuasaan ideologi komunis Uni Soviet. Maka Amerika tampil sebagai negara
kreditor bagi negara-negara di luar pengaruh Uni Soviet. Dengan bantuan
tersebut selanjutnya mampu membuat kedudukan Amerika menjadi kuat sebab
berhasil menciptakan ketergantungan negara peminjam pada Amerika. Amerika Serikat akhirnya mengeluarkan beberapa program untuk
membangun kembali perekonomian dunia, seperti:
1.
Marshall Plan
Merupakan
program untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat. Program ini
disetujui dalam Konfrensi Paris 1947 dan pemberian bantuan ini diakhiri pada tahun
1951. Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan
sebagai berikut:
a.
Amerika
Serikat akan memberikan pinjaman jangka panjang kepada negara-negara Eropa
Barat untuk membangun kembali perekonomiannya.
b.
Sebagai
imbalan negara peminjam diwajibkan:
1)
Berusaha
menstabilkan keuangan masing-masing negara dan melaksanakan anggaran pendapatan
yang berimbang.
2)
Mengurangi
penghalang-penghalang yang menghambat kelancaran perdagangan antara
negara-negara peminjam.
3)
Mencegah
terjadinya inflasi.
4)
Menempatkan
perekonomian negara masing-masing negara atas dasar sendi-sendi perekonomian
yang sehat.
5)
Memberikan
bahan-bahan yang diperlukan Amerika Serikat untuk kepentingan pertahanan.
6)
Meningkatkan
persenjataan masing-masing negara untuk kepentingan pertahanan.
7)
Bantuan
akan dihentikan apabila di negara peminjam terjadi pergantian kekuasaan yang
mengakibatkan negara tersebut melaksanakan paham komunis.
2.
Doctrine Truman
Merupakan
kebijakan untuk membantu secara misalnya negara Yunani dan Turki dengan maksud
membendung kedua negara tersebut dari pengaruh komunis dan Uni Soviet serta
memerangi pemberontakan yang dilancarkan gerilyawan-gerilyawan komunis dalam
negeri. Tujuannya untuk mempertahankan Yunani dan Turki dari penetrasi komunis
dan menghambat jalur Uni Soviet menuju ke Selatan yang akan mengancam
negara-negara Barat. Sebab jika salah satu negara jatuh maka negar tetangga
lainnya juga akan jatuh sehingga semua negara akan jatuh kedalam pengaruh
komunis.
3. Point
Four Program
Merupakan
program bantuan dalam bentuk perlengkapan ekonomi kepada negara-negara
berkembang. Serta bantuan militer yang diberikan pada negara-negara berkembang
khususnya Asia.
4.
Colombo Plan
Merupakan
program kerjasama bagi pembangunan ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Program yang dicetuskan di Colombo 1951 dengan peserta pertama negara-negara
persemakmuran Inggris yang selanjutnya diikuti Amerika Serikat, Jepang dan
beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Pada tahun 1957 terbentuklah kerjasama
dalam bidang perdagangan antara 7 negara Eropa Barat (Perancis, Italia, Jerman
Barat, Belgia, Belanda, Luksemburg dan Denmark) dengan nama Pasar Bersama Eropa
(PBE) Inggris memprakarsai berdirinya daerah perdagangan bebas Eropa yang
meliputi 5 negara (Inggris, Norwegia, Swedia, Swiss dan Austria).
Negara-negara
di Eropa Timur yang tidak mendapatkan bantuan Marshall Plan karena berhaluan
komunis sehingga dampaknya pembangunan ekonomi di Eropa Timur tidak secepat
pembangunan ekonomi di Eropa Barat sebab seluruh aktivitas perekonomian diatur
dan dikuasai oleh negara (berpusat pada pemerintah). Seluruh industri dimiliki
dan dioperasikan oleh pemerintah, pertanian diatur menurut pola pertanian
pemerintah dimana hanya sebagian kecil tanah pertanian yang boleh dimiliki
secara pribadi. Negara-negara Eropa Timur membangun perekonomian dengan pola
Uni Soviet dan prinsip ekonomi komunisme, yaitu melaksanakan pembangunan
perekonomian jangka pendek yang dilanjutkan dengan program jangka panjang.
Perkembangan
ekonomi negara yang berada di luar Eropa juga mengalami kemerosotan sebab
sistem perekonomian mereka sebelum Perang Dunia II terjadi lebih banyak
tergantung pada negara-negara Eropa yang memiliki jajahan di Asia, Afrika, dan
Amerika. Setelah Perang Dunia II hubungan antara negara-negara Eropa dengan negara
jajahan menjadi terputus. Negara-negara jajahan melepaskan diri dan menjadi
negara merdeka serta berusaha membangun perekonomiannya sendiri atau dengan bantuan
negara lain sehingga tidak dapat membangun perekonomiannya dengan cepat. Negara-negara
di luar Eropa terjerat utang untuk membangun perekonomian sehingga perkembangan
perekonomiannya tidak secepat negara-negara Eropa Barat.
Jerman dan
Jepang tumbuh kembali sebagai negara industri, setelah memperoleh bantuan modal
dari Amerika Serikat. Di bentuklah 2 badan ekonomi dunia sebagai perwujudan
perkembangan sistem ekonomi kapitalis yaitu IMF (International Monetary Fund)
dan Bank Dunia (World Bank). Tugas kedua badan tersebut adalah memberi dan
menyalurkan bantuan keuangan kepada negara agar dapat melakukan rekonstruksi
dan pembangunan ekonomi negaranya.
2.2.2
Bantuan dibidang Militer
Perebutan pengaruh di bidang militer yang paling mencolok antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet adalah dalam pakta pertahanan. Dalam upaya mencegah komunisme Amerika Serikat membentuk pakta-pakta
pertahanan, seperti:
1.
Pakta NATO
Negara-negara Barat membentuk North Atlantic Treaty
Organization (NATO) pada 4 April 1949 sebagai suatu organisasi pertahanan. Negara yang menjadi
anggotanya yaitu Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia,
Belanda, Luxemburg, Perancis, Portugal, Kanada dan Amerika Serikat. Tujuannya
untuk membendung komunis mulai dari Eropa Utara sampai Turki dan Yunani. Pada mulanya markas NATO berada di Paris, tetapi setelah Perancis keluar
dari NATO, maka NATO didominasi oleh Amerika Serikat. Walaupun Perancis tidak
menjadi anggota Blok Timur, tetapi hubungan Perancis dengan Uni Soviet dan RRC
lebih baik dibandinkan dengna negara-negara Barat lainnya.
2.
Pakta SEATO
Di Asia
Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization (SEATO) tahun
1954, atas dasar South East Asia Collective Defence Treaty. Anggotanya yang utama justru negara-negara Barat, sedangkan negara-negara
utama di Asia Tenggara seperti Indonesia tidak turut serta. Pakta pertahanan
tersebut ditujukan terhadap komunis Asia Tenggara, khususnya di Vietnam. Pakta ini merupakan aliansi
militer pimpinan Amerika Serikat didirikan untuk membantu perlawanan terhadap
ekspansi komunis di Asia Tenggara. SEATO merupakan keseimbangan tradisional
daripendekatan kekuasaan via aliansi eksternal untuk keamanan regional. Sebagai
salah satu organisasi yang berdiri di Asia Tenggara, negara-negara utama di
Asia Tenggara malah tidak diikutsertakan di SEATO, anggota-anggotanya yang
utama justru negara-negara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
3.
Pakta ANZUS
ANZUS
(Australia, New Zealand and United State), yaitu pakta pertahanan negara-negara
Amerika Serikat, Australia,dan Selandia Baru pada tahun 1951.
2.3 Peran Amerika Serikat Dalam Perang Teluk II
Di Timur Tengah
Timur Tengah memiliki posisi geografis yang sangat penting bagi dunia
karena kawasan ini poros dari jalur duina antara benua eropa, asia, dan afrika.
Selain memiliki posisi geografis yang menarik, keunggulan timur tengah terletak
pada cadangan minyak yang mencapai 70% cadangan minyak dunia. Tidak jauh
berbeda dengan Inggris, Portugal, Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya pada
masa kejayaan revolusi industri, tiga abad silam. Amerika -dengan kemajuan
hasil industri dan teknologinya- sangat membutuhkan bahan-bahan baku dan bahan
penopang lainnya. Semua itu demi melanggengkan kegiatan industri dan ekonomi
dalam negerinya.
Pada
pada 2 Agustus 1990 Irak melancarkan invasinya ke Kuwait yang dikenal dengan
sebutan Perang Teluk Persia 2. Invasi Irak ini dibuka dengan penyerangan oleh
dua brigade Pasukan Khusus Republik Irak yang bergerak cepat untuk menguasai
istana Amir dan Bank Sentral Kuwait yang ia percaya akan menemukan tumpukan
emas di sana. Tapi kebanyakan dari warga Kuwait lebih banyak menginvestasikan
uang mereka ke luar negeri dibanding melakukan investasi pada Bank Sentral
Kuwait oleh karena itu Saddam hanya mendapatkan 2 trilliun dolar billion emas
Kuwait (Cigar, 1992 dan Friedman, 1991).
Pada
hari yang sama Irak membombardir ibukota Kuwait dari udara. Meskipun Angkatan
Bersenjata Kuwait, baik kekuatan darat maupun udara berusaha mempertahankan
negara, namun mereka dengan cepat kewalahan. Selanjutnya Kuwait berhasil
memperlambat gerak Irak dan segera menyelamatkan keluarga kerajaan untuk
meloloskan diri ke Arab Saudi beserta sebagian besar tentara yang masih
tersisa. Invasi membabibuta yang dilakukan Irak membuat Kuwait meminta bantuan
kepada Amerika Serikat tepat tanggal 7 Agustus 1990.
a.
Dalam Bidang Diplomasi
Presiden
Saddam Husein begitu percaya diri dengan invasi yang dilakukannya di atas tanah
Kuwait hingga pada musim gugur. Tanggal 6 Agustus 1990 Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo
ekonomi Pada Irak Dan dilanjutkan dengan misi diplomatik antara James Addison Baker III diplomat Amerika
Serikat dengan menteri luar negeri Irak Tareq Aziz tanggal 9 Januari 1991 namun
tidak membuahkan hasil, Irak menolak permintaan PBB agar menarik pasukannya
dari Kuwait sampai tanggal 15 Januari 1991.
Dalam
kesempatan ini, Amerika, yang dapat mempengaruhi PBB, memanfaatkan konflik yang
terjadi antar dua negara penghasil minyak ini untuk semakin menyatakan
hegemoninya di kawasan Timur Tengah. Amerika Serikat hendak menguatkan
genggamannya di teluk persia, menyalahkan kebijakan Irak yang menolak
berhubungan diplomatik dengannya. Kemudian menjatuhkan sangsi, dan
mempersiapkan penyerangan militer terhadap Irak secara besar-besaran.
b.
Dalam Bidang Militer
Dengan
segera Presiden Amerika Serikat George H. W. Bush mengambil tindakan tegas
untuk menyatakan perang tanggal 12 Januari 1991. Amerika Serikat mengirimkan
bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul negara-negara lain baik
negara-negara Arab dan AfrikaUtara kecuali Syria, Libya, Yordania dan
Palestina. Kemudian datang pula bantuan militer Eropa khususnya Eropa Barat
(Inggris, Perancis dan Jerman Barat ditambah negara-negara Eropa Utara dan Eropa
Timur), serta 2 negara Asia yaitu Bangladesh dan Korea Selatan. Sementara dari
Afrika, Niger turut bergabung dalam koalisi. Pasukan Amerika Serikat dan Eropa
di bawah komando gabungan yang dipimpin Jenderal Norman Schwarzkopf serta
Jenderal Collin Powell. Pasukan negara-negara Arab dipimpin oleh Letjen Khalid
bin Sultan.
Pada
bulan 17 Januari 1991, Amerika bersama sekutunya meluncurkan operasi gurun
badai (Operation Desert Storm). Target utama koalisi adalah untuk menghancurkan
kekuatan Angkatan Udara Irak dan pertahanan udara yang diluncurkan dari Arab
Saudi dan kekuatan kapal induk koalisi di Laut Merah dan Teluk Persia. Target
berikutnya adalah pusat komando dan komunikasi. Presiden Saddam Hussein yang
merupakan titik sentral komando Irak dan inisiatif di level bawah tidak
diperbolehkan. Koalisi berharap jika pusat komando rusak maka semangat dan
koordinasi tempur Irak akan langsung kacau dan lenyap.
Target
ketiga dan yang paling utama adalah instalasi rudal jelajah terutama rudal
Scud. Operasi pencarian rudal ini juga didukung oleh pasukan komando Amerika
dan Inggris yang mengadakan operasi rahasia di daratan untuk mencari dan bila
perlu menghancurkan instalasi rudal tersebut serta operasi di daratan. Empat
puluh dua hari setelah itu, Amerika dan sekutu berencana mengepung Irak dengan
suplay 88000 ton bom. Target pengepungan ini adalah menghancurkan pusat listrik
dan air milik Irak. Di bulan Februari, Amerika dan sekutu memulai peperangan
darat selama 100 jam. Mereka mengirimkan tentara bersenjata berat ke sebelah
selatan Irak. Sehingga menewaskan sekitar 100.000 sampai 200.000 bangsa Irak.
Di
musim semi 1991, kaum syiah dan bangsa Kurdi di utara Irak berdemo melawan
pemerintahan Saddam Husein. Pada mulanya Amerika dan mendukung pemberontakan
ini. Namun kemudian mengkhawatirkan kerusuhan dan ketidakstabilan di kawasan
tersebut. Amerika Serikat akhirnya tidak mau membantu para pemberontak.
Keinginan mereka untuk menguasai persenjataan Irak tidak dikabulkan oleh
Amerika. Di sisi lain Amerika juga membiarkan Irak menyerang mereka.
Ketika Irak menarik mundur kekuatannya dari Kuwait, Amerika
bersama Inggris menuntut pemberlakuan sangsi terhadap Irak. Irak dianggap telah
melakukan perusakan-perusakan. Amerika kemudian memberlakukan zona larangan
terbang bagi Irak di wilayah utara dan selatan Irak. Semenjak perang teluk usai
sampai Amerika masih menempatkan 17.000-24.000 tentaranya di teluk Persia.
3.4 Peran Amerika Serikat Dalam Proses
Penegakkan Demokrasi Di Irak
Menurut Wirawan Sukarwo terdapat dua alasan
utama yang melatar belakangi serangan Amerika Serikat ke Irak. Pertama, keinginan Amerika
Serikat untuk menghentikan proyek pengembangan senjata pemusnah massal di Irak.
Kedua, menjatuhkan rezim Saddam Hussein yang dianggap memiliki hubungan dengan
Al-Qaeda yang mengancam stabilitas regional.
Amerika Serikat menginginkan Irak menjadi
negara yang demokrasi untuk mengembalikan kekuasaan negara-negara yang dinilai
non-demokrasi (otoliter atau totaliter). Dengan mengusung politik standar ganda yakni membisu
terhadap praktik pelanggaran demokrasi di negara-negara Arab moderat, namun
dalam waktu yang sama senantiasa mempermasalahkan isu tersebut di negara-negara
arab yang berada di luar siklus politik Amerika Serikat. Amerika Serikat
semakin memperlihatkan keinginannya yaitu penyebaran demokrasi ke negara-negara dunia seperti
yang dilakukan intervensi Amerika Serikat ke berbagai negara seperti Irak pasca
rezim Saddam Husein.
Ideologi demokrasi dianggap sebagai ideologi terbaik yang pernah
dimilki oleh Amerika Serikat sehingga menyebabkan Amerika Serikat ingin
menyebarkan ideology tersebut. Meskipun muncul indikasi adanya kepentingan
ekonomi dan politik akan tetapi hal itu hanya semata dianggap sebagai modus belaka
mengingat bahwa dengan penerapan demokrasi juga dapat dijadikan sebagai
instrument politik untuk mencapai tujuan kepentingan negara semata.
Pada bulan Juli 2000, pemerintah Amerika
Serikat mendapat laporan dari badan khusus PBB yang menangani Inspeksi Senjata
Kimia di Irak UNMOVIC (United Nations Monitoring, Verification, and Inspection Commission),
bahwa Irak diduga telah menyembunyikan senjata kimia di negerinya. Laporan
tersebut merupakan pemicu awal dari terjadinya serangkaian aksi investigasi senjata
di Irak yang akhirnya menimbulkan keputusan di pihak Amerika Serikat untuk
menggempur Irak yang terjadi pada bulan Maret sampai April 2003.
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan lagi
Resolusi 1441 mengenai perlucutan senjata destruksi atau pemusnah massal Irak
dan pembentukan Tim Inspeksi yang diberi nama UNMOVIC (United Nations
Monitoring, Verification, and Inspection Commision). Menurut resolusi itu,
dalam waktu sebulan Irak harus menyerahkan laporan mengenai senjata pemusnah
massal, sistem, dan program pengembangannya. Pada resolusi ini, hanya Amerika
Serikat dan Inggris yang setuju jika Irak gagal memenuhi ketentuan resolusi
itu, konsekuensinya berat bagi Irak yaitu berupa serangan militer Amerika
Serikat. Jika ada sesuatu yang dianggap sebagai kesalahan Irak, baik disengaja
atau tidak, dapat menimbulkan perang yang menghancurkan negara itu.
Dengan begitu, Amerika Serikat berpotensi
memicu provokasi bagi situasi panas berupa serangan militer ke Irak, bukan cuma
melucuti senjata pemusnah massal yang dicurigai dimiliki Irak, tetapi tujuan
akhirnya adalah mengganti pemerintahan Saddam Hussein. Pada 14 Februari 2003,
Han Blix (Ketua UNMOVIC) dan El-Baradei (Direktur Jenderal Badan Energi Atom
Dunia) menyampaikan laporan bahwa di Irak tidak ditemukan senjata pemusnah
massal. Kesimpulan itu dinyatakan setelah tim dari PBB tersebut menginspeksi seluruh
gedung Irak termasuk yang berada di bawah tanah. Pada 7 Maret 2003, Hans Blix
dan El-Baradei kembali menyampaikan laporan kepada PBB bahwa Irak telah
menghancurkan rudalnya termasuk Al-Samoud II yang merupakan satu-satunya
senjata pertahanannya.
Pada awal 2003 tanpa menghiraukan laporan
Tim Inspeksi Senjata PBB, Amerika Serikat mengerahkan tahap demi tahap kekuatan
militernya di perbatasan Irak. Beberapa peralatan sudah menunggu komando
serangan dari Amerika Serikat seperti
salah satunya Suadron udara dengan pesawat tempur F-15, F-16 dan beberapa kapal
induk. Presiden Amerika Serikat George W. Bush mengeluarkan ultimatum kepada Irak, bahwa dalam
jangka waktu 48 jam presiden Irak Saddam Hussein dan anak-anaknya harus segera
meninggalkan Irak. Ultimatum itu berakhir pada 20 Maret 2003 dan beberapa jam
sebelum perang dimulai, Amerika Serikat menghimbau agar tentara Irak tidak
melakukan perlawanan terhadap serangan tentara Amerika Serikat nanti dan
mengajak tentara Irak untuk membangkang kepada Saddam Hussein.
Tembakan salvo dari kapal induk Amerika
Serikat melayang ke udara Irak tanggal 20 Maret merupakan awal dari perang Amerika
Serikat dan Irak. Setelah tembakan Salvo pada hari itu lima kapal induk Amerika
Serikat, diantaranya adalah USS Abraham Lincoln, USS Kitty Hawk Dan USS
Theodore saling berlomba-lomba menembakkan rudal-rudal penjelajah Tomahowk ke
Irak. Perang antara Amerika Serikat dan Irak merupakan perang yang timpang dan
tidak seimbang. Irak tidak mempunyai kekuatan laut, sedangkan kapal-kapal induk
Amerika Serikat leluasa menembakkan rudal-rudal mereka ke Irak tanpa ada
perlawanan dari pasukan Garda Republik.
Dalam perang ini, kekuatan Amerika Serikat
(dan sekutunya) sangat mendominasi karena Irak juga tidak berdaya menghadapi serangan
darat dan udara dari Amerika Serikat. Perang antara Amerika Serikat dan Irak
dimulai pada tanggal 20 Maret 2003 dan berakhir pada 9 April 2003 dengan
didudukinya Baghdad ibu kota Irak oleh pasukan Amerika Serikat dan sekutunya. Tanggal 27
Maret, Sidang Dewan Keamanan PBB mendesak Amerika Serikat dan negara sekutunya
untuk menarik semua pasukannya dari Irak tanpa syarat apapun.
Negara-negara anggota Liga Arab dan Gerakan
Non Blok (GNB) menyatakan serangan militer tersebut tidak sah dan melanggar
aturan PBB. GNB dan Liga Arab adalah dua kelompok yang mengusulkan digelarnya
Sidang Khusus yang bersifat terbuka tersebut. Sementara itu, negara-negara Uni
Eropa juga menyiratkan setujunya kawasan itu terhadap serangan militer Amerika
Serikat ke Irak, karena Uni Eropa menjunjung tinggi integritas dan kedaulatan
Irak dan menghormati hak-hak yang dimiliki rakyat Irak. Para penentang perang
juga berasal dari rakyat Amerika Serikat, di berbagai negara bagian Amerika
Serikat, terjadi demonstrasi untuk menentang perang.
Perang yang tidak imbang antara Amerika
Serikat dan Irak membuat perang berlangsung dengan cepat. Tanggal 9 April 2003,
perang dinyatakan berakhir dengan dikuasainya kota Baghdad, yang merupakan
pusat pemerintahan Saddam Hussein, oleh pasukan Amerika Serikat. Namun senjata
pemusnah massal yang menjadi alasan utama serangan Amerika Serikat (dan
sekutunya) ke Irak tidak juga diketemukan.
3.5 Peran Amerika Serikat Dalam Melakukan
Interversi Di Libya
Krisis Libya mulai terjadi pada bulan
Februari 2011, karena adanya demonstrasi dan pemberontakan ini tidak hanya
sekedar karena masalah kebebasan, namun juga karena faktor ekonomi. Kurangnya
lapangan kerja, kemiskinan dan jumlah pengangguran yang semakin tinggi memicu
ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Qadhafi. Adanya serangan pemerintah
Qadhafi terhadap warga sipil yang tidak
bersenjata tersebut dinilai sebagai bentuk kejahatan atas kemanusiaan.
PBB pun mengeluarkan resolusi 1973 yang
mengizinkan anggota PBB untuk menjalankan langkah apapun yang diperlukan dalam
upaya melindungi warga sipil di Libya dari kekerasan pasukan pemerintah
Qadhafi. Resolusi tersebut memberikan kewenangan untuk melanjutkan serangan
udara dan rudal melawan Qadhafi. Berdasarkan resolusi tersebut, NATO (North Atlantic Treaty Organization)
pun juga ikut melakukan intervensi dengan alasan ingin menjaga perdamaian dan
demokrasi di Libya serta melindungi warga Libya dari serangan maupun ancaman
serangan. Dengan landasan tersebut NATO menyerang pangkalan-pangkalan militer
pasukan loyalis Qadhafi.
- Intervensi Amerika dibidang Politik
Salah satu intervensi Amerika di Libya terbukti dengan
adanya DK 1973 untuk mengambil sikap yang tegas terhadap pemerintahan Moammar
Khadafi di Libya, Presiden Amerika mengijinkan untuk menggunakan kekuatan
militer untuk mengintervensi Libya dalam penyelesaian kasus HAM di Libya.
Resolusi ini mengesahkan semua tindakan yang dlakukan guna demi kepentingan
menjaga keamanan warga negara Libya.
Berikut adalah sepuluh resolusi dewan keamanan tersebut:
1)
Menuntut berakhirnya dengan segara genjatan senjata dan
kekerasan serta semua serangan dan pelanggaran kepada penduduk sipil.
2)
Menuntut pemerintah libya untuk mengambil langkah melindungi
rakyat sipil dan memenuhi segala kebutuhan dasar mereka dan memastikan bantuan
kemanusiaan dilakukan dengan segera dan tanpa halangan.
3)
Meminta negara anggota PBB untuk mengambil langkah yang
diperlukan untuk melindungi rakyat sipil dan yang berdiam di daerah yang
terancam namun tidak termasuk pejabat asing yang menjadi bagian dari pemerintah
Libya.
4)
Memutuskan untuk memberlakukanlarangan penerbangan di
wilayah udara Libya demi keselamatan rakyat sipil kecuali pesawat PBB, bantuan
kemanusiaan dan Uni Afrika.
5)
Memperkuat embargo senjata yang diberlakukan mulai tanggal
26 februari dengan meminta anggota PBB untuk menginvensi wilayahnya baik darat,
laut maupun udara jika memang terdapat komunikasi untuk penjualan senjata dan
tentara bayaran ke Libya.
6)
Memerintahkan semua negara untuk menghalangi pesawat Libya
ataupun yang menjadi milik Libya untuk terbang kedaerah manapun ataupun
melintas di daerah Libya.
7)
Memberikan larangan perjalanan terhadap duta Libya yang
terlibat perekrutan tentara bayaran untuk bantuan perang ke Libya.
8)
Memperpanjang pembekuan aset tujuh atau lebih anggota
keluarga Khadafi termasuk putera-puteranya.
9)
Membekukan lima aset institusi keuangan vital yakni bank
central, otoritas investasi Libya, bank asing Libya, portofolio investasi Libya,
perusahaan minyak nasional Libya.
10)
Meminta sekjen PBB untuk membentuk panel ahli delapan
anggota untuk mengawasi pelaksanaan sanksi terhadap Libya.
Tiga hari setelah
dikeluarkannya resolusi DK 1973, Amerika dan sekutunya mulai menyerang Libya dibawah
kendali serangan NATO yang berhasil memukul mundur pasukan Khadafi. Seperti
yang di utarakan presiden Obama, Amerika tidak akan terlalu banyak ikut campur
dalam penanganan militer di Libya semua angkatan darat akan diserahkan kepada
NATO, maka pada tanggal 27 Maret 2011 NATO mengumumkan untuk mengambil alih
semua operasi militer di Libya dibawah komando Sekjen NATO Anders Fogh
Rasmussen yang memiliki tujuan yaitu:
1)
Melaksanakan embargo senjata terhadap Libya.
2)
Melaksanakan no fly
zone di wilayah Libya.
3)
Melindungi warga sipil dan kawasan dimana warga sipil
diserang oleh pasukan Khadafi.
Komando misi ini
adalah Jendral James Stavridis, setelah tujuh bulan melaksanakan serangan
terhadap kubu Khadafi dalam menggulingkan rezimnya Fogh Ramussen menyatakan tanpa
bantuan NATO, penggulingan dan penegakan demokrasi di Libya sungguh tidak
mungkin. Misi ini diakhiri dengan tertangkapnya hingga tewas pemimpin Libya
pada tanggal 20 Agustus 2011. Intervensi Amerika ini menghabiskan pajak amerika
sebesar hampir 550 juta dolar, 60% dana ini dihabiskan untuk biaya amunisi,
tomhawk dan raytheon serta bom. Sedang sisanya untuk biaya pengerahan pasukan,
biaya tempur, bahan bakar, pesawat tempur dan kapal.
Setelah Khadafi
jatuh, Amerika mendukung penegakan demokrasi di Libya dengan mengadakan pemilu
untuk memilih siapa yang nantinya akan memimpin negara tersebut dimana
mekanismenya akan diserahkan kepada TNC dan diawasi oleh PBB. Dalam pidatonya,
Obama mengungkapkan bahwa hari itu adalah hari yang bersejarah bagi rakyat Libya,
tirani telah dihancurkan dan dengan masa depan yang cerah rakyat memikul
tanggung jawab untuk membangun demokrasi di Libya yang nantinya akan dibentuk
pemerintahan sementara dan menuju transisi pemilu yang pertama dan Obama
berharap Libya mau untuk bekerjasama dalam komunitas internasional demi
menghormati hak dan persamaan serta kedamaian dunia.
Keterlibatan
Amerika dalam pemerintahan sementara di Libya adalah mengakui pemerintahan
sementara TNC ini, kepala TNC Libya, Mustafa Abduljalil mengumumkan bahwa
pemerintahan sementara akan dibentuk selama satu bulan dan akan bertugas hingga
pemilu pertama dilaksanakan dan TNC ini dikepalai oleh PM Abderrehim al Kib,
kabinet ini juga bertanggung jawab untuk mengorganisir untuk melucuti senjata baik
dari kubu loyalis Khadafi dan kubu TNC.
b.
Kepentingan Amerika dibidang Ekonomi
Kebutuhan negara-negara maju seperti
Amerika Serikat akan minyak secara tidak langsung dapat mempengaruhi segi
ekonomi suatu negara. Seperti di jelaskan oleh beberapa kalangan teoritis ekonomi
yang menjelaskan secara umum mengenai kepentingan segi ekonomi dalam kehidupan
bernegara berkaitan erat dengan Supplai
atau kebutuhan dan ketersediaan minyak sebagai komoditor yang
menggelobal dan dibutuhkan saat ini. Dalam hal ini Libya sebagai penyedia
pasokan minyak untuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat memiliki
peranan penting dalam Supply
minyak, beberapa perusahaan minyak yang ada di libya seperti Waha Oil Company
(WOC), Followed by the Arabian Gulf Oil Company (Agoco) and Sirte Oil Company
(SOC) memiliki hubungan yang erat terhadap ketersediaan minyak global khususnya
terhadap Supply ke Amerika
Serikat dan negara-negara dunia
pertama.
Beralih dari kebutuhan akan
pemenuhan segi ekonomi dalam kehidupan bernegara suatu negera yang berkaitan
secara langsung dengan Supplai minyak
seperti yang dijelaskan diatas. Konflik bersaudara yang terjadi di Libya
dipengaruhi oleh demokratisasi
yang terjadi di beberapa negara di kawasan Timur Tengah sebagai salah satu
penyebab terjadinya pemberontakan terhadap pemerintahan negara-negara di
kawasan Timur Tengah yang menggunakan “sisitem
semi demokrasi” atau dapat dikatan sebagai “demokrasi yang samar” dalam artian sistem pemerintahan demokrasi
dijalankan sebagai landasan politik nasional di beberapa negara kawasan Timur
Tengah seperti Aljazair, Tunisia, Mesir dan Libya namun sistem Monarki dan kediktatoran yang jauh
dari kata Demokrasi dengan kebebasan berpandapatnya tidak dijalankan, hal
tersebut sebagai salah satu bentuk atau cara untuk mempertahankan kekuasaan
pemimpin dalam hal ini di negara Libya, Muammar Khadafi sebagai seorang kepala
pemerintahan sekaligus sebagai seorang raja telah memegang tampuk kekuasaan
setidaknya dalam jangka waktu yang cukup lama, dari beberapa sumber menerangkan
kepemimpinan Muammar Khadafi dalam mempertahankan kekuasaannya talah mencapi
labih dari 40 tahun.
BAB
3. SIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Hubungan
luar negeri Amerika Serikat dengan negara-negara bekas sekutunya serta musuhnya
pada pasca Perang Dunia II ditandai dengan upaya diplomatik untuk meningkatkan
hegemoni Amerika Serikat di seluruh dunia. Masa akhir Perang Dunia II ditandai
dengan perang dingin (cold war) antara Amerika Serikat bersama
sekutu-sekutunya disatu pihak dengan Uni Soviet bersama sekutu-sekutunya di
pihak lain. Perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet sudah
berlangsung sejak tampilnya komunisme sebagai penguasa di Uni Soviet tahun 1917.
Amerika serikat merupakan salah
satu negara potensial yang memiliki kekuatan dan kekuasaan besar sehinggga
disebut negara superpower atau negara adidaya, dimana seluruh negara-negara di
dunia mengakui keadidayaannya. Amerika Serikat sendiri baru menyadari kekuatan
yang di milikinya bahwa Amerika Serikat memiliki potensi besar untuk menjelma
menjadi sebuah negara adidaya pada Perang Dunia Kedua ketika kapal dimana
didalamnya terdapat banyak rakyat sipil Amerika Serikat diserang oleh Jerman, Amerika
Serikat kemudian ikut serta dalam Perang Dunia Kedua dan menjadi pemenang
perang tersebut.
Sikap
Amerika Serikat yang curiga terhadap Uni Soviet juga diperlihatkan oleh Menlu
James Byrnes yang pada tanggal 28 Juli
1945 menyatakan bahwa Jepang perlu dikalahkan oleh Amerika Serikat sebelum Uni
Soviet mampu melakukannya sehingga dia memperoleh dominasi di
Asia-Pasifik, Dijatuhkannya bom atom di Jepang adalah dalam rangka membatasi
pengaruh Uni Soviet di Asia Pasifik serta Eropa Timur. Konferensi Postdam dan cara
mengakhiri Perang Dunia II merupakan fase awal
meletusnya perang dingin antara kedua belah pihak.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. Libya Cost United.
[serial online].
http://www.defenceweb.co.za/index.php?option=com_content&view=artic le id=18323:warin-
libya-cost-united-states-us896-million. [diakses pada tanggal 3 Mei 2014].
Anonim. 2011. [serial online].
http://news.blogs.cnn.com/2011/03/20/libya-live-blog
allied-airstrikes- continue-againstgadhafi-
forces/?hpt=T1/. [diakses pada tanggal 3 Mei 2014].
Nurul. Analisa Potensi Negara
Adidaya. [serial online].
http://nurulamerikaserikat.wordpress.com/category/analisa-potensi-negara- adidaya/. [diakses pada
tanggal 3 Mei 2014].
Sundoro, Hadi. 2012. Sejarah
Amerika Serikat. Jember : Jember University Press.
Krisnadi. 2011. Sejarah Amerika
Serikat. Yogyakarta: Lemah Manah.
Whitney,
ed.Keith W. Olsen. 2004. Garis Besar Sejarah Amerika. Deplu Amerika Serikat.
Kesaksian untuk masyarakat umum. Saya Fadilah dari Surabaya, Indonesia dan saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan / mendidik masyarakat umum tentang mendapatkan pinjaman online.
BalasHapusSatu-satunya perusahaan Anda bisa online pinjaman adalah Dubril Badan Kredit.
Saya menghubungi Dubril Badan Kredit ketika saya membutuhkan pinjaman mendesak dan saya ditawari pinjaman pada tingkat bunga 2%.
Hubungi Dubril Badan Kredit via email pada dubrilloanfirm@gmail.com.
Jika Anda membutuhkan bantuan atau informasi tentang bagaimana untuk pergi tentang proses pinjaman, silahkan hubungi saya melalui bfadilah8@gmail.com email saya.
Tuhan memberkati Anda.
Saya adalah Widya Okta dari SURABAYA, saya ingin memberi kesaksian tentang karya bagus Tuhan dalam hidup saya kepada orang-orang saya yang mencari pinjaman di Asia dan sebagian lain dari kata tersebut, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara.
BalasHapusApakah mereka mencari pinjaman di antara kamu? Maka Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman yang curang di sini di internet, tapi mereka tetap asli sekali di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban penipuan pemberi pinjaman 6-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka.
Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan teman saya yang saya jelaskan situasi saya, kemudian mengenalkan saya ke perusahaan pinjaman yang andal yaitu SANDRAOVIALOANFIRM. Saya mendapat pinjaman saya sebesar Rp900.000.000 dari SANDRAOVIALOANFIRM dengan tarif rendah 2% dalam 24 jam yang saya gunakan tanpa tekanan atau tekanan. Jika Anda membutuhkan pinjaman Anda dapat menghubungi dia melalui email: (sandraovialoanfirm@gmail.com)
Jika Anda memerlukan bantuan dalam melakukan proses pinjaman, Anda juga bisa menghubungi saya melalui email: (widyaokta750@gmail.com) dan beberapa orang lain yang juga mendapatkan pinjaman mereka Mrs. Jelli Mira, email: (jellimira750@gmail.com). Yang saya lakukan adalah memastikan saya tidak pernah terpenuhi dalam pembayaran cicilan bulanan sesuai kesepakatan dengan perusahaan pinjaman.
Jadi saya memutuskan untuk membagikan karya bagus Tuhan melalui SANDRAOVIALOANFIRM, karena dia mengubah hidup saya dan keluarga saya. Itulah alasan Tuhan Yang Mahakuasa akan selalu memberkatinya.