TELAAH KURIKULUM SMP/MTs TAHUN 1994
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks di
Sekolah Dosen Pengampu Dr. Nurul Umamah, M. Pd
Makalah
Oleh:
1.
Rofiatul Nur Jannah 120210302041
2.
Novita Rizah N
150210302095
3.
Tri Rizki S 150210302011
KELAS
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Telaah Kurikulum
SMP/MTs 1994” dengan tepat waktu. Yang mana penulisan makalah ini penulis
gunakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku
Teks di Sekolah.
Terima
kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Nurul Umamah, M. Pd selaku dosen
pembimbing Mata Kuliah Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks di Sekolah. Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan digunakan sebagai
perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi penulis maupun pembaca.
Jember, 28 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................
ii
Daftar Isi ............................................................................................
3
BAB 1. PENDAHULUAN ...............................................................
4
1.1
Latar Belakang
..............................................................................
4
1.2
Rumusan Masalah
......................................................................... 5
1.3
Tujuan dan Manfaat
...................................................................... 5
BAB 2. PEMBAHASAN
................................................................... 6
2.1 Definisi Kurikulum 1994
.............................................................. 6
2.2 Karakteristik Kurikulum 1994
...................................................... 7
2.3 Tujuan Kurikulum 1994 ................................................................
9
2.4 Ruang Lingkup Kurikulum 1994 ................................................
10
2.5 Struktur dan Isi Kurikulum 1994
................................................ 10
2.6 Posisi Mata Pelajaran Sejarah Pada Kurikulum
1994 ................. 11
2.7 Metode Pembelajaran Pada Kurikulum 1994
.............................. 13
2.8 Evaluasi Kurikulum 1994 ............................................................
13
2.9 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 1994 ........................
13
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1994
............................ 17
BAB
3. PENUTUP
.......................................................................... 18
3.1
Kesimpulan ................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................
19
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam banyak literatur kurikulum diartikan sebagai suatu
dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki
oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung
arti bahwa, kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau
rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan
mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti
kurikulum tersebut. Pengertian kualitas pendidikan di sini mengandung makna
bahwa kurikulum sebagai dokumen merencanakan kualitas hasil belajar yang harus
dimiliki oleh peserta didik, kualitas bahan atau konten pendidikan yang harus
dipelajari oleh peserta didik, kualitas proses pendidikan yang harus dialami
oleh peserta didik. Kurikulum dalam bentuk fisik, seringkali menjadi fokus
utama dalam setiap proses pengembangan kurikulum karena ia menggambarkan ide
atau pemikiran para pengambil keputusan yang digunakan sebagai dasar bagi
pengembangan kurikulum sebagai suatu pengalaman.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Indonesia
telah berkali-kali berganti kurikulum, milai dari kurikulum tahun 1947, tahun 1952,
tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, dan
tahun 2006, serta yang terbaru adalah kurikulum tahun 2013. Sebetulnya kita
tidak perlu merasa heran dengan hal tersebut, karena dinamika tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial
budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab,
kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Namun
yang jelas, perkembangan semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan Kurikulum 1984,
dan dilaksanakan sesuai dengan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal tersebut berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan
mengubah dari sistem semester, ke sistem catur wulan. Dengan diberlakunkannya
sistem catur wulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap,
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dapat menerima
materi pelajaran dengan cukup banyak.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang
diatas dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apakah
definisi Kurikulum 1994?
2) Bagaimanakah
karakteristik Kurikulum 1994
?
3) Apakah
tujuan Kurikulum 1994?
4) Bagaimana
ruang lingkup Kurikulum 1994?
5) Apakah
struktur dan isi Kurikulum 1994?
6) Bagaimanakah
posisi mata pelajaran sejarah dalam Kurikulum 1994?
7) Bagaimana
metode pembelajaran dalam Kurikulum 1994?
8) Bagaimankah
evaluasi Kurikulum 1994?
9) Bagaimanakah
prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum 1994?
10) Apa
saja kelebihan dan kekurangan Kurikulum 1994?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk
mengetahui definisi Kurikulum 1994.
2. Untuk
mengetahui karakteristik Kurikulum 1994.
3. Untuk
mengetahui tujuan Kurikulum 1994.
4. Untuk
mengetahui ruang lingkup Kurikulum 1994.
5. Untuk
mengetahui struktur dan isi
Kurikulum 1994.
6. Untuk
mengetahui posisi mata pelajaran sejarah pada Kurikulum 1994.
7. Untuk
mengetahui metode pembelajaran pada Kurikulum 1994.
8. Untuk
mengetahui Kurikulum 1994.
9. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum 1994.
10. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan pada Kurikulum 1994.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Definisi Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 di buat sebagai
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984. Terjadinya perubahan kurikulum 1984 ke kurikulum 1994 sesungguhnya
dimaksudkan untuk lebih memberikan bekal bagi peserta didik ke arah penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam upaya membentuk masyarakat yang maju dalam era globalisasi
sekarang ini. Dengan materi pelajaran yang dijabarkan di dalam kurikulum 1994 diharapkan lulusan
sekolah dari segala satuan pendidikan memiliki wawasan yang seiring dan seirama
dengan tuntutan kemajuan jaman
Definisi Kurikulum 1994, banyak orang yang menganggap
kurikulum berkaitan dengan bahan ajar atau buku-buku pelajaran yang harus
dimiliki anak didik, sehingga perubahan kurikulum identik dengan perubahan buku
pelajaran. Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku pelajaran akan tetapi
banyak persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan,
persoalan materi pendidikan, persoalan materi pelajaran serta persoalan-persoalan
lainnya yang terkait dengan hal itu. Istilah
kurikulum pertama kali digunakan pada dunia olahraga pada zaman Yunani Kuno,
yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan
sebagai jarak yang harus ditempuh oleh pelari.
Print memandang sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun. Dari penelusuran konsep, pada dasarnya kurikulum mempunyai 3 dimensi pengertian yaitu, kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran. Dari berbagai pengertian kurikulum, dapat disimpulkan bahwa “Kurikulum adalah suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada peserta didik dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan”.
Print memandang sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun. Dari penelusuran konsep, pada dasarnya kurikulum mempunyai 3 dimensi pengertian yaitu, kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran. Dari berbagai pengertian kurikulum, dapat disimpulkan bahwa “Kurikulum adalah suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada peserta didik dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan”.
2.2
Karakteristik Kurikulum 1994
Karakteristik
kurikulum SMP/MTs tahun 1994 dapat dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu sebagai
berikut :
1. Aspek
Pendekatan
Kurikulum 1994 menggunakan
pendekatan isi/materi sejumlah pelajaran yang wajib ditransfer pada diri anak
didik. Peserta didik dianggap sukses apabila menguasai seluruh mata pelajaran. Hal ini sesuai dengan
teori Tabularasa-nya John Locke.
2. Aspek
Otoritas Pengembangan
Dalam kurikulum 1994,
pemerintah pusat lebih mendominasi
materi pembelajaran dengan muatan kurikulum nasional sebanyak
80%, sedangkan pihak daerah yang pada hakikatnya mengetahui keadaan, kebutuhan
dan potensi wilayahnya hanya mendapat kesempatan 20%.
3. Aspek
Isi/Materi
Pada kurikulum 1994
materi yang diberikan terkesan overload,
sehingga yang terjadi pengulangan-pengulangan materi. Bukan saja hal ini
menyebabkan pemborosan waktu, tenaga dan pikiran, namun juga
kebosanan/kejenuhan pada diri peserta didik mencapai titik kulminasinya.
4. Aspek
Pusat Proses Belajar Mengajar
Keberhasilan PBM dalam
kurikulum 1994
lebih banyak ditentukan oleh pendidik dan apa yang harus dilakukan, sebab sejak
awal posisi pendidik berada pada satu-satunya sumber belajar. Keadaan seperti
ini menjadikan peserta didik pasif, menerima apa adanya kenyataan yang terjadi
di dalam kelas.
- Aspek Orientasi
Orientasi kurikulum
1994 lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam raport
diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport peserta didik yang tertulis
angka-angka tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang berprestasi.
6. Aspek
Guru (Pendidik)
Dalam kurikulum 1994 pendidik berperan sangat penting, karena
merupakan sumber belajar satu-satunya yang dimiliki oleh peserta didik.
7. Aspek
Relasi
Nuansa pembelajaran
dalam kurikulum 1994 bersifat informatif, sebab sejak semula pendidik menjadi
satu-satunya sumber belajar. Metode didaktika yang sering tampak dipergunakan
adalah ceramah, maka yang terjadi situasi monologis, pendidik lebih aktif
memberikan materi dan peserta didik menjadi pasif, karena lebih banyak
mendengar.
8. Aspek
Tahun Pembelajaran
Dalam kurikulum 1994 menggunakan
tahun pembelajaran terbagi dalam catur wulan, maka dalam satu tahun ada tiga
masa utama belajar aktif. Dengan implikasi masa ujian juga menjadi tiga kali
(Tes Tahap Belajar Catur Wulan I, II dan III). Ini tidak lepas dari orientasi
awal pembelajaran yang bersifat teoritis, mencurahkan materi/bahan sebanyak
mungkin pada peserta didik.
9. Aspek
Hari Efeketif
Pada
kurikulum 1994, peserta
didik wajib masuk kelas selama 6 hari/minggu,
dan menghabiskan 42 jam pelajaran. Hanya tersisa satu hari bagi peserta didik untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya, belum lagi bagi mereka yang menempuh dua
jenis pendidikan.
Selain itu, adapula karakteristik Kurikulum 1994 yang
disebut juga kurikulum cara belajar siswa aktif (CBSA), yaitu:
1.
keterlibatan
intelektual, emosional peserta didik dalam proses pembelajaran;
2.
terjadi asimilasi
dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan, serta pengalaman
langsung terhadap balikan (feedback)
dalam pembentukan keterampilan;
3.
penghayatan serta
internalisasi nilai-nilai dalam bentuk sikap.
Selain itu, dalam kurikulum 1994, terdapat ciri-ciri yang
menonjol, yaitu:
1.
pembagian tahapan
pembelajaran disekolah dengan sistem caturwulan;
2.
pembelajaran
disekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi);
3.
kurikulum 1994 bersifat
populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua peserta didik
diseluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti, sehingga daerah
yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar;
4.
dalam pelaksanaan
kegiatan, pendidik hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan
peserta didik aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial;
5.
dalam pembelajaran
suatu mata pelajaran hendakya disesuaikan dengan kekhasan kosnsep/pokok bahasan
dan perkembangan berfikir peserta didik, sehingga diharapkan akan terdapat
keserasian antara pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan
pembelajaran yang menekankan pada keterampilan dalam menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah;
6.
pembelajaran dari
hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari
hal yang sederhana ke hal yang kompleks;
7.
pengulangan-pengulangan
materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman peserta
didik.
2.3
Tujuan Kurikulum 1994
1.
pengalaman belajar yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari satu atau beberapa pokok bahasan;
2.
model pembelajarannyapun diharapkan berbentuk CTL (Contextual
Teaching and Learning);
3.
sistem dari Kurikulum 1994 adalah berorientasi hanya
pada input, bukan hasil. Kurikulum 1994 berusaha menyatukan
kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan
kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses.
2.4
Ruang Lingkup Kurikulum 1994
Ruang lingkup dari kurikulum 1994 terdiri dari:
1.
peserta didik;
2.
pendidik;
3.
sekolah.
2.5
Struktur dan Isi Kurikulum 1994
2.5.1
Struktur Kurikulum 1994
Struktur
Kurikulum SLTP 1994 lebih sederhana
dibandingkan struktur kurikulum sebelumnya yakni sebagai berikut :
No.
|
Mata Pelajaran
|
Kelas / Semester 1 dan 2
|
||
I
|
II
|
III
|
||
1.
|
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
2.
|
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
6
|
6
|
6
|
4.
|
Matematika
|
6
|
6
|
6
|
5.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
6
|
6
|
6
|
6.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
6
|
6
|
6
|
7.
|
Kerajinan Tangan dan Kesenian
|
2
|
2
|
2
|
8.
|
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
9.
|
Bahasa Inggeris
|
4
|
4
|
4
|
10.
|
Muatan Lokal (sejumlah mata pelajaran)
|
6
|
6
|
6
|
Jumlah
|
42
|
42
|
42
|
Kesederhanaan struktur Kurikulum SMP/MTs 1994 terlihat pada penempatan semua mata pelaran dalam satu kelompok
dan dengan demikian mata pelajaran yang satu sama dengan mata pelajaran lain
dalam fungsinya. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
bersama-sama dengan mata pelajaran Pendidikan Agama, yang dalam kurikulum
sebelumnya dimasukkan dalam kelompok dasar atau pembinaan jiwa Pancasila.
Kurikulum SMP/MTs 1994 tidak mengenal kelompok, dan dengan demikian tidak memisahkan posisi kedua mata pelajaran
tersebut dari mata pelajaran lainnya. Biasanya dalam struktur kurikulum, mata pelajaran
dikelompokkan berdasarkan perbedaan dalam fungsi dan tujuan yang hendak dicapai
oleh sejumlah mata pelajaran. Kesederhanaan struktur Kurikulum SMP/MTs 1994 ditunjukkan
pula oleh penggabungan mata pelajaran/bidang studi PMP dan PSPB menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
2.5.2. Isi Kurikulum
1994
Lahirnya UU No
2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional, merupakan pemicu lahirnya kurikulum
1994. Menurut UU tersebut, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdasakan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
beriman dan bertakwa kepada tuhan yang mahaesa, berbudi luhur, memeliki
keterampilan dan pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada kurikulum
1994, pendidikan dasar dipatok menjadi sembilan tahun (SD dan SMP). Berdasarkan
struktur kulikulum, kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum sebelumnya,
yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan
pendekatan proses.
Adapun isi
dari kurikulum SMP 1994 yaitu:
1.
pengalaman belajar;
2.
menghilangnya mata pelajaran
PSPB pada tahun pelajaran 1996, dan berubahnya mata pelajaran PMP menjadi PPKn
(Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).
2.6
Posisi Mata Pelajaran Sejarah Pada Kurikulum 1994
Dalam kurikulum SMP/MTs tahun 1994
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan
pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan
sejarah, masing-masing
mendapatkan jatah 2 jam pelajaran per minggu. Kondisi ideal mengajarkan IPS di
MTs/SMP dan MA/SMA adalah setiap disiplin ilmu dalam IPS diajarkan oleh pendidik yang berbeda.
Dalam Kurikulum
SMP/MTs 1994 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak dipecah menjadi Biologi
dan Fisika seperti yang dilakukan pada kurikulum SMP/MTs 1984. Terlepas dari
kesederhanaan yang ditunjuk dalam struktur, kurikulum SMP/MTs 1994 memberikan
beban belajar yang lebih tinggi kepada peserta didik. Dengan jumlah mata
pelajaran sebanyak 10, lebih sedikit dibandingkan Kurikulum SMP 1984 (yang
terbanyak dalam bidang studi) dan Kurikulum SMP 1975, jam belajar peserta didik
dalam Kurikulum SMP/MTs 1994 lebih tinggi yaitu 42 jam setiap semester
dibandingkan Kurikulum SMP/MTs 1975 yang 37 jam setiap semester dan Kurikulum
SMP/MTs 1984 yang dimulai dengan 38 jam di kelas I kemudian menurun ke 37 jam
di kelas II dan menurun lagi menjadi 36 jam di kelas III.
Perubahan yang ditunjukkan oleh Kurikulum SMP/MTs 1994 adalah
pendekatan mata pelajaran, bukan bidang studi. Dengan pendekatan mata pelajaran
maka pendekatan bidang studi hanya digunakan oleh Kurikulum SMP/MTs 1975 dan Kurikulum
SMP/MTs 1984. Pendekatan
mata pelajaran untuk organisasi konten kurikulum memang lebih umum, dan melalui
Kurikulum SMP/MTs 1994 pendekatan mata pelajaran yang digunakan kurikulum SMP/MTs sebelum Kurikulum
1975 dihidupkan kembali oleh kurikulum 1994. Mata pelajaran lebih sederhana dan tidak mengundang
tafsiran yang berbeda antara pengembang dan pelaksana kurikulum. Pemaknaan yang
sama dalam istilah kurikulum antara pengembang dan pelaksana kurikulum sangat
penting untuk keberhasilan implementasi kurikulum. Pendidik sebagai pelaksana, tahu secara tepat
apa yang dimaksudkan pengembang kurikulum sehingga ketika pendidik mengembangkan
dokumen kurikulum menjadi kurikulum sebagai suatu realita atau “observed curriculum” maka ide pengembang
kurikulum dapat dilaksanakan dengan tepat pula. Kurikulum SMP/MTs 1994 tidak menganut
paham penawaran selang semester (alternate semester), perbedaan beban belajar
semester atau kelas sebagaimana yang digunakan kurikulum SMP/MTs 1984.
2.7
Metode Pembelajaran Pada Kurikulum 1994
Dalam pelaksanaannya kurikulum SMP/MTs tahun 1994
menggunakan beberapa metode berikut:
1.
model pembelajarannya berbentuk CTL (Contextual Teaching and
Learning);
2.
pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui
cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan siswa untuk aktif secara fisik, mental, intelektual, dan
emosional dengan harapan peserta didik memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam
ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2.8
Evaluasi Kurikulum 1994
Dalam kurikulum SMP tahun 1994 dalam prosesnya menggunakan
sistem yaitu menggunakan pendekatan
keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar-mengajar
yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh
pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses
diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan
pelajaran. Akan tetapi dalam
berlangsungnya evaluasi pada tahun 1994 lebih mengedepankan sistem penilaian (assessmen) yang autentik.
2.9
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 1994
1.
Prinsip yang
berorientasi dalam tujuan
Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu, tujuan kurikulum mengandung aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai, karakter khususnya dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional
dan tujuan pendidikan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.
2.
Prinsip Relevansi
(Kesesuaian)
Pengembangan kurikulum harus relevan dengan kebutuhan dan
keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa serta serasi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.
Prinsip Efisiensi
dan Efektifitas
Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil yang
dicapai dan pengeluaran (berupa waktu, tenaga dan biaya) yang menunjukkan hasil
yang seimbang. Sedangkan prinsip efektifitas berkenaan dengan sejauh mana
kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat berjalan dengan baik dan
sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pengajaran (pendidikan) yang telah
ditetapkan.
4.
Prinsip
Flexibilitas (keluesan)
Flexibilitas merupakan kebebasan yang diberikan kepada
peserta didik untuk memilih program pendidikan yang sesuai dengan bakat dan
minat kebutuhan dan lingkungan serta member kesempatan pada guru untuk
mengembangkan sendiri program-program pengajaran yang berpegang pada tujuan dan
bahan pengajaran dalam kurikulum.
5.
Prinsip
Kesinambungan (Kontinuitas)
Kontinuitas artinya bagian-bagian, aspek-aspek materi dan
bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas akan tetapi memiliki
hubungan fungsional yang bermakna sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur
dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa dengan prinsip ini tampak
jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah
guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
6.
Prinsip
Keseimbangan
Memperhatikan keseimbangan secara professional an
fungsional antara berbagai program dan subprogram, antara semua mata pelajaran
an anatara aspe perilaku yang ingin dikembangkan.
7.
Prinsip Keterpaduan
Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah dan
konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu denagn melibatkan semua
pihak baik dilingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral.
8.
Prinsip Mutu
Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu
guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan atau media yang bermutu. Hasil
pedidikan yang bermutu diukur berdasarkan criteria pendidikan nasional yang
diharapkan.
9.
Prinsip Pendidikan
Seumur Hidup
Pendidikan tidak saja dilakukan di seolah dan tidak juga
merupakan monopoli sekolah namun proses pendidikan dapat dilakukan di luar
sekolah misalnya dalam keluarga dan masyarakat. Prinsip pendidikan seumur hidup
mengandung implikasi lain yaitu agar sekolah tidak saja member pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah namun
juga bekal kemampuan untuk dapat menumbuhkembangkan diri sendiri.
1. Persamaan Prinsip Pengembangan Kurikulm 1994, KBK dan
KTSP
a. Menuju pada tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. Sama-sama berorientasi pada tujuan pendidikan.
c. Ada prinsip keterpaduan.
d. Prinsip belajar sepanjaang hayat.
e. Prinsip keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
f. Berpusat pada potensi peserta didik dengan penilaian yang berkelanjutan
dan komprehensif.
2. Perbedaan prinsip pengembangan kurikulum 994, KBK dan
KTSP.
a. Kurikulum 1994, dalam pengembangan kurikulum ini, menitikberatkan paa
penyempurnaan dan penyamaan kurikulum sesuai dengan tujuan pendidikan.
Kurikulum KBK berorientasi pada perkembangan psikologi peserta didik. Kurikulum
KTSP lebih berorientasi pada pengembangkan potensi dalam diri peserta didik
serta kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat.
b. Kurikulum
1994, dalam proses pembelajaran berpusat pada guru dengan menggunakan prinsip
keterpaduan.
Kurikulum KBK,
Proses pembelajarannya, guru masih terlibat namun tidak sepenuhnya didominasi
oleh guru dan siswa lebih aktif dibanding pada kurikulum 1994 Kurikulum KTSP,
proses pembelajarannnya sudah sepenuhnya dilakukan oleh siswa dan guru hanya
sebagai fasilitator dan motivator.
c. Kurikulum
1994, rencana pendidikan sepenuhnya.
Kurikulum KBK,
Sekolah bisa memberi inovasi dalam menyusun rencana pendidikan yang
dikembangkan pemerintah dibidang kurikulum.
Kurikulum
KTSP, Sekolah diberi kewenangan penuh untuk menyusun rencana pendidikan dengan
mengacu pada standar-standar yang ditetapkan.
d. Perbedaan
dari segi tujuan Kurikulum 1994, siswa menguasai materi dan guru menyiapkan
siswa ke jenjang pendidikan tinggi. KBK, Siswa mencapai kompetensi tertentu,
membekali akademik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan mampu memecahkan
masalah secara wajar dan menjalani hidup secara bermanfaat. KTSP, meningkatkan
mutu pendidikan kemadirian da inisiatif sekolah.
e. Perubahan
Kurikulum
Dari berbagai
kurikulum yang dilalui oleh Indonesia, kiranya dapat ditelisik bahwa kurikulum
tersebut mengalami pembaharuan serta pengembangan baik pada pelaksanaan
komponen maupun prinsipnya.
Perubahan
kurikulum pada umumnya disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, ketidakberhasilan dalam pencapaian tujuan kurikulum sebelumnya,
sehingga para pengembang kurikulum terus mencari inovasi terbaru yang bias
memperbaiki pendidikan, seiring dengan pemberlakuan UU No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2.10 Kelebihan dan
Kekurangan Kurikulum 1994
Kelebihan dari kurikulum 1994, yaitu sebagai berikut:
1. penggunaan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial;
2. peserta didik lebih banyak memperoleh informasi, karena
materi yang diberikan lebih banyak;
3. peserta diidk mempunyai keterampilan di bidang non-akademis
melalui muatan lokal.
Sedangkan kekurangan dari kurikulum 1994, yaitu sebagai
berikut:
1.
beban belajar
peserta didik terlalu berat, karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi atau substansi pada setiap mata pelajaran;
2.
materi pembelajaran
dianggap terlalu sukar, karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan
berfikir peserta didik, dan kurang bermakna, karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.
BAB 3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Istilah
kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curir dalam
bahasa Yunani Kuno berarti “pelari” dan Curere artinya “tempat berpacu”.
Kemudian diartikan “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari. Kurikulum dalam
dunia pendidikan dianalogkan sebagai arena tempat berlari peserta didik untuk
mencapai finis berupa ijazah. Secara umu kurikulum berarti Kurikulum dipahami
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Filosofis kurikulum
1994 yaitu struktur keilmuan yang menghasilkan mata pelajaran dengan tujuan
agar siswa menguasai materi yang tercantum dalam GBPP. Pada kurikulum 1994 ini
substansi materi semuanya ditentukan oleh pemerintah. Metode yang digunakan
dalam proses belajar mengajar dengan ceramah. Tetapi pada kurikulum ini siswa
belum dituntut untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga guru
dipandang sebagai sumber belajar utama bukan sebagai
fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Sugiono, H. 2010. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Surabaya: CV Bintang.
Cipto, S. A. http://kesadaransejarah.blogspot.com
,http://www.e-smartschool.com (diakses pada tanggal 20
Maret 2016)
memperbaiki pendidikan, seiring dengan pemberlakuan UU No 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
http://www.duistr.com/2011/12/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar