Rabu, 04 Juni 2014

PERAN AMERIKA SEBAGAI NEGARA ADIDAYA



PERAN AMERIKA SEBAGAI NEGARA ADIDAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampuh Dr. Suranto



Makalah


Oleh:

NUR MA’RIFA         120210302087

KELAS B






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Amerika Sebagai Negara Adidaya” dengan tepat waktu. Yang mana penulisan makalah ini saya gunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Amerika.
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Dr. Suranto selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Amerika. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada saya dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga saya selaku penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan saya gunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.









Jember,   Mei 2014



                                                                                                            Penulis

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hubungan luar negeri Amerika Serikat dengan negara-negara bekas sekutunya serta musuhnya pada pasca Perang Dunia II ditandai dengan upaya diplomatik untuk meningkatkan hegemoni Amerika Serikat di seluruh dunia. Masa akhir Perang Dunia II ditandai dengan perang dingin (Cold Car) antara Amerika Serikat bersama sekutu-sekutunya disatu pihak dengan Uni Soviet bersama sekutu-sekutunya di pihak lain. Perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet sudah berlangsung sejak tampilnya komunisme sebagai penguasa di Uni Soviet tahun 1917.
Penyebabnya adalah perpecahan dalam aliansi antara Uni Soviet, Amerika Serikat dan Inggris. Mereka tidak sepakat mengenai penyelesaian masalah rekonstruksi negara-negara yang dikalahkan dalam perang, upaya memelihara ketertiban dan keamanan dunia, dan masalah penangan perubahan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh Perang Dunia II. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa perang dingin sebenarnya tidak akan berkembang menjadi ketegangan internasional apabila Presiden Roosevelt tidak meninggal dunia (April 1945) sebelum Perang Dunia II berakhir, sehingga dia mampu menyelesaikan masalah-masalah akhir perang dan masa transisi untuk menciptakan perdamaian.
Penggantinya tidak memiliki konsep yang sama mengenai tujuan dan kepentingan Amerika Serikat dalam urusan diplomatik dengan Uni Soviet. Mereka berniat membatasi kekuatan Rusia sambil memperluas pengaruh Amerika Serikat sesuai dengan kepentingan tradisionalnya Presiden Harry S Truman, pengganti Roosevelt, memperlihatkan sikap yang tegas terhadap Uni Soviet selama Konferensi Postdam (Juli 1945) dan menginginkan dijatuhkannya bom atom terhadap Jepang untuk mengakhiri perang.
Tujuannya adalah untuk meneruskan politik luar negeri Amerika Serikat sebagai selalu terbuka (open door). Sikap Amerika Serikat yang curiga terhadap Uni Soviet juga diperlihatkan oleh Menlu James Byrnes yang pada tanggal 28 Juli 1945 menyatakan bahwa Jepang perlu dikalahkan oleh Amerika Serikat sebelum Uni Soviet mampu melakukannya sehingga dia memperoleh dominasi di Asia-Pasifik, Dijatuhkannya bom atom di Jepang adalah dalam rangka membatasi pengaruh Uni Soviet di Asia Pasifik serta Eropa Timur. Konferensi Postdam dan cara mengakhiri Perang Dunia II merupakan fase awal meletusnya perang dingin antara kedua belah pihak.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1)      Apakah latar belakang Amerika Serikat disebut negara adidaya?
2)      Bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam Perang Dingin?
3)      Bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam Perang Teluk II di Timur Tengah?
4)      Bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam proses penegakkan demokrasi di Irak  ?
5)      Bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam melakukan interversi di Libya?

1.3  Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas penulis dapat mengemukakan beberapa tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1)      Dapat mengetahui latar belakang Amerika Serikat disebut sebagai negara adidaya.
2)      Dapat mengetahui bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam Perang Dingin.
3)      Dapat mengetahui bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam Perang Teluk II di Timur Tengah.


4)      Dapat mengetahui bagaimanakah peran Amerika Serikat sebagai penegak demokrasi di Irak.
5)      Dapat mengetahui bagaimanakah peran Amerika Serikat dalam melakukan interensi di Libya.



























BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Amerika Disebut Negara Adidaya
Negara adikuasa atau negara adidaya adalah negara yang mempunyai kekuasaan lebih di percaturan politik internasional baik dalam mempengaruhi peristiwa-peristiwa global maupun lebih jauh mengambil keputusan dalam proyek-proyek internasional. Negara seperti ini biasanya dianggap sebagai pemimpin oleh negara-negara lainnya.
Amerika serikat merupakan salah satu negara potensial yang memiliki kekuatan dan kekuasaan besar sehinggga disebut negara superpower atau negara adidaya, dimana seluruh negara-negara di dunia mengakui keadidayaannya. Amerika Serikat sendiri baru menyadari kekuatan yang di milikinya bahwa Amerika Serikat memiliki potensi besar untuk menjelma menjadi sebuah negara adidaya pada Perang Dunia Kedua ketika kapal dimana didalamnya terdapat banyak rakyat sipil Amerika Serikat diserang oleh Jerman, Amerika Serikat kemudian ikut serta dalam Perang Dunia Kedua dan menjadi pemenang perang tersebut.
Dengan runtuhnya rezim komunis Uni Soviet pada Perang Dingin, membawa Amerika Serikat menjadi kekuatan tunggal yang mendominasi dunia. Secara ekonomi, banyak negara telah menjadikan dolar Amerika Serikat sebagai tolak ukur mata uangnya artinya berharga atau tidaknya mata uang mereka ditentukan oleh dolar. Sejumlah negara menggunakan dolar sebagai mata uangnya, bursa saham Amerika Serikat dipandang sebagai indikator ekonomi dunia. Amerika Serikat memiliki banyak sumber daya mineral, seperti emas, minyak, batu bara dan endapan uranium.
Dengan keadaan pertanian membuat negara ini berada di antara produsen utama seperti jagung, gandum, gula dan tembakau. Amerika Serikat memproduksi mobil, pesawat terbang dan benda elektronik. Sekitar 3/4 dari penduduk Amerika Serikat bekerja di industri jasa. Amerika Serikat juga menguasai sistem moneter internasional dengan manyediakan modal investasi yang besar dengan kepuasan yang menarik minat para investor serta pasar ekspor asing yang sangat luas.
Secara ideologi Amerika Serikat adalah sumber dan penjaga institusi demokrasi di dunia. Amerika Serikat masih merupakan negara terkuat dari segi militer khususnya setelah berakhirnya Perang Dingin. Angkatan bersenjata Amerika serikat sendiri telah tersebar ke seluruh dunia dengan mudah dari Eropa hingga Asia, di Korea saja jumlah tentara Amerika Serikat ada sekitar 37 ribu orang dan 53 ribu orang tentara Amerika yang ditempatkan di Jepang, bahkan pangkalan-pangkalan militernya dapat berubah karena intervensi Amerika Serikat atas nama perdamaian menjadi kebutuhan militer yang sudah ditetapkan.
Amerika Serikat memiliki sistem pertahanan udara yang canggih untuk mempertahankan diri terhadap serangan udara, Amerika Serikat juga memiliki Kapal selam SLBM (Submarines Launched Ballistic Missile), Kapal selam FBM (Fleet Ballistic Missile) Kapal induk USS Ronald Reagan (CVN-76) dan Alusista Utama Rudal, Hulu Ledak aktif, Nuklir. Di lihat dari teknologinya Amerika Serikat adalah negara yang memiliki sumberdaya manusia potensial sehingga mampu menciptakan penemuan-penemuan baru baik dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi yang canggih.
Dari geografi, Amerika Serikat memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk besar serta potensial. Dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia dan negara-negara yang ada dikawasan Amerika sendiri terutama negara-negara sosialis seperti negara-negara Amerika Latin (Venezuela, Brazil dan Kuba) Amerika Serikat jauh lebih maju. Namun, dalam hal ekonomi kini Amerika Serikat sangat memperhitungkan Jepang dan China karena usaha bidang otomotif dan eletronik sekarang sudah dikuasai oleh Jepang dan China sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat yang mampu menyusul ekonomi Amerika Serikat.
Karena tolak ukur kekuatan ekonomi sebuah negara adalah Cadangan Devisa yang dimiliki, untuk kategori ini cadangan devisa paling besar sekarang dimiliki oleh negara China dan Taiwan. Kemudian dibidang usaha pariwisata sekarang dikuasai oleh Uni Eropa, Jembatan Layang dan Kereta Api Super Express sudah dikuasai oleh Korea dan Jepang. Namun demikian meski sekarang mengarah pada kondisi resesi dalam jumlah yang sangat besar, namun perekonomian Amerika Serikat tetap merupakan acuan perekonimian dunia. Industri strategis baik pertahanan maupun software/hardware masih dipegang oleh Amerika Serikat, meskipun upaya Jepang dan China untuk menyaingi, namun banyak hal masih belum berhasil.
Tidak ada negara didunia ini yg mengguasai bidang mayoritas seperti yg dimiliki oleh Amerika Serikat. Sampai saat ini belum ada negara yg sanggup mengimbangi Amerika Serikat dibidang peralatan militer dan teknologi yang ada hubunganya dengan luar angkasa, canggih dari segi alat militer. Termasuk bidang olahraga, pendapatan dari NFL di Amerika dapat mengalahkan pendapatan Liga Champions di Eropa atau pendapatan dari seluruh dunia. Karena sangat kuat ditinjau dari segi politik, ekonomi dan militer Amerika Serikat bisa mengatur dunia sesuai kebijakannya, termasuk menginvansi dan mengembargo negara yang tidak menuruti kehendaknya. Adapun latar belakang yang menyebabkan lahirnya negara adikuasa secara umum:
a.    Bidang Ekonomi
Akibat Perang Dunia II membuat perekonomian dunia hancur sehinggan mendorong perlunya negara pemodal memberikan bantuan perekonomian guna memulihkan keadaan. Amerika Serikat adalah salah satu negara pemenang perang Dunia II dan pemodal kuat yang tampil membantu negara-negara yang rusak akibat perang, misalnya membuat program Marshal Plan untuk membantu negara-negara di Eropa Barat dan Truman Doctrin untuk membantu negara Turki dan Yunani. Bantuan-bantuan ini akhirnya menjadi senjata makan tuan seperti yang terjadi pada negara negara Jerman dan Jepang, yang bangkit menjadi saingan berat bagi industri Amerika Serikat pada masa sekarang.

b.      Bidang Politik
 Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II menyebabkan keduanya lahir menjadi negara raksasa dan menggantikan kedudukan Inggris, Perancis, Jerman dan Italia sebagai kekuatan sebelumnya. Amerika serikat memegang peranan penting dalam mengakhiri Perang Dunia II antara lain dengan membom wilayah Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945 sehingga mempercepat penyerahan Jepang kepada Sekutu. Sementara Uni soviet berperan melakukan pembebasan wilayah Eropa bagian timur dari tangan negara Jerman.
Selain melakukan pembebasan juga menyebarkan paham komunisnya ke negara Eropa timur seperti Bulgaria, Albania, Rumania, Polandia dan Cekoslovakia. Munculnya persekutuan militer baru, misalnya Amerika serikat dengan organisasi NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan Uni Soviet dengan Pakta Warsawa. Berdirinya suatu persekutuan militer tersebut menimbulkan rasa saling curiga dan saling berlomba senjata antarnegara sehingga kedua belah pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin.

c.       Bidang Sosial dan Budaya
Pada Perang Dunia II ini menunjukkan betapa pentingnya peranan manusia sebagai pengendali militer. Muncul penemuan-penemuan baru dalam bidang kemiliteran seperti sonar, radar dan peluru kendali. Perang Dunia II menyebabkan munculnya badan internasional PBB yang mencurahkan perhatian untuk kepentingan kemanusiaan dan kesejahteraan dunia.

2.2 Peran Amerika Serikat Dalam Perang Dingin
Perang dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947-1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang, seperti koalisi militer, ideologi, industri, dan pengembangan teknologi, pertahanan, perlombaan nuklir, persenjataan dan lain-lain. Perang dingin bukanlah sekedar perang biasa di mana kedua belah pihak berperang di medan terbuka. Perang dingin merupakan perang antara dua negara adikuasa yang saling berebut pengaruh dalam pergulatan politik internasional. Perebutan pengaruh dimulai dengan saling mencurigai antarnegara adikuasa itu.
Perang Dingin dimulai setelah Perang Dunia II berakhir dimana Amerika Serikat dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II, keduanya berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pasca peperangan. Selama beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika Amerika Serikat membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Kebijakan politik Amerika Serikat dalam Perang Dingin salah satunya adalah dengan menerapkan politik global untuk mencegah meluasnya pengaruh komunisme yang digalakkan oleh Uni Soviet. Pencegahan terhadap meluasnya pengaruh Uni Soviet menjadi kiebijakan Amerika Serikat yaitu yang dikenal dengan Containment Policy, yaitu sebuah strategi politik luar negeri Amerika Serikat untuk membendung kekuatan ekspansi komunisme Uni Soviet. Kebijakan itu dikeluarkan oleh George Kennan, seorang diplomat Amerika pada tahun 1947, dan menjadi sebuah panduan dalam kerangka politik luar negeri Amerika Serikat dalam kurun waktu 1947-1987. Uni Soviet juga berusaha melancarkan ekspansi politik dan ideologis di berbagai negara kawasan Eropa Timur dan Asia. Hal itu terlihat dari bergabungnya negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet.
Strategi Containment Policy dikembangkan melalui pemberian bantuan ekonomi dan militer kepada negara-negara yang sedang bergejolak. Penerapan penting pertama doktrin pencegahan ini dilakukan di wilayah timur Laut Tengah. Inggris telah membantu Yunani, dalam menghadapi kekuatan komunis yang mengancam kekuasaan monarki dalam perang saudara dan di Turki, dimana Uni Soviet mendesakkan konsesi teritorial dan hak untuk membangun pangkalan militer di Bosporus. Pada tahun 1947 Inggris memberitahu Amerika Serikat bahwa mereka tidak mampu lagi memberikan bantuan semacam itu. Dengan cepat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat membuat rencana bantuan.

2.2.1   Bantuan dibidang ekonomi
Dalam upaya untuk mewujudkan politik Contaiment Policy, Amerika Serikat memanfaatkan keadaan ekonomi negara lain untuk memperbaiki negaranya (dengan menanamkan pengaruhnya) jika tidak maka negara-negara tersebut akan masuk dalam pengaruh kekuasaan ideologi komunis Uni Soviet. Maka Amerika tampil sebagai negara kreditor bagi negara-negara di luar pengaruh Uni Soviet. Dengan bantuan tersebut selanjutnya mampu membuat kedudukan Amerika menjadi kuat sebab berhasil menciptakan ketergantungan negara peminjam pada Amerika. Amerika Serikat akhirnya mengeluarkan beberapa program untuk membangun kembali perekonomian dunia, seperti:

1.    Marshall Plan
Merupakan program untuk membantu perekonomian negara-negara Eropa Barat. Program ini disetujui dalam Konfrensi Paris 1947 dan pemberian bantuan ini diakhiri pada tahun 1951. Sebuah negara dapat memperoleh bantuan ini dengan memenuhi kesepakatan sebagai berikut:
a.    Amerika Serikat akan memberikan pinjaman jangka panjang kepada negara-negara Eropa Barat untuk membangun kembali perekonomiannya.
b.    Sebagai imbalan negara peminjam diwajibkan:
1)   Berusaha menstabilkan keuangan masing-masing negara dan melaksanakan anggaran pendapatan yang berimbang.
2)   Mengurangi penghalang-penghalang yang menghambat kelancaran perdagangan antara negara-negara peminjam.
3)   Mencegah terjadinya inflasi.
4)   Menempatkan perekonomian negara masing-masing negara atas dasar sendi-sendi perekonomian yang sehat.
5)   Memberikan bahan-bahan yang diperlukan Amerika Serikat untuk kepentingan pertahanan.
6)   Meningkatkan persenjataan masing-masing negara untuk kepentingan pertahanan.
7)   Bantuan akan dihentikan apabila di negara peminjam terjadi pergantian kekuasaan yang mengakibatkan negara tersebut melaksanakan paham komunis.



2.    Doctrine Truman
Merupakan kebijakan untuk membantu secara misalnya negara Yunani dan Turki dengan maksud membendung kedua negara tersebut dari pengaruh komunis dan Uni Soviet serta memerangi pemberontakan yang dilancarkan gerilyawan-gerilyawan komunis dalam negeri. Tujuannya untuk mempertahankan Yunani dan Turki dari penetrasi komunis dan menghambat jalur Uni Soviet menuju ke Selatan yang akan mengancam negara-negara Barat. Sebab jika salah satu negara jatuh maka negar tetangga lainnya juga akan jatuh sehingga semua negara akan jatuh kedalam pengaruh komunis.

3.   Point Four Program
Merupakan program bantuan dalam bentuk perlengkapan ekonomi kepada negara-negara berkembang. Serta bantuan militer yang diberikan pada negara-negara berkembang khususnya Asia.

4.    Colombo Plan
Merupakan program kerjasama bagi pembangunan ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Program yang dicetuskan di Colombo 1951 dengan peserta pertama negara-negara persemakmuran Inggris yang selanjutnya diikuti Amerika Serikat, Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Pada tahun 1957 terbentuklah kerjasama dalam bidang perdagangan antara 7 negara Eropa Barat (Perancis, Italia, Jerman Barat, Belgia, Belanda, Luksemburg dan Denmark) dengan nama Pasar Bersama Eropa (PBE) Inggris memprakarsai berdirinya daerah perdagangan bebas Eropa yang meliputi 5 negara (Inggris, Norwegia, Swedia, Swiss dan Austria).
Negara-negara di Eropa Timur yang tidak mendapatkan bantuan Marshall Plan karena berhaluan komunis sehingga dampaknya pembangunan ekonomi di Eropa Timur tidak secepat pembangunan ekonomi di Eropa Barat sebab seluruh aktivitas perekonomian diatur dan dikuasai oleh negara (berpusat pada pemerintah). Seluruh industri dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah, pertanian diatur menurut pola pertanian pemerintah dimana hanya sebagian kecil tanah pertanian yang boleh dimiliki secara pribadi. Negara-negara Eropa Timur membangun perekonomian dengan pola Uni Soviet dan prinsip ekonomi komunisme, yaitu melaksanakan pembangunan perekonomian jangka pendek yang dilanjutkan dengan program jangka panjang.
Perkembangan ekonomi negara yang berada di luar Eropa juga mengalami kemerosotan sebab sistem perekonomian mereka sebelum Perang Dunia II terjadi lebih banyak tergantung pada negara-negara Eropa yang memiliki jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika. Setelah Perang Dunia II hubungan antara negara-negara Eropa dengan negara jajahan menjadi terputus. Negara-negara jajahan melepaskan diri dan menjadi negara merdeka serta berusaha membangun perekonomiannya sendiri atau dengan bantuan negara lain sehingga tidak dapat membangun perekonomiannya dengan cepat. Negara-negara di luar Eropa terjerat utang untuk membangun perekonomian sehingga perkembangan perekonomiannya tidak secepat negara-negara Eropa Barat.
Jerman dan Jepang tumbuh kembali sebagai negara industri, setelah memperoleh bantuan modal dari Amerika Serikat. Di bentuklah 2 badan ekonomi dunia sebagai perwujudan perkembangan sistem ekonomi kapitalis yaitu IMF (International Monetary Fund) dan Bank Dunia (World Bank). Tugas kedua badan tersebut adalah memberi dan menyalurkan bantuan keuangan kepada negara agar dapat melakukan rekonstruksi dan pembangunan ekonomi negaranya.

2.2.2   Bantuan dibidang Militer
Perebutan pengaruh di bidang militer yang paling mencolok antara Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah dalam pakta pertahanan. Dalam upaya mencegah komunisme Amerika Serikat membentuk pakta-pakta pertahanan, seperti:

1.    Pakta NATO
Negara-negara Barat membentuk North Atlantic Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949 sebagai suatu organisasi pertahanan. Negara yang menjadi anggotanya yaitu Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda, Luxemburg, Perancis, Portugal, Kanada dan Amerika Serikat. Tujuannya untuk membendung komunis mulai dari Eropa Utara sampai Turki dan Yunani. Pada mulanya markas NATO berada di Paris, tetapi setelah Perancis keluar dari NATO, maka NATO didominasi oleh Amerika Serikat. Walaupun Perancis tidak menjadi anggota Blok Timur, tetapi hubungan Perancis dengan Uni Soviet dan RRC lebih baik dibandinkan dengna negara-negara Barat lainnya.

2.    Pakta SEATO
Di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization (SEATO) tahun 1954, atas dasar South East Asia Collective Defence Treaty. Anggotanya yang utama justru negara-negara Barat, sedangkan negara-negara utama di Asia Tenggara seperti Indonesia tidak turut serta. Pakta pertahanan tersebut ditujukan terhadap komunis Asia Tenggara, khususnya di Vietnam. Pakta ini merupakan aliansi militer pimpinan Amerika Serikat didirikan untuk membantu perlawanan terhadap ekspansi komunis di Asia Tenggara. SEATO merupakan keseimbangan tradisional daripendekatan kekuasaan via aliansi eksternal untuk keamanan regional. Sebagai salah satu organisasi yang berdiri di Asia Tenggara, negara-negara utama di Asia Tenggara malah tidak diikutsertakan di SEATO, anggota-anggotanya yang utama justru negara-negara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

3.    Pakta ANZUS
ANZUS (Australia, New Zealand and United State), yaitu pakta pertahanan negara-negara Amerika Serikat, Australia,dan Selandia Baru pada tahun 1951.

2.3    Peran Amerika Serikat Dalam Perang Teluk II Di Timur Tengah
Timur Tengah memiliki posisi geografis yang sangat penting bagi dunia karena kawasan ini poros dari jalur duina antara benua eropa, asia, dan afrika. Selain memiliki posisi geografis yang menarik, keunggulan timur tengah terletak pada cadangan minyak yang mencapai 70% cadangan minyak dunia. Tidak jauh berbeda dengan Inggris, Portugal, Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya pada masa kejayaan revolusi industri, tiga abad silam. Amerika -dengan kemajuan hasil industri dan teknologinya- sangat membutuhkan bahan-bahan baku dan bahan penopang lainnya. Semua itu demi melanggengkan kegiatan industri dan ekonomi dalam negerinya.
Pada pada 2 Agustus 1990 Irak melancarkan invasinya ke Kuwait yang dikenal dengan sebutan Perang Teluk Persia 2. Invasi Irak ini dibuka dengan penyerangan oleh dua brigade Pasukan Khusus Republik Irak yang bergerak cepat untuk menguasai istana Amir dan Bank Sentral Kuwait yang ia percaya akan menemukan tumpukan emas di sana. Tapi kebanyakan dari warga Kuwait lebih banyak menginvestasikan uang mereka ke luar negeri dibanding melakukan investasi pada Bank Sentral Kuwait oleh karena itu Saddam hanya mendapatkan 2 trilliun dolar billion emas Kuwait (Cigar, 1992 dan Friedman, 1991).
Pada hari yang sama Irak membombardir ibukota Kuwait dari udara. Meskipun Angkatan Bersenjata Kuwait, baik kekuatan darat maupun udara berusaha mempertahankan negara, namun mereka dengan cepat kewalahan. Selanjutnya Kuwait berhasil memperlambat gerak Irak dan segera menyelamatkan keluarga kerajaan untuk meloloskan diri ke Arab Saudi beserta sebagian besar tentara yang masih tersisa. Invasi membabibuta yang dilakukan Irak membuat Kuwait meminta bantuan kepada Amerika Serikat tepat tanggal 7 Agustus 1990.

a.    Dalam Bidang Diplomasi
Presiden Saddam Husein begitu percaya diri dengan invasi yang dilakukannya di atas tanah Kuwait hingga pada musim gugur. Tanggal 6 Agustus 1990  Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi Pada Irak Dan dilanjutkan dengan misi diplomatik antara  James Addison Baker III diplomat Amerika Serikat dengan menteri luar negeri Irak Tareq Aziz tanggal 9 Januari 1991 namun tidak membuahkan hasil, Irak menolak permintaan PBB agar menarik pasukannya dari Kuwait sampai tanggal 15 Januari 1991.
Dalam kesempatan ini, Amerika, yang dapat mempengaruhi PBB, memanfaatkan konflik yang terjadi antar dua negara penghasil minyak ini untuk semakin menyatakan hegemoninya di kawasan Timur Tengah. Amerika Serikat hendak menguatkan genggamannya di teluk persia, menyalahkan kebijakan Irak yang menolak berhubungan diplomatik dengannya. Kemudian menjatuhkan sangsi, dan mempersiapkan penyerangan militer terhadap Irak secara besar-besaran.

b.    Dalam Bidang Militer
Dengan segera Presiden Amerika Serikat George H. W. Bush mengambil tindakan tegas untuk menyatakan perang tanggal 12 Januari 1991. Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul negara-negara lain baik negara-negara Arab dan AfrikaUtara kecuali Syria, Libya, Yordania dan Palestina. Kemudian datang pula bantuan militer Eropa khususnya Eropa Barat (Inggris, Perancis dan Jerman Barat ditambah negara-negara Eropa Utara dan Eropa Timur), serta 2 negara Asia yaitu Bangladesh dan Korea Selatan. Sementara dari Afrika, Niger turut bergabung dalam koalisi. Pasukan Amerika Serikat dan Eropa di bawah komando gabungan yang dipimpin Jenderal Norman Schwarzkopf serta Jenderal Collin Powell. Pasukan negara-negara Arab dipimpin oleh Letjen Khalid bin Sultan.
Pada bulan 17 Januari 1991, Amerika bersama sekutunya meluncurkan operasi gurun badai (Operation Desert Storm). Target utama koalisi adalah untuk menghancurkan kekuatan Angkatan Udara Irak dan pertahanan udara yang diluncurkan dari Arab Saudi dan kekuatan kapal induk koalisi di Laut Merah dan Teluk Persia. Target berikutnya adalah pusat komando dan komunikasi. Presiden Saddam Hussein yang merupakan titik sentral komando Irak dan inisiatif di level bawah tidak diperbolehkan. Koalisi berharap jika pusat komando rusak maka semangat dan koordinasi tempur Irak akan langsung kacau dan lenyap.
Target ketiga dan yang paling utama adalah instalasi rudal jelajah terutama rudal Scud. Operasi pencarian rudal ini juga didukung oleh pasukan komando Amerika dan Inggris yang mengadakan operasi rahasia di daratan untuk mencari dan bila perlu menghancurkan instalasi rudal tersebut serta operasi di daratan. Empat puluh dua hari setelah itu, Amerika dan sekutu berencana mengepung Irak dengan suplay 88000 ton bom. Target pengepungan ini adalah menghancurkan pusat listrik dan air milik Irak. Di bulan Februari, Amerika dan sekutu memulai peperangan darat selama 100 jam. Mereka mengirimkan tentara bersenjata berat ke sebelah selatan Irak. Sehingga menewaskan sekitar 100.000 sampai 200.000 bangsa Irak.
Di musim semi 1991, kaum syiah dan bangsa Kurdi di utara Irak berdemo melawan pemerintahan Saddam Husein. Pada mulanya Amerika dan mendukung pemberontakan ini. Namun kemudian mengkhawatirkan kerusuhan dan ketidakstabilan di kawasan tersebut. Amerika Serikat akhirnya tidak mau membantu para pemberontak. Keinginan mereka untuk menguasai persenjataan Irak tidak dikabulkan oleh Amerika. Di sisi lain Amerika juga membiarkan Irak menyerang mereka.
Ketika Irak menarik mundur kekuatannya dari Kuwait, Amerika bersama Inggris menuntut pemberlakuan sangsi terhadap Irak. Irak dianggap telah melakukan perusakan-perusakan. Amerika kemudian memberlakukan zona larangan terbang bagi Irak di wilayah utara dan selatan Irak. Semenjak perang teluk usai sampai Amerika masih menempatkan 17.000-24.000 tentaranya di teluk Persia.

3.4    Peran Amerika Serikat Dalam Proses Penegakkan Demokrasi Di Irak
Menurut Wirawan Sukarwo terdapat dua alasan utama yang melatar belakangi serangan Amerika Serikat ke Irak. Pertama, keinginan Amerika Serikat untuk menghentikan proyek pengembangan senjata pemusnah massal di Irak. Kedua, menjatuhkan rezim Saddam Hussein yang dianggap memiliki hubungan dengan Al-Qaeda yang mengancam stabilitas regional.
Amerika Serikat menginginkan Irak menjadi negara yang demokrasi untuk mengembalikan kekuasaan negara-negara yang dinilai non-demokrasi (otoliter atau totaliter). Dengan mengusung politik standar ganda yakni membisu terhadap praktik pelanggaran demokrasi di negara-negara Arab moderat, namun dalam waktu yang sama senantiasa mempermasalahkan isu tersebut di negara-negara arab yang berada di luar siklus politik Amerika Serikat. Amerika Serikat semakin memperlihatkan keinginannya yaitu penyebaran demokrasi ke negara-negara dunia seperti yang dilakukan intervensi Amerika Serikat ke berbagai negara seperti Irak pasca rezim Saddam Husein.
Ideologi demokrasi dianggap sebagai ideologi terbaik yang pernah dimilki oleh Amerika Serikat sehingga menyebabkan Amerika Serikat ingin menyebarkan ideology tersebut. Meskipun muncul indikasi adanya kepentingan ekonomi dan politik akan tetapi hal itu hanya semata dianggap sebagai modus belaka mengingat bahwa dengan penerapan demokrasi juga dapat dijadikan sebagai instrument politik untuk mencapai tujuan kepentingan negara semata.

Pada bulan Juli 2000, pemerintah Amerika Serikat mendapat laporan dari badan khusus PBB yang menangani Inspeksi Senjata Kimia di Irak UNMOVIC (United Nations Monitoring, Verification, and Inspection Commission), bahwa Irak diduga telah menyembunyikan senjata kimia di negerinya. Laporan tersebut merupakan pemicu awal dari terjadinya serangkaian aksi investigasi senjata di Irak yang akhirnya menimbulkan keputusan di pihak Amerika Serikat untuk menggempur Irak yang terjadi pada bulan Maret sampai April 2003.
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan lagi Resolusi 1441 mengenai perlucutan senjata destruksi atau pemusnah massal Irak dan pembentukan Tim Inspeksi yang diberi nama UNMOVIC (United Nations Monitoring, Verification, and Inspection Commision). Menurut resolusi itu, dalam waktu sebulan Irak harus menyerahkan laporan mengenai senjata pemusnah massal, sistem, dan program pengembangannya. Pada resolusi ini, hanya Amerika Serikat dan Inggris yang setuju jika Irak gagal memenuhi ketentuan resolusi itu, konsekuensinya berat bagi Irak yaitu berupa serangan militer Amerika Serikat. Jika ada sesuatu yang dianggap sebagai kesalahan Irak, baik disengaja atau tidak, dapat menimbulkan perang yang menghancurkan negara itu.
Dengan begitu, Amerika Serikat berpotensi memicu provokasi bagi situasi panas berupa serangan militer ke Irak, bukan cuma melucuti senjata pemusnah massal yang dicurigai dimiliki Irak, tetapi tujuan akhirnya adalah mengganti pemerintahan Saddam Hussein. Pada 14 Februari 2003, Han Blix (Ketua UNMOVIC) dan El-Baradei (Direktur Jenderal Badan Energi Atom Dunia) menyampaikan laporan bahwa di Irak tidak ditemukan senjata pemusnah massal. Kesimpulan itu dinyatakan setelah tim dari PBB tersebut menginspeksi seluruh gedung Irak termasuk yang berada di bawah tanah. Pada 7 Maret 2003, Hans Blix dan El-Baradei kembali menyampaikan laporan kepada PBB bahwa Irak telah menghancurkan rudalnya termasuk Al-Samoud II yang merupakan satu-satunya senjata pertahanannya.
Pada awal 2003 tanpa menghiraukan laporan Tim Inspeksi Senjata PBB, Amerika Serikat mengerahkan tahap demi tahap kekuatan militernya di perbatasan Irak. Beberapa peralatan sudah menunggu komando serangan dari Amerika Serikat  seperti salah satunya Suadron udara dengan pesawat tempur F-15, F-16 dan beberapa kapal induk. Presiden Amerika Serikat George W. Bush mengeluarkan ultimatum kepada Irak, bahwa dalam jangka waktu 48 jam presiden Irak Saddam Hussein dan anak-anaknya harus segera meninggalkan Irak. Ultimatum itu berakhir pada 20 Maret 2003 dan beberapa jam sebelum perang dimulai, Amerika Serikat menghimbau agar tentara Irak tidak melakukan perlawanan terhadap serangan tentara Amerika Serikat nanti dan mengajak tentara Irak untuk  membangkang kepada Saddam Hussein.
Tembakan salvo dari kapal induk Amerika Serikat melayang ke udara Irak tanggal 20 Maret merupakan awal dari perang Amerika Serikat dan Irak. Setelah tembakan Salvo pada hari itu lima kapal induk Amerika Serikat, diantaranya adalah USS Abraham Lincoln, USS Kitty Hawk Dan USS Theodore saling berlomba-lomba menembakkan rudal-rudal penjelajah Tomahowk ke Irak. Perang antara Amerika Serikat dan Irak merupakan perang yang timpang dan tidak seimbang. Irak tidak mempunyai kekuatan laut, sedangkan kapal-kapal induk Amerika Serikat leluasa menembakkan rudal-rudal mereka ke Irak tanpa ada perlawanan dari pasukan Garda Republik.
Dalam perang ini, kekuatan Amerika Serikat (dan sekutunya) sangat mendominasi karena Irak juga tidak berdaya menghadapi serangan darat dan udara dari Amerika Serikat. Perang antara Amerika Serikat dan Irak dimulai pada tanggal 20 Maret 2003 dan berakhir pada 9 April 2003 dengan didudukinya Baghdad ibu kota Irak oleh pasukan Amerika Serikat dan sekutunya. Tanggal 27 Maret, Sidang Dewan Keamanan PBB mendesak Amerika Serikat dan negara sekutunya untuk menarik semua pasukannya dari Irak tanpa syarat apapun.
Negara-negara anggota Liga Arab dan Gerakan Non Blok (GNB) menyatakan serangan militer tersebut tidak sah dan melanggar aturan PBB. GNB dan Liga Arab adalah dua kelompok yang mengusulkan digelarnya Sidang Khusus yang bersifat terbuka tersebut. Sementara itu, negara-negara Uni Eropa juga menyiratkan setujunya kawasan itu terhadap serangan militer Amerika Serikat ke Irak, karena Uni Eropa menjunjung tinggi integritas dan kedaulatan Irak dan menghormati hak-hak yang dimiliki rakyat Irak. Para penentang perang juga berasal dari rakyat Amerika Serikat, di berbagai negara bagian Amerika Serikat, terjadi demonstrasi untuk menentang perang.
Perang yang tidak imbang antara Amerika Serikat dan Irak membuat perang berlangsung dengan cepat. Tanggal 9 April 2003, perang dinyatakan berakhir dengan dikuasainya kota Baghdad, yang merupakan pusat pemerintahan Saddam Hussein, oleh pasukan Amerika Serikat. Namun senjata pemusnah massal yang menjadi alasan utama serangan Amerika Serikat (dan sekutunya) ke Irak tidak juga diketemukan.

3.5    Peran Amerika Serikat Dalam Melakukan Interversi Di Libya
Krisis Libya mulai terjadi pada bulan Februari 2011, karena adanya demonstrasi dan pemberontakan ini tidak hanya sekedar karena masalah kebebasan, namun juga karena faktor ekonomi. Kurangnya lapangan kerja, kemiskinan dan jumlah pengangguran yang semakin tinggi memicu ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Qadhafi. Adanya serangan pemerintah Qadhafi terhadap warga sipil yang tidak  bersenjata tersebut dinilai sebagai bentuk kejahatan atas kemanusiaan.
PBB pun mengeluarkan resolusi 1973 yang mengizinkan anggota PBB untuk menjalankan langkah apapun yang diperlukan dalam upaya melindungi warga sipil di Libya dari kekerasan pasukan pemerintah Qadhafi. Resolusi tersebut memberikan kewenangan untuk melanjutkan serangan udara dan rudal melawan Qadhafi. Berdasarkan resolusi tersebut, NATO (North Atlantic Treaty Organization) pun juga ikut melakukan intervensi dengan alasan ingin menjaga perdamaian dan demokrasi di Libya serta melindungi warga Libya dari serangan maupun ancaman serangan. Dengan landasan tersebut NATO menyerang pangkalan-pangkalan militer pasukan loyalis Qadhafi.

  1. Intervensi Amerika dibidang Politik
Salah satu intervensi Amerika di Libya terbukti dengan adanya DK 1973 untuk mengambil sikap yang tegas terhadap pemerintahan Moammar Khadafi di Libya, Presiden Amerika mengijinkan untuk menggunakan kekuatan militer untuk mengintervensi Libya dalam penyelesaian kasus HAM di Libya. Resolusi ini mengesahkan semua tindakan yang dlakukan guna demi kepentingan menjaga keamanan warga negara Libya.  Berikut adalah sepuluh resolusi dewan keamanan tersebut:
1)      Menuntut berakhirnya dengan segara genjatan senjata dan kekerasan serta semua serangan dan pelanggaran kepada penduduk sipil.
2)      Menuntut pemerintah libya untuk mengambil langkah melindungi rakyat sipil dan memenuhi segala kebutuhan dasar mereka dan memastikan bantuan kemanusiaan dilakukan dengan segera dan tanpa halangan.
3)      Meminta negara anggota PBB untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi rakyat sipil dan yang berdiam di daerah yang terancam namun tidak termasuk pejabat asing yang menjadi bagian dari pemerintah Libya.
4)      Memutuskan untuk memberlakukanlarangan penerbangan di wilayah udara Libya demi keselamatan rakyat sipil kecuali pesawat PBB, bantuan kemanusiaan dan Uni Afrika.
5)      Memperkuat embargo senjata yang diberlakukan mulai tanggal 26 februari dengan meminta anggota PBB untuk menginvensi wilayahnya baik darat, laut maupun udara jika memang terdapat komunikasi untuk penjualan senjata dan tentara bayaran ke Libya.
6)      Memerintahkan semua negara untuk menghalangi pesawat Libya ataupun yang menjadi milik Libya untuk terbang kedaerah manapun ataupun melintas di daerah Libya.
7)      Memberikan larangan perjalanan terhadap duta Libya yang terlibat perekrutan tentara bayaran untuk bantuan perang ke Libya.
8)      Memperpanjang pembekuan aset tujuh atau lebih anggota keluarga Khadafi termasuk putera-puteranya.
9)      Membekukan lima aset institusi keuangan vital yakni bank central, otoritas investasi Libya, bank asing Libya, portofolio investasi Libya, perusahaan minyak nasional Libya.
10)  Meminta sekjen PBB untuk membentuk panel ahli delapan anggota untuk mengawasi pelaksanaan sanksi terhadap Libya.
Tiga hari setelah dikeluarkannya resolusi DK 1973, Amerika dan sekutunya mulai menyerang Libya dibawah kendali serangan NATO yang berhasil memukul mundur pasukan Khadafi. Seperti yang di utarakan presiden Obama, Amerika tidak akan terlalu banyak ikut campur dalam penanganan militer di Libya semua angkatan darat akan diserahkan kepada NATO, maka pada tanggal 27 Maret 2011 NATO mengumumkan untuk mengambil alih semua operasi militer di Libya dibawah komando Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen yang memiliki tujuan yaitu:
1)   Melaksanakan embargo senjata terhadap Libya.
2)   Melaksanakan no fly zone di wilayah Libya.
3)   Melindungi warga sipil dan kawasan dimana warga sipil diserang oleh pasukan Khadafi.
Komando misi ini adalah Jendral James Stavridis, setelah tujuh bulan melaksanakan serangan terhadap kubu Khadafi dalam menggulingkan rezimnya Fogh Ramussen menyatakan tanpa bantuan NATO, penggulingan dan penegakan demokrasi di Libya sungguh tidak mungkin. Misi ini diakhiri dengan tertangkapnya hingga tewas pemimpin Libya pada tanggal 20 Agustus 2011. Intervensi Amerika ini menghabiskan pajak amerika sebesar hampir 550 juta dolar, 60% dana ini dihabiskan untuk biaya amunisi, tomhawk dan raytheon serta bom. Sedang sisanya untuk biaya pengerahan pasukan, biaya tempur, bahan bakar, pesawat tempur dan kapal.
Setelah Khadafi jatuh, Amerika mendukung penegakan demokrasi di Libya dengan mengadakan pemilu untuk memilih siapa yang nantinya akan memimpin negara tersebut dimana mekanismenya akan diserahkan kepada TNC dan diawasi oleh PBB. Dalam pidatonya, Obama mengungkapkan bahwa hari itu adalah hari yang bersejarah bagi rakyat Libya, tirani telah dihancurkan dan dengan masa depan yang cerah rakyat memikul tanggung jawab untuk membangun demokrasi di Libya yang nantinya akan dibentuk pemerintahan sementara dan menuju transisi pemilu yang pertama dan Obama berharap Libya mau untuk bekerjasama dalam komunitas internasional demi menghormati hak dan persamaan serta kedamaian dunia.
Keterlibatan Amerika dalam pemerintahan sementara di Libya adalah mengakui pemerintahan sementara TNC ini, kepala TNC Libya, Mustafa Abduljalil mengumumkan bahwa pemerintahan sementara akan dibentuk selama satu bulan dan akan bertugas hingga pemilu pertama dilaksanakan dan TNC ini dikepalai oleh PM Abderrehim al Kib, kabinet ini juga bertanggung jawab untuk mengorganisir untuk melucuti senjata baik dari kubu loyalis Khadafi dan kubu TNC.

b.    Kepentingan Amerika dibidang Ekonomi
Kebutuhan negara-negara maju seperti Amerika Serikat akan minyak secara tidak langsung dapat mempengaruhi segi ekonomi suatu negara. Seperti di jelaskan oleh beberapa kalangan teoritis ekonomi yang menjelaskan secara umum mengenai kepentingan segi ekonomi dalam kehidupan bernegara berkaitan erat dengan Supplai atau kebutuhan dan ketersediaan minyak sebagai komoditor yang menggelobal dan dibutuhkan saat ini. Dalam hal ini Libya sebagai penyedia pasokan minyak untuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat memiliki peranan penting dalam Supply minyak, beberapa perusahaan minyak yang ada di libya seperti Waha Oil Company (WOC), Followed by the Arabian Gulf Oil Company (Agoco) and Sirte Oil Company (SOC) memiliki hubungan yang erat terhadap ketersediaan minyak global khususnya terhadap Supply ke Amerika Serikat dan negara-negara dunia pertama.
Beralih dari kebutuhan akan pemenuhan segi ekonomi dalam kehidupan bernegara suatu negera yang berkaitan secara langsung dengan Supplai minyak seperti yang dijelaskan diatas. Konflik bersaudara yang terjadi di Libya dipengaruhi oleh demokratisasi yang terjadi di beberapa negara di kawasan Timur Tengah sebagai salah satu penyebab terjadinya pemberontakan terhadap pemerintahan negara-negara di kawasan Timur Tengah yang menggunakan “sisitem semi demokrasi” atau dapat dikatan sebagai “demokrasi yang samar” dalam artian sistem pemerintahan demokrasi dijalankan sebagai landasan politik nasional di beberapa negara kawasan Timur Tengah seperti  Aljazair, Tunisia, Mesir dan Libya namun sistem Monarki dan kediktatoran yang jauh dari kata Demokrasi dengan kebebasan berpandapatnya tidak dijalankan, hal tersebut sebagai salah satu bentuk atau cara untuk mempertahankan kekuasaan pemimpin dalam hal ini di negara Libya, Muammar Khadafi sebagai seorang kepala pemerintahan sekaligus sebagai seorang raja telah memegang tampuk kekuasaan setidaknya dalam jangka waktu yang cukup lama, dari beberapa sumber menerangkan kepemimpinan Muammar Khadafi dalam mempertahankan kekuasaannya talah mencapi labih dari 40 tahun.












BAB 3. SIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Hubungan luar negeri Amerika Serikat dengan negara-negara bekas sekutunya serta musuhnya pada pasca Perang Dunia II ditandai dengan upaya diplomatik untuk meningkatkan hegemoni Amerika Serikat di seluruh dunia. Masa akhir Perang Dunia II ditandai dengan perang dingin (cold war) antara Amerika Serikat bersama sekutu-sekutunya disatu pihak dengan Uni Soviet bersama sekutu-sekutunya di pihak lain. Perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet sudah berlangsung sejak tampilnya komunisme sebagai penguasa di Uni Soviet tahun 1917.
Amerika serikat merupakan salah satu negara potensial yang memiliki kekuatan dan kekuasaan besar sehinggga disebut negara superpower atau negara adidaya, dimana seluruh negara-negara di dunia mengakui keadidayaannya. Amerika Serikat sendiri baru menyadari kekuatan yang di milikinya bahwa Amerika Serikat memiliki potensi besar untuk menjelma menjadi sebuah negara adidaya pada Perang Dunia Kedua ketika kapal dimana didalamnya terdapat banyak rakyat sipil Amerika Serikat diserang oleh Jerman, Amerika Serikat kemudian ikut serta dalam Perang Dunia Kedua dan menjadi pemenang perang tersebut.
Sikap Amerika Serikat yang curiga terhadap Uni Soviet juga diperlihatkan oleh Menlu James Byrnes yang pada tanggal 28 Juli 1945 menyatakan bahwa Jepang perlu dikalahkan oleh Amerika Serikat sebelum Uni Soviet mampu melakukannya sehingga dia memperoleh dominasi di Asia-Pasifik, Dijatuhkannya bom atom di Jepang adalah dalam rangka membatasi pengaruh Uni Soviet di Asia Pasifik serta Eropa Timur. Konferensi Postdam dan cara mengakhiri Perang Dunia II merupakan fase awal meletusnya perang dingin antara kedua belah pihak.



DAFTAR PUSTAKA


Anonim. Libya Cost United. [serial online].
Anonim. 2011. [serial online].
Nurul. Analisa Potensi Negara Adidaya. [serial online].
Sundoro, Hadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat. Jember : Jember University Press.
Krisnadi. 2011. Sejarah Amerika Serikat. Yogyakarta: Lemah Manah.
Whitney, ed.Keith W. Olsen. 2004. Garis Besar Sejarah Amerika. Deplu Amerika     Serikat.

2 komentar:

  1. Kesaksian untuk masyarakat umum. Saya Fadilah dari Surabaya, Indonesia dan saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan / mendidik masyarakat umum tentang mendapatkan pinjaman online.
    Satu-satunya perusahaan Anda bisa online pinjaman adalah Dubril Badan Kredit.
    Saya menghubungi Dubril Badan Kredit ketika saya membutuhkan pinjaman mendesak dan saya ditawari pinjaman pada tingkat bunga 2%.
    Hubungi Dubril Badan Kredit via email pada dubrilloanfirm@gmail.com.
    Jika Anda membutuhkan bantuan atau informasi tentang bagaimana untuk pergi tentang proses pinjaman, silahkan hubungi saya melalui bfadilah8@gmail.com email saya.
    Tuhan memberkati Anda.

    BalasHapus
  2. Saya adalah Widya Okta dari SURABAYA, saya ingin memberi kesaksian tentang karya bagus Tuhan dalam hidup saya kepada orang-orang saya yang mencari pinjaman di Asia dan sebagian lain dari kata tersebut, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara.
    Apakah mereka mencari pinjaman di antara kamu? Maka Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman yang curang di sini di internet, tapi mereka tetap asli sekali di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban penipuan pemberi pinjaman 6-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka.

    Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan teman saya yang saya jelaskan situasi saya, kemudian mengenalkan saya ke perusahaan pinjaman yang andal yaitu SANDRAOVIALOANFIRM. Saya mendapat pinjaman saya sebesar Rp900.000.000 dari SANDRAOVIALOANFIRM dengan tarif rendah 2% dalam 24 jam yang saya gunakan tanpa tekanan atau tekanan. Jika Anda membutuhkan pinjaman Anda dapat menghubungi dia melalui email: (sandraovialoanfirm@gmail.com)

    Jika Anda memerlukan bantuan dalam melakukan proses pinjaman, Anda juga bisa menghubungi saya melalui email: (widyaokta750@gmail.com) dan beberapa orang lain yang juga mendapatkan pinjaman mereka Mrs. Jelli Mira, email: (jellimira750@gmail.com). Yang saya lakukan adalah memastikan saya tidak pernah terpenuhi dalam pembayaran cicilan bulanan sesuai kesepakatan dengan perusahaan pinjaman.

    Jadi saya memutuskan untuk membagikan karya bagus Tuhan melalui SANDRAOVIALOANFIRM, karena dia mengubah hidup saya dan keluarga saya. Itulah alasan Tuhan Yang Mahakuasa akan selalu memberkatinya.

    BalasHapus