Selasa, 26 April 2016

Telaah Kurikulum SMP/MTs Tahun 1994



TELAAH KURIKULUM SMP/MTs TAHUN 1994


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks di Sekolah Dosen Pengampu Dr. Nurul Umamah, M. Pd



Makalah



Oleh:

1.      Rofiatul Nur Jannah                        120210302041
2.      Novita Rizah N                      150210302095
3.      Tri Rizki S                             150210302011

KELAS B




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Telaah Kurikulum SMP/MTs 1994” dengan tepat waktu. Yang mana penulisan makalah ini penulis gunakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks di Sekolah.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Nurul Umamah, M. Pd selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks di Sekolah. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan digunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.



Jember, 28  Maret 2016


                                                                                                            Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................ 3
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................... 4
1.1  Latar Belakang .............................................................................. 4
1.2  Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3  Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 5
BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................... 6
2.1 Definisi Kurikulum 1994 .............................................................. 6
2.2 Karakteristik Kurikulum 1994 ...................................................... 7
2.3 Tujuan Kurikulum 1994 ................................................................ 9
2.4 Ruang Lingkup Kurikulum 1994 ................................................ 10
2.5 Struktur dan Isi Kurikulum 1994 ................................................ 10
2.6 Posisi Mata Pelajaran Sejarah Pada Kurikulum 1994 ................. 11
2.7 Metode Pembelajaran Pada Kurikulum 1994 .............................. 13
2.8 Evaluasi Kurikulum 1994 ............................................................ 13
2.9 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 1994 ........................ 13
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1994 ............................ 17
BAB 3. PENUTUP .......................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 19
                          BAB 1. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dalam banyak literatur kurikulum diartikan sebagai suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa, kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut. Pengertian kualitas pendidikan di sini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai dokumen merencanakan kualitas hasil belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik, kualitas bahan atau konten pendidikan yang harus dipelajari oleh peserta didik, kualitas proses pendidikan yang harus dialami oleh peserta didik. Kurikulum dalam bentuk fisik, seringkali menjadi fokus utama dalam setiap proses pengembangan kurikulum karena ia menggambarkan ide atau pemikiran para pengambil keputusan yang digunakan sebagai dasar bagi pengembangan kurikulum sebagai suatu pengalaman.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Indonesia telah berkali-kali berganti kurikulum, milai dari kurikulum tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, dan tahun 2006, serta yang terbaru adalah kurikulum tahun 2013. Sebetulnya kita tidak perlu merasa heran dengan hal tersebut, karena dinamika tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Namun yang jelas, perkembangan semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan Kurikulum 1984, dan dilaksanakan sesuai dengan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal tersebut berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester, ke sistem catur wulan. Dengan diberlakunkannya sistem catur wulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap, diharapkan dapat memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dapat menerima materi pelajaran dengan cukup banyak.
           
1.2    Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1)      Apakah definisi Kurikulum 1994?
2)      Bagaimanakah karakteristik Kurikulum 1994 ?
3)      Apakah tujuan Kurikulum 1994?
4)      Bagaimana ruang lingkup Kurikulum 1994?
5)      Apakah struktur dan isi Kurikulum 1994?
6)      Bagaimanakah posisi mata pelajaran sejarah dalam Kurikulum 1994?
7)      Bagaimana metode pembelajaran dalam Kurikulum 1994?
8)      Bagaimankah evaluasi Kurikulum 1994?
9)      Bagaimanakah prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum 1994?
10)  Apa saja kelebihan dan kekurangan Kurikulum 1994?

1.3    Tujuan dan Manfaat
1.      Untuk mengetahui definisi Kurikulum 1994.
2.      Untuk mengetahui karakteristik Kurikulum 1994.
3.      Untuk mengetahui tujuan Kurikulum 1994.
4.      Untuk mengetahui ruang lingkup Kurikulum 1994.
5.      Untuk mengetahui struktur dan isi Kurikulum 1994.
6.      Untuk mengetahui posisi mata pelajaran sejarah pada Kurikulum 1994.
7.      Untuk mengetahui metode pembelajaran pada Kurikulum 1994.
8.      Untuk mengetahui Kurikulum 1994.
9.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum 1994.
10.  Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada Kurikulum 1994.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1    Definisi Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 di buat sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984. Terjadinya  perubahan kurikulum 1984 ke kurikulum 1994 sesungguhnya dimaksudkan untuk lebih memberikan bekal bagi peserta didik ke arah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya membentuk masyarakat yang maju dalam era globalisasi sekarang ini.  Dengan materi pelajaran yang dijabarkan di dalam kurikulum 1994 diharapkan lulusan sekolah dari segala satuan pendidikan memiliki wawasan yang seiring dan seirama dengan tuntutan kemajuan jaman
Definisi Kurikulum 1994, banyak orang yang menganggap kurikulum berkaitan dengan bahan ajar atau buku-buku pelajaran yang harus dimiliki anak didik, sehingga perubahan kurikulum identik dengan perubahan buku pelajaran. Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku pelajaran akan tetapi banyak persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan, persoalan materi pendidikan, persoalan materi pelajaran serta persoalan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal itu.  Istilah kurikulum pertama kali digunakan pada dunia olahraga pada zaman Yunani Kuno, yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh pelari.
Print memandang sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun. Dari penelusuran konsep, pada dasarnya kurikulum mempunyai 3 dimensi pengertian yaitu, kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran. Dari berbagai pengertian kurikulum, dapat disimpulkan bahwa “Kurikulum adalah suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada peserta didik dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan”.

2.2    Karakteristik Kurikulum 1994
Karakteristik kurikulum SMP/MTs tahun 1994 dapat dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut :
1.      Aspek Pendekatan
Kurikulum 1994 menggunakan pendekatan isi/materi sejumlah pelajaran yang wajib ditransfer pada diri anak didik. Peserta didik dianggap sukses apabila menguasai seluruh mata pelajaran. Hal ini sesuai dengan teori Tabularasa-nya John Locke.
2.      Aspek Otoritas Pengembangan
Dalam kurikulum 1994, pemerintah pusat lebih mendominasi materi pembelajaran dengan muatan kurikulum nasional sebanyak 80%, sedangkan pihak daerah yang pada hakikatnya mengetahui keadaan, kebutuhan dan potensi wilayahnya hanya mendapat kesempatan 20%.
3.      Aspek Isi/Materi
Pada kurikulum 1994 materi yang diberikan terkesan overload, sehingga yang terjadi pengulangan-pengulangan materi. Bukan saja hal ini menyebabkan pemborosan waktu, tenaga dan pikiran, namun juga kebosanan/kejenuhan pada diri peserta didik mencapai titik kulminasinya.
4.      Aspek Pusat Proses Belajar Mengajar
Keberhasilan PBM dalam kurikulum 1994 lebih banyak ditentukan oleh pendidik dan apa yang harus dilakukan, sebab sejak awal posisi pendidik berada pada satu-satunya sumber belajar. Keadaan seperti ini menjadikan peserta didik pasif, menerima apa adanya kenyataan yang terjadi di dalam kelas.
  1. Aspek Orientasi
Orientasi kurikulum 1994 lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam raport diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport peserta didik yang tertulis angka-angka tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang berprestasi.
6.      Aspek Guru (Pendidik)
Dalam kurikulum 1994 pendidik berperan sangat penting, karena merupakan sumber belajar satu-satunya yang dimiliki oleh peserta didik.
7.      Aspek Relasi
Nuansa pembelajaran dalam kurikulum 1994 bersifat informatif, sebab sejak semula pendidik menjadi satu-satunya sumber belajar. Metode didaktika yang sering tampak dipergunakan adalah ceramah, maka yang terjadi situasi monologis, pendidik lebih aktif memberikan materi dan peserta didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengar.
8.      Aspek Tahun Pembelajaran
Dalam kurikulum 1994 menggunakan tahun pembelajaran terbagi dalam catur wulan, maka dalam satu tahun ada tiga masa utama belajar aktif. Dengan implikasi masa ujian juga menjadi tiga kali (Tes Tahap Belajar Catur Wulan I, II dan III). Ini tidak lepas dari orientasi awal pembelajaran yang bersifat teoritis, mencurahkan materi/bahan sebanyak mungkin pada peserta didik.
9.      Aspek Hari Efeketif
Pada kurikulum 1994, peserta didik wajib masuk kelas selama 6 hari/minggu, dan menghabiskan 42 jam pelajaran. Hanya tersisa satu hari bagi peserta didik untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, belum lagi bagi mereka yang menempuh dua jenis pendidikan.
Selain itu, adapula karakteristik Kurikulum 1994 yang disebut juga kurikulum cara belajar siswa aktif (CBSA), yaitu:
1.      keterlibatan intelektual, emosional peserta didik dalam proses pembelajaran;
2.      terjadi asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan, serta pengalaman langsung terhadap balikan (feedback) dalam pembentukan keterampilan;
3.      penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam bentuk sikap.

Selain itu, dalam kurikulum 1994, terdapat ciri-ciri yang menonjol, yaitu:
1.      pembagian tahapan pembelajaran disekolah dengan sistem caturwulan;
2.      pembelajaran disekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi);
3.      kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua peserta didik diseluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti, sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar;
4.      dalam pelaksanaan kegiatan, pendidik hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial;
5.      dalam pembelajaran suatu mata pelajaran hendakya disesuaikan dengan kekhasan kosnsep/pokok bahasan dan perkembangan berfikir peserta didik, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pembelajaran yang menekankan pada keterampilan dalam menyelesaikan soal dan pemecahan masalah;
6.      pembelajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks;
7.      pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman peserta didik.

2.3    Tujuan Kurikulum 1994
1.      pengalaman belajar yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari satu atau beberapa pokok bahasan;
2.      model pembelajarannyapun diharapkan berbentuk CTL (Contextual Teaching and Learning);
3.      sistem dari Kurikulum 1994 adalah  berorientasi hanya pada input, bukan hasil. Kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses.


2.4    Ruang Lingkup Kurikulum 1994
Ruang lingkup dari kurikulum 1994 terdiri dari:
1.      peserta didik;
2.      pendidik;
3.      sekolah.

2.5    Struktur dan Isi Kurikulum 1994
2.5.1 Struktur Kurikulum 1994
Struktur Kurikulum  SLTP 1994 lebih sederhana dibandingkan struktur kurikulum sebelumnya yakni sebagai berikut :
No.
Mata Pelajaran
Kelas / Semester 1 dan 2
I
II
III
1.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
2
2.
Pendidikan Agama
2
2
2
3.
Bahasa Indonesia
6
6
6
4.
Matematika
6
6
6
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
6
6
6
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
6
6
6
7.
Kerajinan Tangan dan Kesenian
2
2
2
8.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
2
2
2
9.
Bahasa Inggeris
4
4
4
10.
Muatan Lokal (sejumlah mata pelajaran)
6
6
6
Jumlah
42
42
42
Kesederhanaan struktur Kurikulum SMP/MTs 1994 terlihat pada penempatan semua mata pelaran dalam satu kelompok dan dengan demikian mata pelajaran yang satu sama dengan mata pelajaran lain dalam fungsinya. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bersama-sama dengan mata pelajaran Pendidikan Agama, yang dalam kurikulum sebelumnya dimasukkan dalam kelompok dasar atau pembinaan jiwa Pancasila. Kurikulum SMP/MTs 1994 tidak mengenal kelompok, dan dengan demikian tidak memisahkan posisi kedua mata pelajaran tersebut dari mata pelajaran lainnya. Biasanya dalam struktur kurikulum, mata pelajaran dikelompokkan berdasarkan perbedaan dalam fungsi dan tujuan yang hendak dicapai oleh sejumlah mata pelajaran. Kesederhanaan struktur Kurikulum SMP/MTs 1994 ditunjukkan pula oleh penggabungan mata pelajaran/bidang studi PMP dan PSPB menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

2.5.2. Isi Kurikulum 1994
Lahirnya UU No 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional, merupakan pemicu lahirnya kurikulum 1994. Menurut UU tersebut, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertakwa kepada tuhan yang mahaesa, berbudi luhur, memeliki keterampilan dan pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada kurikulum 1994, pendidikan dasar dipatok menjadi sembilan tahun (SD dan SMP). Berdasarkan struktur kulikulum, kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 dengan tujuan pendekatan proses
Adapun isi dari kurikulum SMP 1994 yaitu:
1.      pengalaman belajar;
2.      menghilangnya mata pelajaran PSPB pada tahun pelajaran 1996, dan berubahnya mata pelajaran PMP menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

2.6    Posisi Mata Pelajaran Sejarah Pada Kurikulum 1994
            Dalam kurikulum SMP/MTs tahun 1994 IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah, masing-masing mendapatkan jatah 2 jam pelajaran per minggu. Kondisi ideal mengajarkan IPS di MTs/SMP dan MA/SMA adalah setiap disiplin ilmu dalam IPS diajarkan oleh pendidik yang berbeda.
Dalam Kurikulum SMP/MTs 1994 mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tidak dipecah menjadi Biologi dan Fisika seperti yang dilakukan pada kurikulum SMP/MTs 1984. Terlepas dari kesederhanaan yang ditunjuk dalam struktur, kurikulum SMP/MTs 1994 memberikan beban belajar yang lebih tinggi kepada peserta didik. Dengan jumlah mata pelajaran sebanyak 10, lebih sedikit dibandingkan Kurikulum SMP 1984 (yang terbanyak dalam bidang studi) dan Kurikulum SMP 1975, jam belajar peserta didik dalam Kurikulum SMP/MTs 1994 lebih tinggi yaitu 42 jam setiap semester dibandingkan Kurikulum SMP/MTs 1975 yang 37 jam setiap semester dan Kurikulum SMP/MTs 1984 yang dimulai dengan 38 jam di kelas I kemudian menurun ke 37 jam di kelas II dan menurun lagi menjadi 36 jam di kelas III.
Perubahan yang ditunjukkan oleh Kurikulum SMP/MTs 1994 adalah pendekatan mata pelajaran, bukan bidang studi. Dengan pendekatan mata pelajaran maka pendekatan bidang studi hanya digunakan oleh Kurikulum SMP/MTs 1975 dan Kurikulum SMP/MTs 1984. Pendekatan mata pelajaran untuk organisasi konten kurikulum memang lebih umum, dan melalui Kurikulum SMP/MTs 1994 pendekatan mata pelajaran yang digunakan kurikulum SMP/MTs sebelum Kurikulum 1975 dihidupkan kembali oleh kurikulum 1994. Mata pelajaran lebih sederhana dan tidak mengundang tafsiran yang berbeda antara pengembang dan pelaksana kurikulum. Pemaknaan yang sama dalam istilah kurikulum antara pengembang dan pelaksana kurikulum sangat penting untuk keberhasilan implementasi kurikulum. Pendidik sebagai pelaksana, tahu secara tepat apa yang dimaksudkan pengembang kurikulum sehingga ketika pendidik mengembangkan dokumen kurikulum menjadi kurikulum sebagai suatu realita atau “observed curriculum” maka ide pengembang kurikulum dapat dilaksanakan dengan tepat pula. Kurikulum SMP/MTs 1994 tidak menganut paham penawaran selang semester (alternate semester), perbedaan beban belajar semester atau kelas sebagaimana yang digunakan kurikulum SMP/MTs 1984.

2.7    Metode Pembelajaran Pada Kurikulum 1994
Dalam pelaksanaannya kurikulum SMP/MTs tahun 1994 menggunakan beberapa metode berikut:
        1.          model pembelajarannya berbentuk CTL (Contextual Teaching and Learning);
        2.          pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran  yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan peserta didik memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

2.8    Evaluasi Kurikulum 1994
Dalam kurikulum  SMP tahun 1994 dalam prosesnya menggunakan sistem yaitu  menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi dalam berlangsungnya evaluasi pada tahun 1994 lebih mengedepankan sistem penilaian (assessmen) yang autentik.

2.9    Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 1994
1.      Prinsip yang berorientasi dalam tujuan
Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, tujuan kurikulum mengandung aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, karakter khususnya dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional dan tujuan pendidikan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.



2.      Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
Pengembangan kurikulum harus relevan dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.      Prinsip Efisiensi dan Efektifitas
Efisiensi merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan pengeluaran (berupa waktu, tenaga dan biaya) yang menunjukkan hasil yang seimbang. Sedangkan prinsip efektifitas berkenaan dengan sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat berjalan dengan baik dan sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pengajaran (pendidikan) yang telah ditetapkan.
4.      Prinsip Flexibilitas (keluesan)
Flexibilitas merupakan kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk memilih program pendidikan yang sesuai dengan bakat dan minat kebutuhan dan lingkungan serta member kesempatan pada guru untuk mengembangkan sendiri program-program pengajaran yang berpegang pada tujuan dan bahan pengajaran dalam kurikulum.
5.      Prinsip Kesinambungan (Kontinuitas)
Kontinuitas artinya bagian-bagian, aspek-aspek materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas akan tetapi memiliki hubungan fungsional yang bermakna sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa dengan prinsip ini tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
6.      Prinsip Keseimbangan
Memperhatikan keseimbangan secara professional an fungsional antara berbagai program dan subprogram, antara semua mata pelajaran an anatara aspe perilaku yang ingin dikembangkan.



7.      Prinsip Keterpaduan
Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu denagn melibatkan semua pihak baik dilingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral.
8.      Prinsip Mutu
Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan atau media yang bermutu. Hasil pedidikan yang bermutu diukur berdasarkan criteria pendidikan nasional yang diharapkan.
9.      Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan tidak saja dilakukan di seolah dan tidak juga merupakan monopoli sekolah namun proses pendidikan dapat dilakukan di luar sekolah misalnya dalam keluarga dan masyarakat. Prinsip pendidikan seumur hidup mengandung implikasi lain yaitu agar sekolah tidak saja member pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah namun juga bekal kemampuan untuk dapat menumbuhkembangkan diri sendiri.

1. Persamaan Prinsip Pengembangan Kurikulm 1994, KBK dan KTSP
a. Menuju pada tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Sama-sama berorientasi pada tujuan pendidikan.
c. Ada prinsip keterpaduan.
d. Prinsip belajar sepanjaang hayat.
e. Prinsip keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
f. Berpusat pada potensi peserta didik dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif.

2. Perbedaan prinsip pengembangan kurikulum 994, KBK dan KTSP.
a. Kurikulum 1994, dalam pengembangan kurikulum ini, menitikberatkan paa penyempurnaan dan penyamaan kurikulum sesuai dengan tujuan pendidikan. Kurikulum KBK berorientasi pada perkembangan psikologi peserta didik. Kurikulum KTSP lebih berorientasi pada pengembangkan potensi dalam diri peserta didik serta kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat.
b. Kurikulum 1994, dalam proses pembelajaran berpusat pada guru dengan menggunakan prinsip keterpaduan.
Kurikulum KBK, Proses pembelajarannya, guru masih terlibat namun tidak sepenuhnya didominasi oleh guru dan siswa lebih aktif dibanding pada kurikulum 1994 Kurikulum KTSP, proses pembelajarannnya sudah sepenuhnya dilakukan oleh siswa dan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator.
c. Kurikulum 1994, rencana pendidikan sepenuhnya.
Kurikulum KBK, Sekolah bisa memberi inovasi dalam menyusun rencana pendidikan yang dikembangkan pemerintah dibidang kurikulum.
Kurikulum KTSP, Sekolah diberi kewenangan penuh untuk menyusun rencana pendidikan dengan mengacu pada standar-standar yang ditetapkan.
d. Perbedaan dari segi tujuan Kurikulum 1994, siswa menguasai materi dan guru menyiapkan siswa ke jenjang pendidikan tinggi. KBK, Siswa mencapai kompetensi tertentu, membekali akademik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan mampu memecahkan masalah secara wajar dan menjalani hidup secara bermanfaat. KTSP, meningkatkan mutu pendidikan kemadirian da inisiatif sekolah.
e. Perubahan Kurikulum
Dari berbagai kurikulum yang dilalui oleh Indonesia, kiranya dapat ditelisik bahwa kurikulum tersebut mengalami pembaharuan serta pengembangan baik pada pelaksanaan komponen maupun prinsipnya.
Perubahan kurikulum pada umumnya disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketidakberhasilan dalam pencapaian tujuan kurikulum sebelumnya, sehingga para pengembang kurikulum terus mencari inovasi terbaru yang bias memperbaiki pendidikan, seiring dengan pemberlakuan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1994
Kelebihan dari kurikulum 1994, yaitu sebagai berikut:
1.      penggunaan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial;
2.      peserta didik lebih banyak memperoleh informasi, karena materi yang diberikan lebih banyak;
3.      peserta diidk mempunyai keterampilan di bidang non-akademis melalui muatan lokal.

Sedangkan kekurangan dari kurikulum 1994, yaitu sebagai berikut:
1.      beban belajar peserta didik terlalu berat, karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi atau substansi pada setiap mata pelajaran;
2.      materi pembelajaran dianggap terlalu sukar, karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berfikir peserta didik, dan kurang bermakna, karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

BAB 3. PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno. Curir dalam bahasa Yunani Kuno berarti “pelari” dan Curere artinya “tempat berpacu”. Kemudian diartikan “jarak yang harus ditempuh” oleh pelari. Kurikulum dalam dunia pendidikan dianalogkan sebagai arena tempat berlari peserta didik untuk mencapai finis berupa ijazah. Secara umu kurikulum berarti Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Filosofis kurikulum 1994 yaitu struktur keilmuan yang menghasilkan mata pelajaran dengan tujuan agar siswa menguasai materi yang tercantum dalam GBPP. Pada kurikulum 1994 ini substansi materi semuanya ditentukan oleh pemerintah. Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan ceramah. Tetapi pada kurikulum ini siswa belum dituntut untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga guru dipandang sebagai sumber belajar utama bukan sebagai fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiono, H. 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: CV Bintang.
Cipto, S. A. http://kesadaransejarah.blogspot.com ,http://www.e-smartschool.com (diakses pada tanggal 20 Maret 2016)
memperbaiki pendidikan, seiring dengan pemberlakuan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://www.duistr.com/2011/12/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar