Sabtu, 23 Mei 2015

LAPORAN KKL MUSEUM BRAWIJAYA



“MUSEUM BRAWIJAYA”

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan
Dosen Pengampu Mata Kuliah Drs.Sumarno, M. Pd)

Oleh:
Dwi Sulistiyoningsih                 NIM 120210302072
Nailatul Faizah                         NIM 120210302075
Sigit Candra Lesmana             NIM 120210302079
Rosana Jehma                          NIM 120210302083
Husam Lamato                         NIM 120210302084
Bayu Setiawan                          NIM 120210302086
Nur Ma’rifah                            NIM 120210302087
Robit Nurul Jamil                    NIM 120210302089
Eky Octaviyani                         NIM 120210302090
Maghfiroh W                            NIM 120210302091
Niken Yunitia Dewi                 NIM 120210302092
Zizca Chofsyah C.N                 NIM 120210302094
Shalahuddin Maulana             NIM 110210302072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah hasil Observasi kami tentang “Museum Brawijaya”.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dosen Drs. Sumarno, M.Pdselaku dosen pembimbing mata kuliah Kebudayaan. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga kami selaku penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan kami gunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.



Jember, 12 Mei  2015

Penyusun







DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................... 1
              1.1            Latar Belakang...................................................................................... 1
              1.2            Rumusan Masalah................................................................................. 2
              1.3            Tujuan .................................................................................................. 2
              1.4            Manfaat................................................................................................. 2
BAB 2. PEMBAHASAN...................................................................................... 3
                 2.1   Sejarah Museum Brawijaya..................................................................... 3
                 2.2   Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya......................................... 4
2.2.1 Tujuan............................................................................................. 4
2.2.2 Peran............................................................................................... 4
2.2.3 Tugas Museum Brawijaya............................................................... 5
                 2.3   Koleksi Museum Brawijaya..................................................................... 5
2.3.1 Halaman Depan.............................................................................. 5
2.3.2 Ruangan Lobby.............................................................................. 7
2.3.3 Runagan I....................................................................................... 9
2.3.4 Ruangan II...................................................................................... 12
2.3.5 HalamanTengah.............................................................................. 14
2.3.6 Perpustakaan................................................................................... 15
BAB 3. PENUTUP................................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 16
3.2 Saran........................................................................................................ 17


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sejarah adalah merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang tak dapat terulang kembali. Oleh karena itu sejarah sangat perlu untuk ditulis agar dapat dipelajarin dan di ambil hikmahnya untuk masa depan yang lebih baik.
Dewasa ini banyak orang berangapan bahwa Museum adalah tempat atau bangunan untuk menyimpan benda-benda kuno saja. Apabila kita mau memperhatikan lebih seksama, Museum bukanlah hanya sekedar tempat atau bangunan untuk menyimpan benda-benda kuno saja, akan tetapi banyak peristiwa bersejarah yang terekam di dalamnya. Dalam mengemban misi yang besar bagi pengunjung diantaranya adalah sebagai wahana yang mewariskan nilai-nilai kejuangan suatu bangsa, karena benda-benda koleksi Museum merupakan cermin dari kehidupan manusia pada masa lampau.
Museum berasal dari kata Yunani kuno “Muouseion” yang berarti tempat atau bangunan atau gedung ilmu pengetahuan dan seni. Muouseion berasal dari kata “Muze” yang berarti tempat atau bangunan untuk memuja 9 dewi anak Zeus dengan menemousyne yang merupakan dewi dari semua cabang ilmu pengetahuan. Museum sesuai hasil musyawarah ICOM (International Courcil Of Museum) ke-11 do Kopenhagen pada tanggal 14 Juni 1974 adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan study, pendidikan dam kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Museum Brawijaya Malang merupakan sebuah museum yang berisipeninggalan bersejarah yang terdiri atas tinggalan sejarah pada masa sebelum kemerdekaan, perang kemerdekaan, serta periode setelah kemerdekaan. Selain itu, koleksi museum tersebut antara lain berupa senjata tradisional hingga modern, lukisan, koleksi senjata-senjata, tank, kendaraan amphibi, serta berbagai bendera dan lambang-lambang kesatuan angkatan darat.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah museum Brawijaya?
2.      Bagaimana Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya?
3.      Apa saja koleksi museum brawijaya?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah museum Brawijaya.
2.      Untuk mengetahui Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya.
3.      Untuk mengetahui koleksi museum brawijaya.
1.4  Manfaat
1.      Manfaat bagi penulis sebagai Pemahaman Pentingnya untuk mendapatkan wawasan baru dari sumber yaitu Museum Brawijaya dan mendapatkan data yang ingin didapatkan dari Observasi bersama.
2.      Manfaat bagi pembaca sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Museum Brawijaya
            Usaha untuk pendirian Museum Brawijaya telah dilakukan sejak tahun 1962 oleh pemrakasarnya yaitu Brigjen TNI (pURN) Soerachman (Mantan) Pangdam VIII/Brawijaya tahun 1959-1962). Adapun maksud pendirian museum ini adalah untuk membuktikan kepada masyarakat mengenal sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khusunya rakyat Jawa Timur sejak 1945 yang secara terus-menerus membuktikan dharma bhaktinya kepada ibu pertiwi.
            Pembangunan gedung museum Brawijaya ini mendapat partisipasi dari Sdr. Martha, seorang pemilik hotel di Tretes Pandaan. Martha menyatakan kesanggupannya untuk menanggung biaya pembangunan gedung museum. Sedangkan pemerintah daerah Kota Malang menyediakan lokasi tanah yang terletak di Taman Indrakila (sekarang Jl. Ijen 25A Malang) dengan luas kurang lebih 10.500 m2 dengan luas gedung pameran, perpustakaan dan perkantoran sekitar 3.200 m2.
Pelaksanaan pembangunan gedung Museum Brawijaya arsitekturnya diserahkan sepenuhnya kepada Zidam VIII/Brawijaya dan dipercayakan kepada Kapten Czi.Ir.Soemadi yang akhirnya dalat dilaksanakan pada tahun 1967 sampai dengan tahun 1968.
Sebelum gedung museum diresmikan, terlebih dahulu dilakukan pemberian anam yang berdasarkan keputusan Pagdam VIII/Brawijaya nomor Kep/75/IV/1968 tanggal 26 April 1968 tentang pemberian nama Museum Brawijaya dengan sesanti “Citra Uthapana Cakra”. “Citra” yang berarti sinar atau cahaya, “Uthapana” yang berarti yang membangun atau membangkitkan, dan “Cakra” yang berarti kekuatan atau semangat. Sehingga secara kesulurah Citra Uthapana Cakra dapat diartikan sebagai “Sinar yang membangkitkan semangat atau kekuatan”.
Pada tanggal 4 Mei 1968 gedung Museum Brawijaya diresmikan dengan suatu upacara resmi. Dalam upacara tersebut, Pangdam VIII/Brawijaya menunjuk Kolonel (purn) DR. Soewondo (mantan Pangdam VIII/Brawijaya), pada tahun 1952 mewakili pini sepuluh keluarga besar Brawijaya untuk bertindak sebagai inspektur upacara dan dihadiri oleh Pangdam VIII/Brawijaya Mayjen TNI M.Yasin beserta keluarga besar Brawijaya.
Setelah pelaksanaan organisasi Bintaldam VIII/Brawijaya dan Likuidasi Jarahdam VIII/Brawijaya ke dalam fungsi Bintal pada tahun 1986, maka terbentuklah organisasi baru Bintaldam V/Brawijaya, sehingga Museum Brawijaya berada di bawah komando Bintaldam V/Brawijaya.

2.2 Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya
            Sama seperti lembaga lainnya, ketika lembaga tersebut didirikan pastinya mereka memiliki tujuan, peran dan tugas yang disandangkan kepada lembaga tersebut. Begitu juga yang terjadi di museum Brawijaya, ketika museum tersebut didirikan juga memiliki tujuan, peran serta tugas penting yang bersandar di pundak mesum Brawijaya. Berikut tujuan, peran dan tugas dari museum brawijaya:
2.2.1        Tujuan
Museum Brawijaya malang didirikan dengan tujuan agar masyarakat bisa mengenal dan mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya rakyat Jawa Timur sejak tahun 1945.

2.2.2        Peran
a.       Sebagai media pendidikan
b.      Sebagai tempat rekreasi
c.       Sebagai tempat penelitian ilmiah
d.      Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dan pewarisan nilai-nilai '45 dan TNI '45 bagi prajurit TNI dan masyarakat umum
e.       Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dalam rangka pembinaan wilayah



2.2.3        Tugas
a.       Mengumpulkan/memperoleh benda-benda koleksi.
b.      Meneliti, mempelajari, mencatat benda koleksi.
c.       Memelihara dan mengawetkan benda-benda koleksi.
d.      Memamerkan benda koleksi.
e.       Meneruskan pengetahuan tentang koleksi kepada pengunjung.

2.3      Koleksi Museum Brawijaya
Museum Brawijaya sama dengan museum lainnya di mana koleksi yang mereka miliki merupakan koleksi dari hibah dari berbagai macam sumber yang terdiri dari senjata, heraldika, numismatika, keramik, meuble, alat transportasi, alat musik militer, alat komunikasi, visual dan tekstil. Akan tetapi secara keseluruhan, Museum Brawijaya menyimpan berbagai koleksi yang berhubungan dengan benda-benda yang terkait dengan perjuangan militer Indonesia. Secara keseluruhan, museum ini memiliki beberapa lokasi atau ruang untuk menyimpan dan meletakkan koleksi yang mereka miliki. Berikut penjabarannya:
2.3.1        Halaman Depan
Di halaman depan Museum Brawijaya terdapat taman senjata yang diberi nama “Agne Yastra Loka” yang mempunyai arti “Agne” api, “Yastra” senjata, dan “ Loka” tempat. Sehingga dapat diartikan secara bebas sebagai “tempat atau taman senjata yang diperoleh dari api revolusi 1945”. Nama tersebut dapat berasal dari kata loka yang dapat diartikan dengan tempat atau taman, yastra yang berarti senjata dan Agne yang berarti api, api yang dimaksud di sini adalah api revolusi yang terjadi pada tahun 1945.
Pada halaman depan terdapat beberapa alat perang, diantara adalah:
1.    Tankbuatan Jepang
Tank buatan Jepang ini merupakan tank yang didapat dari hasil rampasan arek-arek Surabaya pada bulan Oktober 1945. Tank tersbut dahulunya juga digunakan oleh arek-arek Surabaya untuk melawan sekutu dalam perang yang terjadi pada 10 November 1945, yang kemudian dikenal dengan sebagai “Hari Pahlawan”. Oleh karena pada waktu itu pengetahuan teknis mengenai Tank belum dikuasai, maka akhirnya tank ini ditinggalkan setelah dirusak peralatan tempurnya. Pada tahun 1949 tank ini dikuasai oleh TNI kemudian tahun 1967 diserahkan ke Museum Brawijaya.
2.    Senjata Penangkis Serangan Udara
Koleksi senjata yang terdapat di halaman depan atau taman senjata dari museum Brawijaya ini merupakan senjata Penangkis Serangan Udara (PSU) yang lebih dikenal dengan sebutan Pompom Double Loop. Senjata tersebut merupakan senjata milik tentara Jepang yang berhasil direbut oleh pemuda BKR dalam suatu pertempuran pada bulan September 1945. Senjata hasil rampasan tersebut pada akhirnya digunakan oleh pemuda BKR sebagai senjata pertahanan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan baik dari serangan tentara sekutu maupun tentara Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Pada saat terjadi pertempuran di barat Bangkalan, senjata tersebut membuktikan kehebatannya dengan berhasil menembak jatuh dua pesawat tempur Belanda.
3.        Meriam (Si Buang)
Dalam menghadapi serangan Jepang pada bulan Maret 1941 pihak Belanda menempatkan senjata 3,7 Inci di pantai desa Batering Kabupaten Gresik sebagai salah satu pertahanan Belanda, akan tetapi pada kahirnya berhasil dirampas oleh tentara Jepang. Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, meriam tersebut dikuasai oleh tentara Belanda yang waktu itu membonceng pasukan sekutu.
            Pada tanggal 10 Desember 1945 pasukan TKR bersama-sama dengan laskar pejuang yang lain mengadakan serangan terhadap kedudukan tenatra Belanda di pos pantai desa Batering. Dalam pertempuran sengit yang berlangsung hampir 6 jam tersebut, TKR berhasil mendesak kedudukan tentara Belanda dan merampas meriam 3,7 inci dari tentara Belanda. selanjutnya TKR bergerak menuju Lamongan dengan membawa meriam hasil rampasannya. Dalam perjalanan terjadi pertempuran yang mengakibatkan gugurnya seorang prajurit TKR bernama Kopral Buang. Untuk mengenang jasa-jasa prajurut tersebut kemudian meriam ini diberi nama “Si Buang”.
            Pada masa perang kemerdekaan I, meriam tersebut dibawa berpindah-pindah tempat yaitu ke Mojokerto, ke desa Wringin Anom Krian, akhirnya ke desa Cukir Jombang dalam rangka mengadakan perlawanan terhadap tentara Belanda. pada saat tentara Belanda bethasil menguasai Jombang, meriam tersebut ditinggalkan oleh TKR setelah dirusak terlebih dahulu.
4.        Tank Amphibi AM Track
Tank amfibi ini merupakan tank miliki tentara Belanda yang digunakan untuk merebut dan menduduki kota malang pada masa Perang Kemerdekaan I. Usaha Belanda dalam merebut kota malang mendapat perlawanan sengit dari pasukan TRIP di jalan salak dan di sekitar lapangan pacuan kuda. Pada saat itu tentara Belanda bersenjata lengkap sedangkan pasukan TRIP hanya bersenjata sangat minim dan terbatas. Dari pertempuran tersebut banyak pasukan dari TRIP yang tewas di medan pertempuran yaitu sebanyak 35 orang. Pasukan yang gugur tersebut di kuburkan secara massal di sebelah utara ujung timur Jalan Salak. Tempat tersebut sekarang dikenal sebagai Taman Makam Pahlawan TRIP Malang.
5.        Patung Jendral Sudirman
Pembutan patung Jendral Sudirman dimaksudkan untuk mengapdikan dan mengenang jasa-jasa Panglima Besar Jendral Sudirman. Pada waktu itu walaupun dalam keadaan sakit beliau tetap berada di tengah-tengah pasukannya untuk memimpin gerilya, berpindah-pindah tempat dalam rangka melawan tentara Belanda. Hal ini merupakan suatu penampilan sifat pejuang, pemimpin dan pahlawan yang mengabadikan diri sepenuhnya untuk kepentingan bangsa dan negara sehingga beliau disebut sebagai bapak TNI.

2.3.2        Ruangan Lobby
Ruangan ini terletak diantara ruang koleksi I dan Runag koleksi II. Di ruangan ini terdapat dua relief (lukisan timbul di dinding) dan dua perangkat lambang-lambang kodam (Bagde) di Indonesia.
Relief sebelah selatan melukiskan wilayah kekuasaan Majapahit juga dipahatkan perahu Hongi yang menggambarkan Majapahit memiliki armada laut yang kuat sehingga berhasil mempersatukan Nusantara serta pahatan Raden Wijaya dalam bentuk Harihara.
Relief sebelah utara menunjukkan daerah-daerah tugas yang pernah dijalani oleh pasukan-pasukan Brawijaya dalam rangka menegakkan kemerdekaan, menumpas gerakan sparatis dan gerombolan pengacau keamanan serta tugas Internasional sebagai pasukan perdamaian dan keamanan PBB di luar negeri (Mesir, Kongo, Timur Tengah, Vietnam, dll).
Beriku ini koleksi Badge Kodam/Kotama TNI AD di Indonesia:
a.         Sebelah utara ditampilkan badge Kodam/Kotama TNI AD dari tahun 1959 s/d 1985 sejumlah 17 Kodam yaitu:
1)      Kodam I/Iskandar Muda                   : Aceh
2)      Kodam II/ Bukit Barisan                   : Sumatera Utara
3)      Kodam III/17 Agustus                      : Sumatera Barat\
4)      Kodam IV/ Sriwijaya                         : Sumatera Selatan
5)      Kodam V/Jaya                                   : Jakarta
6)      Kodam VI/Siliwangi                          : Jawa Barat
7)      Kodam VII/Diponegoro                    : Jawa Tengah
8)      Kodam VIII/Brawijaya                     : Jawa Timur
9)      Kodam IX/Mulawarman                    : Kalimantan
10)  Kodam X/Lambung Mangkurat        : Kalimantan Timur
11)  Kodam XI/Lambung Bungai             : Kalimantan Tengah
12)  Kodam XII/Tanjung Pura                  : Kalimantan Barat
13)  Kodam XIII/Merdeka                       : Sulawesi Utara
14)  Kodam XIV/Hasanuddin                  : Sulawesi Selatan
15)  Kodam XV/Pattimura                        : Ambon
16)  Kodam XVI/Udayana                       : Bali
17)  Kodam XVII/Cendrawasih               : Irian Jaya
b.        Sebelah selatan dipamerkan Badge Kodam setelah organisasi TNI AD yang berlaku mulai 1 April 1985 berjumlah 10 Kodam, yaitu:
2.      Kodam I/Bukit Barisan                       : Sumatera Utara
3.      Kodam II/Sriwijaya                            : Sumatera Selatan
4.      Kodam III/Siliwangi                           : Jawa Barat
5.      Kodam IV/Diponegoro                       : Jwa Tengah
6.      Kodam V/Brawijaya                           : Jawa Timur
7.      Kodam VI/Tanjung Pura                     : Kalimantan
8.      Kodam VII/ Wirabuana                      : Sulawesi
9.      Kodam VIII/Trikora                           : Irian Jaya/Papua
10.  Kodam IX/Udayana                           : Bali dan Nusa Tenggara
11.  Kodam Jaya                                        : Jakarta
c.         Pada tahun 2002 diaktifkan kembali Kodam/Kotama:
2.    Kodam Iskandar Muda                       : Aceh
3.    Kodam Pattimura                                : Ambon

2.3.3        Ruangan I
Didalam ruang I telah dipamerkan mengenai benda-benda koleksi dari tahun 1945-1949, adapun koleksi yang dipamerkan adalah:
1.      Foto-foto Panglima Kondam di Jawa Timur sejak tahun 1945-sekarang
2.      Lukisan pakaian seragam PETA, HEIHO dan pejuang;
a.    hitam pakaian tentara Gerilya
b.   coklat pakaian tentara Heiho
c.    baju jas hijau dan sepatu lars pakaian tentara PETA
d.   hijau krah putih pakaian BKR/TKR
3.      Lukisan Pamen, Pama, Bintara, dan Tamtama prajurit PETA.
4.    Burung Merpati pos yang pernah digunakan sebagai kurir didaerah Komando Ronggowale Lamongan atau Bojonegoro dengan front Surabaya paa tahun 1946
5.    Termos terbuat dari tenpurung kelapa yang pernah digunakan oleh tentara Peta pada masa penjajahan Jepang
6.    Pedang Samurai sebagai kelengkapan Perwira Jepang yang berhasil direbut oleh TKR dari tentara Jepang di perkebunan Ngrakah Sepanon Kabupaten Kediri.
7.        Meja kursi yang digunakan untuk perundingan pengehantian tembak menembak (Genajatan Senjata) antara TKR/Pejuang dengan Sekutu Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1945. Pihak Indonesia diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta, sedangkan pihak Sekutu diwakili oleh Mayjen Havtorn dan Brigjen Mallaby
8.        Senjata buatan pabrik senjata Mrican kKediri pada tahun 1945-1946
9.        Alat perhubungan atau radio yang pernah digunakan oleh Den Hub Brawijaya pada tahun 1945-1946
10.    Lukisan pertempuran Surabaya sekitar 10 Nopember 1945 yang melatar belakangi hari pahlawan, dengan semboyan “MERDEKA ATAU MATI”, lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup di bawah telapak kaki penjajah.
11.     Senjata-senjata hasil rampasan.
Setelah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, kemudian dilanjutkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan baik melawan tentara Jepang maupun Belanda dengan sekutunya. Sebagai bekal untuk mempertahankan kemerdekaan, para pejuang berusaha merebut senjata dan peralatan perang yang lain dari tentara Jepang. Dengan semangat juang yang tinggi itulah, akhirnya berhasil merebut senjata dan peralatan perang lainnya dari tangan tentara Jepang.Perang untuk mempertahankan kemerdekaan kemudian dilanjutkan dengan mengahadapi tentara Sekutu dan Belanda selama perang Kemerdekaan para pejuang berhasil merampas senjata-senjata baik dalam pertempuran maupun melalui penyergapan-penyergapan.
12.    Peta penududukan musuh dan kantong-kantong gerilya serta garis pertahanan TKR
13.    Peta perang kemerdekaan I (21 Juli 1947) menggambarkan gerakan serangan tentara Belanda serta pertahanan TKR dan pejuang RI di daerah-daerah perbatasan.
14.    Peta perang Kemerdekaan II(19 Desember 1948) yang menggambarkan serangan tentara Belanda terhadap daerah dan kedudukan pasukan TKR dan pejuang RI di seluruh Jawa Timur dan menggambarkan kedudukan pertahanan pasukan yang kemudian kemudian dilanjtkan dengan gerakan penyusupan kedalam daerah pendudukan Belanda dengan taktik perang Gerilya.
15.    Peralatan yang pernah dipakai Jenderal Sudirman (peralatan makan, meja kursi, bamboo runcing, dipan, tempat air wudhu) saat memimpin Gerilya di Desa Loceret Bajulan Nganjuk
16.    Peta rute Gerilya Pangsar Jenderal Sudirman yang dimulai dari Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 10 Juli 1949 menuju Jawa Timur dan kembali lagi ke Yogyakarta melalui rute yang berbeda menempuh perjalanan 1009 km.
17.    Alat-alat kesehatan yang pernah digunakan dr. Hadiyono yang gugur menghadapi Belanda dalam pertempuran di Krian Mojokerto pada tahun 1948.
18.    Pakaian dan mantel Letkol dr. Soebandi, dokter Brigade III/Damarwulan merangkap sebagai Resimen Militer Jember yang gugur bersama Letkol Moch. Surudji Komandan Bridgade III/Damarwulan di Karang Kedawung sebelah selatan Jember pada tanggal 8 Februari 1049.
19.    Peralatan yang pernah digunakan oleh Kapten Soemitro dalam perang Kemerdekaan menghadapi Belanda di daerah Nongkojajar Pasuruan pada tahun 1948.
20.    Lukisan yang menceritakan pada saat Jenderal Sudirman mengadakan inspeksi pasukan di Malang dalam rangka persiapan pemulanan tawanan perang Jepang.
21.    Lukisan pertempuran tewasnya Brigjen A.W.S Malaby didepan gedung Internatio Jembatan Merah Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945
22.    didepan gedung Kempetai (Markas tentara Jepang) untuk merampas persenjataan Jepang, tempat inilah yang sekarang didirikan Tugu Pahlawan.
23.     Lukisan yang mengkisahkan pemberangkatan tawanan Jepang di stasiun K.A. Malang Selatan (Stasiun Kota lama) pada tahun 1945.
24.    Lukisan pemberangkatan tawanan Jepang ke Pelabuhan Probolinggo menuju pulau  Galang pada tahun 1945
25.    Lukisan serah terima Samurai dari Brigjen Wabe Sigewa kepada Jenderal Sudirman pada tanggal 28 April 1946 di Malang
26.     Mata uang yang pernah berlaku di Indonesia pada masa Revolusi
27.    Senjata peninggalan TRIP yang pernah dipakai dalam pertempuran di Gunungdari tanggal 28 Nopember 1945
28.    Mobil Sedan keluaran Pabrik Desoto USA tahun 1941 yang pernah digunakan Kolonel Sungkono Panglima Devisi I/Jawa Timur 1948
29.    Panji-panji/Lambang-lambang Satuan yang pernah digunakan oleh kesatuan-kesatuan Kodam VIII/Brawijaya pada tahun 1945.

2.3.4        Ruangan II
Memamerkan benda-benda koleksi dari tahun 1950-1976. Koleksi yang dipamerkan adalah:
1.      Peta kota Malang dan perkembangannya mulai dari jaman pemerintahan Belanda hingga beralih kepada Republik Indonesia dari tahun 1919-sekarang
2.      Foto-foto walikota Malang dari jaman pemerintahan Belanda sampai sekarang
3.      Meriam dan bejana besi hasil rampasan operasi Seroja Timor-timor oleh pasukan Kodam Brawijaya tahun 1975-1976
4.      Senjata rampasan dari PRRI/Permesta
      Pada tahun 1958 terjadi pemberontakan oleh PRRI di Sumatera Barat serta Permesta di Sulawesi Tengah dan Utara. Untuk menumpas pemberontakan tersebut dibentuk satuan tugas operassi militer yang diberi nama “Operasi 17 Agustus”. Dalam operasi tersebut pasukan Brawijaya berhasil menangkap dan menawan tokoh-tokoh pemberontak serta merampas bermacam-macam senjata berat maupun ringan (STTB dan SMB)
5.      Mesin hitung (kalkulator) dan alat cetak kartu, komputer pertama yang digunakan oleh jawatan Keuangan Kodam VIII/Brawijaya
6.      Maket Patung Raden Wijaya sebagai Prabu Brawijaya
7.      Teks Satpa Marga dan Sumpah Prajurit terbuat dari marmer yang pernah dipasang diruang hening Makodam V/Brawijaya
8.      Peta penugasan pasukan Brwijaya yang merupakan petunjuk daerah-daerah penugasan pasukan-pasukan Brawijaya diseluruh wilayah Indonesia
9.      Alat music yang pernah digunakan oleh Detasemen music Kodam V/Brawijaya merupakan hasil rampasan dari tentara Belanda pada tahun 1952
10.  Peralatan perang yang digunakan pasukan Brawijaya untuk membuat Irian Barat pada opearasi Trikora tanggal 19 Desember 1961 terdiri dari pakaian tutul, paying terjun, dan senjata
11.  Peralatan Tradisional rakyat Irian Jaya yang diperoleh pada waktu pasukan Brawijaya melaksanakan Operasi Trikora
12.  Lukisan timbul Mayjen Soeharto untuk mengenang saat menjabat sebagai panglima Mandala dalam rangka merebut kembali Irian Barat dari kekuasaan Belanda pada tahun 1961
13.  Atribut dr. Arjoko. Kapten dr. Arjoko dari Jawatan Kesehatan Kodam VIII/Brawijaya yang gugur di Irian Jaya pada bulan Maret 1946 akibat pesawat udara yang ditumpanginya jatuh di Ganyem Irian Jaya.
14.  Bendera Katanga yang merupakan hasil rampasan dari pemberontakan di Kongo saat pasukan Brwijaya bersama=sama pasukan lain yang bertugas di Kongo pada tahun 1962-1963 (Kontingen Garuda III).
15.  Pakaian seragam tentara Papua buatan Belanda yang berhasil di rampas oleh pasukan Brawijaya
16.  Meja dan Lilin yang pernah digunakan sesepuh Brawijaya untuk azas pembinaan keluarga besar Brawijaya pada tahun 1966 di Candi Penataran
17.  Peralatan Topografi yang pernah digunakan oleh Brigade Topografi angkatan darat pada tahun 1945
18.  Senjata-senjata hasil rampasan Operasi Trisula dalam penumpasan sisa-sisa komunis di Blitar Selatan tahun 1968
19.  Senjata-senjata hasil rampasan Operasi Serpja di Timur Timur oleh pasukan Brawijaya tahun 1975-1976
20.  Album nama-nama prajurit Brigif 2 Dharma Yudha yang gugur dalam operasi Seroja Timor-timur pada tahun 1975-1976
21.  Bendera Portugal hasil rampasan Brigif Linud 18 pada Operasi Seroja 1975
22.  Mata uang Jepang yang beredar di Indonesia
23.  Patung burung Elang merupakan lambing satuan Brigif 10 yang dilikuidasi pada tahun 1975
24.  Piala dan tanda penghargaan dari satuan Kodam Brawijaya yang di likuidasi

2.3.5        Halaman Tengah
Halaman tengah dari museum Brawijaya tidak luput dari keberadaan koleksi dari museum tersebut. Halaman tengah menyimpan 2 koleksi dari dekan banyak koleksi yang dimiliki museum Brawijaya. Meskipun hanya 2 koleksi, Koleksi yang terdapat di halaman tengah salah satunya merupakan koleksi yang paling terkenal dari museum ini. Berikut 2 koleksi yang terdapat di halaman tengah:
1.        Gerbong Maut
Pada masa perang kemerdekaan I tanggal 21 Juli 1947 tentara Belanda mendarat di Pasir Putih dan menyerang beberapa kota termasuk Bondowoso. Dalam pertemuan tersebut tentara Belanda menahan sejumlah pejuang di penjara Bondowoso.
Gerbong barang nomor GR 10152 adalah salah satu dari 3 gerbong yang pada tanggal 23 September 1947 pukul 02.00 mejelang pagi para wartawan yang berada di penjara Bondowoso (berjumlah 100 orang) diangkut dengan menggunakan 3 buat gerbong barang untuk dipindahkan ke Surabaya. Karena terdesak-desak dalam gerbong yang sempit dan pintu serta jendelanya tertutup rapat selama dalam perjalanan, sehingga dalam udara dalam gerbong sangat panas dan mengakibatkan banyak pejuang yang meninggal, sedangkan yang masih hidup menggedor-gedor minta air dan minta dibukakan pintu agar udara dapat masuk tetapi tentara Belanda  yang mengawal  menjawab “air tidak ada, yang ada hanyalah peluru”. Ketika sampai di stasiun Wonokromo Surabaya sebagian besar pejuang  46 orang meninggal dunia, 42 orang dalam keadaan sakit/lemas dan 12 orang sehat. Kemudian 12 orang pejuang yang masih sehat dimasukkan ke dalam penjara Kali Sosok Surabaya.
2.        Perahu Segigir
Pada bulan Nopember 1947 Belanda berhasil menduduki Pasongsongan Sumenep. Pasukan Joko Tole (Sbililah) di tempat tersebut terpaksa mengundurkan diri ke Desa Prenduan pesisir antara Sumenep dan Pamekasan.
Markas baru di desa tersebut diketahui oleh pihak Belanda, kemudian Belanda merekncanakan penyerbuan ke Desa Prenduan, rencana Belanda untuk mengadakan penyerbuan ke Desa Prenduan diketahui oleh mata-mata pihak pejuang kemudian dilaporkan kepada Letkol Chandra Hasan Komandan Resimen Joko Tole.
Menjelang malam secara diam-diam Letkol Chandra Hasan memindahkan pasukanya ke Paiton Kabupaten Probolinggo, sedangkan pemerintahan sipil dipindahkan ke Tuban. Perahu inilah yang digunakan Letkol Chandra Hasan untuk memimpin pasukannya melawan Belanda, namun beberapa perahu yang lain ditembak oleh pesawat udara Belanda.

2.3.6        Perpustakaan
Perpustakaan Museum Brawijaya merupakan tempat untuk mengoleksi buku-buku dan dokumen-dokumen (Audio Visual) sejarah perjuangan TNI, karya-karya umum dan refrensi yang terkait dengan pengabdian terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.





BAB 3 PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Museum Brawijaya adalah salah satu museum yang menyimpan banyak sekali sejarah-sejarah zaman penjajahan.Barang-barang peninggalan para pahlawan telah terjajar rapi di museum Brawijaya, dari barang yang paling kecil seperti radio, hingga barang yang besar seperti mobil-senjata.
Jika melihat dari latar belakang didirikannya Museum Brawijaya ini, yaitu tepatnya pada tahun 1952, dan yang melatar belakangi berdirinya yaitu adanya perjuangan dari golongan TKR dan rakyat Jawa Timur dari Agresi Militer Belanda I dan Militer Belanda II. Namun yang memprakarsai berdirinya Museum Brawijaya adalah Brigjen TNI (Purn) Spada tahun 1952, dan yang melatar belakangi berdirinya yaitu adanya perjuangan dari golongan TKR dan rakyat Jawa Timur dari Agresi Militer Belanda I dan Militer Belanda II. Namun yang memprakarsai berdirinya Museum Brawijaya adalah Brigjen TNI (Purn) Soerachman Pangdam VIII/BRW pada tahun 1959-1962.Tidak lupa juga mengenai Motto yang dipakai oleh museum Brawijaya yaitu “CITRA UTHA PANA CAKRA (cahaya yang membangkitkan semangat), sampai akhirnya museum Brawijaya di resmikan pada tanggal 4 Mei 1968 oleh colonel Pur. Dr. Soewondo.
Di dalam Museum Brawijaya juga terdapat berbagai macam koleksi, seperti Gerbong Maut yang terdapat dibelakang musum, kemudian juga terdapat Tank yang berada di depan Museum Brawijaya yang kala itu digunakan sebagai pertempuran 10 Nopember 1945. Selain itu juga terdapat senjata penangkis udara yang disita oleh BKR pada bulan September 1945 dari tangan tentara Jepang.Selain benda-benda bersenjata, pada Museum Brawijaya juga terdapat foto-foto pada saat masa perjuangan hingga foto-foto Malang pada tempo dulu, dan benda-benda lainnya. Jadi dapat di simpulkan bahwa pada Museum Brawijaya merupakan tempat penyimpanan benda-benda Tempo dulu, bahkan juga merekam banyak peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dengan bukti benda-benda yang terdapat didalamnya yang terdapat berbagai jenis ruangan sebagai tempat penimpanan benda-benda tersebut.

3.2  Saran
Museum Brawijaya, merupakan tempat menyimpan benda-benda kuno, dan banyak peristiwa bersejarah yang terekam di dalamnya. Pada museum Brawijaya juga terdapat staff untuk menjaga, merawat, dan memelihara museum Brawijaya tersebut, namun kita sebagai sesama makhluk Tuhan, yang juga menikmati, melihat, mengamati, bahkan ikut serta memahami rekaman peristiwa pada masa Lampau, sepatutnya kita juga harus menjaga, memelihara Museum Brawijaya tersebut, salah satunya dengan cara menyalurkan kemampuan, wawasan kita kepada orang lain dari hasil pengamatan kita di Museum Brawijaya, hal tersebut merupakan salah satu hal kecil yang dapat kita lakukan untuk ikut serta memelihara Museum Brawijaya.


















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Museum Brawijaya Malang dan Warisan Bersejarah Pahlawan Bangsa. Jurnal Malang.com. [On Line]. http://www.jurnalmalang.com/2013/12/museum-brawijaya-malang-dan-warisan.html [15 Mei 2015].

Dinas Pariwisata Jawa Timur dan Aldam Brawijaya. 2010. Sekilas Mengenal Museum Brawijaya Malang. Malang: Dinas Pariwisata Malang.

Hasan. 30 April 2015. Hasil Wawancara.


2 komentar: