“MUSEUM BRAWIJAYA”
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan
Dosen Pengampu Mata Kuliah Drs.Sumarno, M. Pd)
Oleh:
Dwi Sulistiyoningsih NIM
120210302072
Nailatul Faizah NIM 120210302075
Sigit Candra Lesmana NIM
120210302079
Rosana
Jehma NIM 120210302083
Husam
Lamato NIM
120210302084
Bayu
Setiawan NIM
120210302086
Nur Ma’rifah NIM 120210302087
Robit
Nurul Jamil NIM
120210302089
Eky
Octaviyani NIM
120210302090
Maghfiroh W NIM 120210302091
Niken Yunitia Dewi NIM
120210302092
Zizca Chofsyah C.N NIM
120210302094
Shalahuddin
Maulana NIM 110210302072
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah hasil Observasi kami
tentang “Museum Brawijaya”.
Terima
kasih kami sampaikan kepada Bapak Dosen Drs. Sumarno, M.Pdselaku dosen
pembimbing mata kuliah Kebudayaan. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada
kami dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga kami selaku
penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang nantinya akan kami
gunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.
Jember,
12 Mei 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB
1. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah................................................................................. 2
1.3
Tujuan .................................................................................................. 2
1.4
Manfaat................................................................................................. 2
BAB
2. PEMBAHASAN...................................................................................... 3
2.1 Sejarah Museum Brawijaya..................................................................... 3
2.2 Tujuan, Peran, dan
Tugas Museum Brawijaya......................................... 4
2.2.1 Tujuan............................................................................................. 4
2.2.2 Peran............................................................................................... 4
2.2.3 Tugas Museum Brawijaya............................................................... 5
2.3 Koleksi
Museum Brawijaya..................................................................... 5
2.3.1
Halaman Depan.............................................................................. 5
2.3.2
Ruangan Lobby.............................................................................. 7
2.3.3
Runagan I....................................................................................... 9
2.3.4
Ruangan II...................................................................................... 12
2.3.5
HalamanTengah.............................................................................. 14
2.3.6 Perpustakaan................................................................................... 15
BAB 3. PENUTUP................................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 16
3.2 Saran........................................................................................................ 17
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sejarah
adalah merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang tak dapat terulang kembali.
Oleh karena itu sejarah sangat perlu untuk ditulis agar dapat dipelajarin dan
di ambil hikmahnya untuk masa depan yang lebih baik.
Dewasa
ini banyak orang berangapan bahwa Museum adalah tempat atau bangunan untuk
menyimpan benda-benda kuno saja. Apabila kita mau memperhatikan lebih seksama,
Museum bukanlah hanya sekedar tempat atau bangunan untuk menyimpan benda-benda
kuno saja, akan tetapi banyak peristiwa bersejarah yang terekam di dalamnya.
Dalam mengemban misi yang besar bagi pengunjung diantaranya adalah sebagai
wahana yang mewariskan nilai-nilai kejuangan suatu bangsa, karena benda-benda
koleksi Museum merupakan cermin dari kehidupan manusia pada masa lampau.
Museum
berasal dari kata Yunani kuno “Muouseion” yang berarti tempat atau bangunan
atau gedung ilmu pengetahuan dan seni. Muouseion berasal dari kata “Muze” yang
berarti tempat atau bangunan untuk memuja 9 dewi anak Zeus dengan menemousyne
yang merupakan dewi dari semua cabang ilmu pengetahuan. Museum sesuai hasil
musyawarah ICOM (International Courcil Of Museum) ke-11 do Kopenhagen pada
tanggal 14 Juni 1974 adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari
keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum yang
memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan study,
pendidikan dam kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Museum Brawijaya Malang merupakan sebuah
museum yang berisipeninggalan bersejarah yang terdiri atas tinggalan sejarah
pada masa sebelum kemerdekaan, perang kemerdekaan, serta periode setelah kemerdekaan.
Selain itu, koleksi museum tersebut antara lain berupa senjata tradisional
hingga modern, lukisan, koleksi senjata-senjata, tank, kendaraan amphibi, serta
berbagai bendera dan lambang-lambang kesatuan angkatan darat.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
sejarah museum Brawijaya?
2.
Bagaimana
Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya?
3.
Apa
saja koleksi museum brawijaya?
1.3
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui sejarah museum Brawijaya.
2.
Untuk
mengetahui Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya.
3.
Untuk
mengetahui koleksi museum brawijaya.
1.4 Manfaat
1. Manfaat
bagi penulis sebagai Pemahaman Pentingnya untuk
mendapatkan wawasan baru dari sumber yaitu Museum Brawijaya dan mendapatkan
data yang ingin didapatkan dari Observasi bersama.
2.
Manfaat bagi pembaca
sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Museum Brawijaya
Usaha untuk pendirian Museum Brawijaya telah dilakukan sejak tahun
1962 oleh pemrakasarnya yaitu Brigjen TNI (pURN) Soerachman (Mantan) Pangdam
VIII/Brawijaya tahun 1959-1962). Adapun maksud pendirian museum ini adalah
untuk membuktikan kepada masyarakat mengenal sejarah perjuangan bangsa
Indonesia, khusunya rakyat Jawa Timur sejak 1945 yang secara terus-menerus
membuktikan dharma bhaktinya kepada ibu pertiwi.
Pembangunan gedung museum Brawijaya
ini mendapat partisipasi dari Sdr. Martha, seorang pemilik hotel di Tretes
Pandaan. Martha menyatakan kesanggupannya untuk menanggung biaya pembangunan
gedung museum. Sedangkan pemerintah daerah Kota Malang menyediakan lokasi tanah
yang terletak di Taman Indrakila (sekarang Jl. Ijen 25A Malang) dengan luas
kurang lebih 10.500 m2 dengan luas gedung pameran, perpustakaan dan
perkantoran sekitar 3.200 m2.
Pelaksanaan
pembangunan gedung Museum Brawijaya arsitekturnya diserahkan sepenuhnya kepada
Zidam VIII/Brawijaya dan dipercayakan kepada Kapten Czi.Ir.Soemadi yang
akhirnya dalat dilaksanakan pada tahun 1967 sampai dengan tahun 1968.
Sebelum
gedung museum diresmikan, terlebih dahulu dilakukan pemberian anam yang
berdasarkan keputusan Pagdam VIII/Brawijaya nomor Kep/75/IV/1968 tanggal 26
April 1968 tentang pemberian nama Museum Brawijaya dengan sesanti “Citra
Uthapana Cakra”. “Citra” yang berarti sinar atau cahaya, “Uthapana” yang
berarti yang membangun atau membangkitkan, dan “Cakra” yang berarti kekuatan atau
semangat. Sehingga secara kesulurah Citra Uthapana Cakra dapat diartikan
sebagai “Sinar yang membangkitkan semangat atau kekuatan”.
Pada
tanggal 4 Mei 1968 gedung Museum Brawijaya diresmikan dengan suatu upacara
resmi. Dalam upacara tersebut, Pangdam VIII/Brawijaya menunjuk Kolonel (purn)
DR. Soewondo (mantan Pangdam VIII/Brawijaya), pada tahun 1952 mewakili pini
sepuluh keluarga besar Brawijaya untuk bertindak sebagai inspektur upacara dan
dihadiri oleh Pangdam VIII/Brawijaya Mayjen TNI M.Yasin beserta keluarga besar
Brawijaya.
Setelah
pelaksanaan organisasi Bintaldam VIII/Brawijaya dan Likuidasi Jarahdam
VIII/Brawijaya ke dalam fungsi Bintal pada tahun 1986, maka terbentuklah
organisasi baru Bintaldam V/Brawijaya, sehingga Museum Brawijaya berada di bawah
komando Bintaldam V/Brawijaya.
2.2 Tujuan, Peran, dan Tugas Museum Brawijaya
Sama seperti lembaga lainnya, ketika lembaga tersebut didirikan pastinya
mereka memiliki tujuan, peran dan tugas yang disandangkan kepada lembaga
tersebut. Begitu juga yang terjadi di museum Brawijaya, ketika museum tersebut
didirikan juga memiliki tujuan, peran serta tugas penting yang bersandar di
pundak mesum Brawijaya. Berikut tujuan, peran dan tugas dari museum brawijaya:
2.2.1
Tujuan
Museum Brawijaya malang didirikan dengan tujuan
agar masyarakat bisa mengenal dan mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia
khususnya rakyat Jawa Timur sejak tahun 1945.
2.2.2
Peran
a. Sebagai media
pendidikan
b. Sebagai tempat rekreasi
c. Sebagai tempat
penelitian ilmiah
d. Sebagai tempat
pembinaan mental kejuangan dan pewarisan nilai-nilai '45 dan TNI '45 bagi
prajurit TNI dan masyarakat umum
e. Sebagai tempat
pembinaan mental kejuangan dalam rangka pembinaan wilayah
2.2.3
Tugas
a.
Mengumpulkan/memperoleh benda-benda koleksi.
b.
Meneliti, mempelajari, mencatat benda koleksi.
c.
Memelihara dan mengawetkan benda-benda koleksi.
d.
Memamerkan benda koleksi.
e.
Meneruskan pengetahuan tentang koleksi kepada
pengunjung.
2.3
Koleksi
Museum Brawijaya
Museum Brawijaya sama
dengan museum lainnya di mana koleksi yang mereka miliki merupakan koleksi dari
hibah dari berbagai macam sumber yang terdiri dari senjata, heraldika,
numismatika, keramik, meuble, alat transportasi, alat musik militer, alat
komunikasi, visual dan tekstil. Akan tetapi secara keseluruhan, Museum
Brawijaya menyimpan berbagai koleksi yang berhubungan dengan benda-benda yang
terkait dengan perjuangan militer Indonesia. Secara keseluruhan, museum ini
memiliki beberapa lokasi atau ruang untuk menyimpan dan meletakkan koleksi yang
mereka miliki. Berikut penjabarannya:
2.3.1
Halaman Depan
Di halaman depan Museum
Brawijaya terdapat taman senjata yang diberi nama “Agne Yastra Loka” yang
mempunyai arti “Agne” api, “Yastra” senjata, dan “ Loka” tempat. Sehingga dapat
diartikan secara bebas sebagai “tempat atau taman senjata yang diperoleh dari
api revolusi 1945”. Nama tersebut dapat berasal dari kata loka yang dapat
diartikan dengan tempat atau taman, yastra yang berarti senjata dan Agne yang
berarti api, api yang dimaksud di sini adalah api revolusi yang terjadi pada
tahun 1945.
Pada halaman depan
terdapat beberapa alat perang, diantara adalah:
1. Tankbuatan Jepang
Tank buatan Jepang ini
merupakan tank yang didapat dari hasil rampasan arek-arek Surabaya pada bulan
Oktober 1945. Tank tersbut dahulunya juga digunakan oleh arek-arek Surabaya
untuk melawan sekutu dalam perang yang terjadi pada 10 November 1945, yang
kemudian dikenal dengan sebagai “Hari Pahlawan”. Oleh karena pada waktu itu
pengetahuan teknis mengenai Tank belum dikuasai, maka akhirnya tank ini
ditinggalkan setelah dirusak peralatan tempurnya. Pada tahun 1949 tank ini
dikuasai oleh TNI kemudian tahun 1967 diserahkan ke Museum Brawijaya.
2. Senjata Penangkis
Serangan Udara
Koleksi senjata yang terdapat
di halaman depan atau taman senjata dari museum Brawijaya ini merupakan senjata
Penangkis Serangan Udara (PSU) yang lebih dikenal dengan sebutan Pompom Double
Loop. Senjata tersebut merupakan senjata milik tentara Jepang yang berhasil
direbut oleh pemuda BKR dalam suatu pertempuran pada bulan September 1945.
Senjata hasil rampasan tersebut pada akhirnya digunakan oleh pemuda BKR sebagai
senjata pertahanan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan baik dari serangan
tentara sekutu maupun tentara Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Pada saat terjadi pertempuran di barat Bangkalan, senjata tersebut membuktikan
kehebatannya dengan berhasil menembak jatuh dua pesawat tempur Belanda.
3.
Meriam (Si Buang)
Dalam menghadapi
serangan Jepang pada bulan Maret 1941 pihak Belanda menempatkan senjata 3,7
Inci di pantai desa Batering Kabupaten Gresik sebagai salah satu pertahanan
Belanda, akan tetapi pada kahirnya berhasil dirampas oleh tentara Jepang.
Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, meriam tersebut dikuasai oleh tentara
Belanda yang waktu itu membonceng pasukan sekutu.
Pada
tanggal 10 Desember 1945 pasukan TKR bersama-sama dengan laskar pejuang yang
lain mengadakan serangan terhadap kedudukan tenatra Belanda di pos pantai desa
Batering. Dalam pertempuran sengit yang berlangsung hampir 6 jam tersebut, TKR
berhasil mendesak kedudukan tentara Belanda dan merampas meriam 3,7 inci dari
tentara Belanda. selanjutnya TKR bergerak menuju Lamongan dengan membawa meriam
hasil rampasannya. Dalam perjalanan terjadi pertempuran yang mengakibatkan
gugurnya seorang prajurit TKR bernama Kopral Buang. Untuk mengenang jasa-jasa
prajurut tersebut kemudian meriam ini diberi nama “Si Buang”.
Pada
masa perang kemerdekaan I, meriam tersebut dibawa berpindah-pindah tempat yaitu
ke Mojokerto, ke desa Wringin Anom Krian, akhirnya ke desa Cukir Jombang dalam
rangka mengadakan perlawanan terhadap tentara Belanda. pada saat tentara
Belanda bethasil menguasai Jombang, meriam tersebut ditinggalkan oleh TKR
setelah dirusak terlebih dahulu.
4.
Tank Amphibi AM Track
Tank amfibi ini
merupakan tank miliki tentara Belanda yang digunakan untuk merebut dan
menduduki kota malang pada masa Perang Kemerdekaan I. Usaha Belanda dalam
merebut kota malang mendapat perlawanan sengit dari pasukan TRIP di jalan salak
dan di sekitar lapangan pacuan kuda. Pada saat itu tentara Belanda bersenjata
lengkap sedangkan pasukan TRIP hanya bersenjata sangat minim dan terbatas. Dari
pertempuran tersebut banyak pasukan dari TRIP yang tewas di medan pertempuran
yaitu sebanyak 35 orang. Pasukan yang gugur tersebut di kuburkan secara massal
di sebelah utara ujung timur Jalan Salak. Tempat tersebut sekarang dikenal
sebagai Taman Makam Pahlawan TRIP Malang.
5.
Patung Jendral Sudirman
Pembutan patung Jendral
Sudirman dimaksudkan untuk mengapdikan dan mengenang jasa-jasa Panglima Besar
Jendral Sudirman. Pada waktu itu walaupun dalam keadaan sakit beliau tetap
berada di tengah-tengah pasukannya untuk memimpin gerilya, berpindah-pindah
tempat dalam rangka melawan tentara Belanda. Hal ini merupakan suatu penampilan
sifat pejuang, pemimpin dan pahlawan yang mengabadikan diri sepenuhnya untuk
kepentingan bangsa dan negara sehingga beliau disebut sebagai bapak TNI.
2.3.2
Ruangan Lobby
Ruangan ini terletak
diantara ruang koleksi I dan Runag koleksi II. Di ruangan ini terdapat dua
relief (lukisan timbul di dinding) dan dua perangkat lambang-lambang kodam
(Bagde) di Indonesia.
Relief sebelah selatan
melukiskan wilayah kekuasaan Majapahit juga dipahatkan perahu Hongi yang
menggambarkan Majapahit memiliki armada laut yang kuat sehingga berhasil
mempersatukan Nusantara serta pahatan Raden Wijaya dalam bentuk Harihara.
Relief sebelah utara
menunjukkan daerah-daerah tugas yang pernah dijalani oleh pasukan-pasukan
Brawijaya dalam rangka menegakkan kemerdekaan, menumpas gerakan sparatis dan
gerombolan pengacau keamanan serta tugas Internasional sebagai pasukan
perdamaian dan keamanan PBB di luar negeri (Mesir, Kongo, Timur Tengah,
Vietnam, dll).
Beriku ini koleksi
Badge Kodam/Kotama TNI AD di Indonesia:
a.
Sebelah utara ditampilkan badge Kodam/Kotama TNI AD
dari tahun 1959 s/d 1985 sejumlah 17 Kodam yaitu:
1) Kodam I/Iskandar Muda : Aceh
2) Kodam II/ Bukit Barisan : Sumatera Utara
3) Kodam III/17 Agustus : Sumatera Barat\
4) Kodam IV/ Sriwijaya : Sumatera Selatan
5) Kodam V/Jaya : Jakarta
6) Kodam VI/Siliwangi : Jawa Barat
7) Kodam VII/Diponegoro : Jawa Tengah
8) Kodam VIII/Brawijaya : Jawa Timur
9) Kodam IX/Mulawarman : Kalimantan
10) Kodam X/Lambung
Mangkurat : Kalimantan Timur
11) Kodam XI/Lambung Bungai : Kalimantan Tengah
12) Kodam XII/Tanjung Pura : Kalimantan Barat
13) Kodam XIII/Merdeka : Sulawesi Utara
14) Kodam XIV/Hasanuddin : Sulawesi Selatan
15) Kodam XV/Pattimura : Ambon
16) Kodam XVI/Udayana : Bali
17) Kodam XVII/Cendrawasih : Irian Jaya
b.
Sebelah selatan dipamerkan Badge Kodam setelah
organisasi TNI AD yang berlaku mulai 1 April 1985 berjumlah 10 Kodam, yaitu:
2. Kodam I/Bukit Barisan : Sumatera Utara
3. Kodam II/Sriwijaya : Sumatera Selatan
4. Kodam III/Siliwangi : Jawa Barat
5. Kodam IV/Diponegoro : Jwa Tengah
6. Kodam V/Brawijaya : Jawa Timur
7. Kodam VI/Tanjung Pura : Kalimantan
8. Kodam VII/ Wirabuana : Sulawesi
9. Kodam VIII/Trikora : Irian Jaya/Papua
10. Kodam IX/Udayana : Bali dan Nusa
Tenggara
11. Kodam Jaya :
Jakarta
c.
Pada tahun 2002 diaktifkan kembali Kodam/Kotama:
2. Kodam Iskandar Muda : Aceh
3. Kodam Pattimura : Ambon
2.3.3
Ruangan
I
Didalam ruang I telah dipamerkan mengenai
benda-benda koleksi dari tahun 1945-1949, adapun koleksi yang dipamerkan
adalah:
1. Foto-foto Panglima Kondam di Jawa Timur
sejak tahun 1945-sekarang
2. Lukisan pakaian seragam PETA, HEIHO dan
pejuang;
a. hitam pakaian tentara Gerilya
b. coklat pakaian tentara Heiho
c. baju jas hijau dan sepatu lars pakaian
tentara PETA
d. hijau krah putih pakaian BKR/TKR
3. Lukisan
Pamen, Pama, Bintara, dan Tamtama prajurit PETA.
4. Burung Merpati pos yang pernah digunakan
sebagai kurir didaerah Komando Ronggowale Lamongan atau Bojonegoro dengan front
Surabaya paa tahun 1946
5. Termos terbuat dari tenpurung kelapa yang
pernah digunakan oleh tentara Peta pada masa penjajahan Jepang
6. Pedang Samurai sebagai kelengkapan Perwira
Jepang yang berhasil direbut oleh TKR dari tentara Jepang di perkebunan Ngrakah
Sepanon Kabupaten Kediri.
7.
Meja kursi yang digunakan untuk perundingan pengehantian tembak menembak
(Genajatan Senjata) antara TKR/Pejuang dengan Sekutu Surabaya pada tanggal 29
Oktober 1945. Pihak Indonesia diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta,
sedangkan pihak Sekutu diwakili oleh Mayjen Havtorn dan Brigjen Mallaby
8.
Senjata buatan pabrik senjata Mrican kKediri pada tahun 1945-1946
9.
Alat perhubungan atau radio yang pernah digunakan oleh Den Hub Brawijaya
pada tahun 1945-1946
10. Lukisan pertempuran Surabaya sekitar 10
Nopember 1945 yang melatar belakangi hari pahlawan, dengan semboyan “MERDEKA
ATAU MATI”, lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup di bawah telapak
kaki penjajah.
11. Senjata-senjata hasil rampasan.
Setelah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, kemudian dilanjutkan
dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan baik melawan tentara Jepang maupun
Belanda dengan sekutunya. Sebagai bekal untuk mempertahankan kemerdekaan, para
pejuang berusaha merebut senjata dan peralatan perang yang lain dari tentara
Jepang. Dengan semangat juang yang tinggi itulah, akhirnya berhasil merebut
senjata dan peralatan perang lainnya dari tangan tentara Jepang.Perang untuk
mempertahankan kemerdekaan kemudian dilanjutkan dengan mengahadapi tentara
Sekutu dan Belanda selama perang Kemerdekaan para pejuang berhasil merampas
senjata-senjata baik dalam pertempuran maupun melalui penyergapan-penyergapan.
12. Peta penududukan musuh dan kantong-kantong
gerilya serta garis pertahanan TKR
13. Peta perang kemerdekaan I (21 Juli 1947)
menggambarkan gerakan serangan tentara Belanda serta pertahanan TKR dan pejuang
RI di daerah-daerah perbatasan.
14. Peta perang Kemerdekaan II(19 Desember
1948) yang menggambarkan serangan tentara Belanda terhadap daerah dan kedudukan
pasukan TKR dan pejuang RI di seluruh Jawa Timur dan menggambarkan kedudukan
pertahanan pasukan yang kemudian kemudian dilanjtkan dengan gerakan penyusupan
kedalam daerah pendudukan Belanda dengan taktik perang Gerilya.
15.
Peralatan yang pernah dipakai Jenderal Sudirman (peralatan makan, meja kursi, bamboo
runcing, dipan, tempat air wudhu) saat memimpin Gerilya di Desa Loceret Bajulan
Nganjuk
16. Peta rute Gerilya Pangsar Jenderal Sudirman
yang dimulai dari Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 10
Juli 1949 menuju Jawa Timur dan kembali lagi ke Yogyakarta melalui rute yang
berbeda menempuh perjalanan 1009 km.
17. Alat-alat kesehatan yang pernah digunakan
dr. Hadiyono yang gugur menghadapi Belanda dalam pertempuran di Krian Mojokerto
pada tahun 1948.
18. Pakaian dan mantel Letkol dr. Soebandi,
dokter Brigade III/Damarwulan merangkap sebagai Resimen Militer Jember yang
gugur bersama Letkol Moch. Surudji Komandan Bridgade III/Damarwulan di Karang
Kedawung sebelah selatan Jember pada tanggal 8 Februari 1049.
19. Peralatan yang pernah digunakan oleh Kapten
Soemitro dalam perang Kemerdekaan menghadapi Belanda di daerah Nongkojajar
Pasuruan pada tahun 1948.
20. Lukisan yang menceritakan pada saat
Jenderal Sudirman mengadakan inspeksi pasukan di Malang dalam rangka persiapan
pemulanan tawanan perang Jepang.
21. Lukisan pertempuran tewasnya Brigjen A.W.S
Malaby didepan gedung Internatio Jembatan Merah Surabaya pada tanggal 30
Oktober 1945
22. didepan gedung Kempetai (Markas tentara
Jepang) untuk merampas persenjataan Jepang, tempat inilah yang sekarang
didirikan Tugu Pahlawan.
23. Lukisan yang mengkisahkan pemberangkatan
tawanan Jepang di stasiun K.A. Malang Selatan (Stasiun Kota lama) pada tahun 1945.
24. Lukisan pemberangkatan tawanan Jepang ke
Pelabuhan Probolinggo menuju pulau
Galang pada tahun 1945
25. Lukisan serah terima Samurai dari Brigjen
Wabe Sigewa kepada Jenderal Sudirman pada tanggal 28 April 1946 di Malang
26. Mata uang yang pernah berlaku di Indonesia
pada masa Revolusi
27. Senjata peninggalan TRIP yang pernah
dipakai dalam pertempuran di Gunungdari tanggal 28 Nopember 1945
28. Mobil Sedan keluaran Pabrik Desoto USA
tahun 1941 yang pernah digunakan Kolonel Sungkono Panglima Devisi I/Jawa Timur
1948
29. Panji-panji/Lambang-lambang Satuan yang
pernah digunakan oleh kesatuan-kesatuan Kodam VIII/Brawijaya pada tahun 1945.
2.3.4
Ruangan
II
Memamerkan
benda-benda koleksi dari tahun 1950-1976. Koleksi yang dipamerkan adalah:
1. Peta kota Malang dan perkembangannya mulai dari
jaman pemerintahan Belanda hingga beralih kepada Republik Indonesia dari tahun
1919-sekarang
2. Foto-foto walikota Malang dari jaman
pemerintahan Belanda sampai sekarang
3. Meriam dan bejana besi hasil rampasan
operasi Seroja Timor-timor oleh pasukan Kodam Brawijaya tahun 1975-1976
4. Senjata rampasan dari PRRI/Permesta
Pada tahun 1958 terjadi pemberontakan oleh
PRRI di Sumatera Barat serta Permesta di Sulawesi Tengah dan Utara. Untuk
menumpas pemberontakan tersebut dibentuk satuan tugas operassi militer yang
diberi nama “Operasi 17 Agustus”. Dalam operasi tersebut pasukan Brawijaya
berhasil menangkap dan menawan tokoh-tokoh pemberontak serta merampas
bermacam-macam senjata berat maupun ringan (STTB dan SMB)
5. Mesin hitung (kalkulator) dan alat cetak
kartu, komputer pertama yang digunakan oleh jawatan Keuangan Kodam
VIII/Brawijaya
6. Maket Patung Raden Wijaya sebagai Prabu
Brawijaya
7. Teks Satpa Marga dan Sumpah Prajurit
terbuat dari marmer yang pernah dipasang diruang hening Makodam V/Brawijaya
8. Peta penugasan pasukan Brwijaya yang
merupakan petunjuk daerah-daerah penugasan pasukan-pasukan Brawijaya diseluruh
wilayah Indonesia
9. Alat music yang pernah digunakan oleh
Detasemen music Kodam V/Brawijaya merupakan hasil rampasan dari tentara Belanda
pada tahun 1952
10. Peralatan perang yang digunakan pasukan
Brawijaya untuk membuat Irian Barat pada opearasi Trikora tanggal 19 Desember
1961 terdiri dari pakaian tutul, paying terjun, dan senjata
11. Peralatan Tradisional rakyat Irian Jaya
yang diperoleh pada waktu pasukan Brawijaya melaksanakan Operasi Trikora
12. Lukisan timbul Mayjen Soeharto untuk
mengenang saat menjabat sebagai panglima Mandala dalam rangka merebut kembali
Irian Barat dari kekuasaan Belanda pada tahun 1961
13. Atribut dr. Arjoko. Kapten dr. Arjoko dari
Jawatan Kesehatan Kodam VIII/Brawijaya yang gugur di Irian Jaya pada bulan
Maret 1946 akibat pesawat udara yang ditumpanginya jatuh di Ganyem Irian Jaya.
14. Bendera Katanga yang merupakan hasil rampasan
dari pemberontakan di Kongo saat pasukan Brwijaya bersama=sama pasukan lain
yang bertugas di Kongo pada tahun 1962-1963 (Kontingen Garuda III).
15. Pakaian seragam tentara Papua buatan
Belanda yang berhasil di rampas oleh pasukan Brawijaya
16. Meja dan Lilin yang pernah digunakan
sesepuh Brawijaya untuk azas pembinaan keluarga besar Brawijaya pada tahun 1966
di Candi Penataran
17. Peralatan Topografi yang pernah digunakan
oleh Brigade Topografi angkatan darat pada tahun 1945
18. Senjata-senjata hasil rampasan Operasi
Trisula dalam penumpasan sisa-sisa komunis di Blitar Selatan tahun 1968
19. Senjata-senjata hasil rampasan Operasi
Serpja di Timur Timur oleh pasukan Brawijaya tahun 1975-1976
20. Album nama-nama prajurit Brigif 2 Dharma
Yudha yang gugur dalam operasi Seroja Timor-timur pada tahun 1975-1976
21. Bendera Portugal hasil rampasan Brigif
Linud 18 pada Operasi Seroja 1975
22. Mata uang Jepang yang beredar di Indonesia
23. Patung burung Elang merupakan lambing
satuan Brigif 10 yang dilikuidasi pada tahun 1975
24. Piala dan tanda penghargaan dari satuan
Kodam Brawijaya yang di likuidasi
2.3.5
Halaman Tengah
Halaman tengah dari
museum Brawijaya tidak luput dari keberadaan koleksi dari museum tersebut.
Halaman tengah menyimpan 2 koleksi dari dekan banyak koleksi yang dimiliki
museum Brawijaya. Meskipun hanya 2 koleksi, Koleksi yang terdapat di halaman
tengah salah satunya merupakan koleksi yang paling terkenal dari museum ini.
Berikut 2 koleksi yang terdapat di halaman tengah:
1.
Gerbong Maut
Pada masa perang kemerdekaan I tanggal 21 Juli 1947 tentara Belanda
mendarat di Pasir Putih dan menyerang beberapa kota termasuk Bondowoso. Dalam
pertemuan tersebut tentara Belanda menahan sejumlah pejuang di penjara
Bondowoso.
Gerbong barang nomor GR 10152 adalah salah satu dari 3 gerbong yang pada
tanggal 23 September 1947 pukul 02.00 mejelang pagi para wartawan yang berada
di penjara Bondowoso (berjumlah 100 orang) diangkut dengan menggunakan 3 buat
gerbong barang untuk dipindahkan ke Surabaya. Karena terdesak-desak dalam
gerbong yang sempit dan pintu serta jendelanya tertutup rapat selama dalam
perjalanan, sehingga dalam udara dalam gerbong sangat panas dan mengakibatkan
banyak pejuang yang meninggal, sedangkan yang masih hidup menggedor-gedor minta
air dan minta dibukakan pintu agar udara dapat masuk tetapi tentara
Belanda yang mengawal menjawab “air tidak ada, yang ada hanyalah
peluru”. Ketika sampai di stasiun Wonokromo Surabaya sebagian besar pejuang 46 orang meninggal dunia, 42 orang dalam
keadaan sakit/lemas dan 12 orang sehat. Kemudian 12 orang pejuang yang masih
sehat dimasukkan ke dalam penjara Kali Sosok Surabaya.
2.
Perahu Segigir
Pada bulan Nopember
1947 Belanda berhasil menduduki Pasongsongan Sumenep. Pasukan Joko Tole
(Sbililah) di tempat tersebut terpaksa mengundurkan diri ke Desa Prenduan
pesisir antara Sumenep dan Pamekasan.
Markas baru di desa tersebut diketahui oleh pihak
Belanda, kemudian Belanda merekncanakan penyerbuan ke Desa Prenduan, rencana
Belanda untuk mengadakan penyerbuan ke Desa Prenduan diketahui oleh mata-mata
pihak pejuang kemudian dilaporkan kepada Letkol Chandra Hasan Komandan Resimen
Joko Tole.
Menjelang malam secara
diam-diam Letkol Chandra Hasan memindahkan pasukanya ke Paiton Kabupaten
Probolinggo, sedangkan pemerintahan sipil dipindahkan ke Tuban. Perahu inilah
yang digunakan Letkol Chandra Hasan untuk memimpin pasukannya melawan Belanda,
namun beberapa perahu yang lain ditembak oleh pesawat udara Belanda.
2.3.6
Perpustakaan
Perpustakaan
Museum Brawijaya merupakan tempat untuk mengoleksi buku-buku dan
dokumen-dokumen (Audio Visual) sejarah perjuangan TNI, karya-karya umum dan
refrensi yang terkait dengan pengabdian terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Museum Brawijaya adalah salah satu museum
yang menyimpan banyak sekali sejarah-sejarah zaman penjajahan.Barang-barang
peninggalan para pahlawan telah terjajar rapi di museum Brawijaya, dari barang
yang paling kecil seperti radio, hingga barang yang besar seperti
mobil-senjata.
Jika melihat dari latar belakang
didirikannya Museum Brawijaya ini, yaitu tepatnya pada tahun 1952, dan yang
melatar belakangi berdirinya yaitu adanya perjuangan dari golongan TKR dan
rakyat Jawa Timur dari Agresi Militer Belanda I dan Militer Belanda II. Namun
yang memprakarsai berdirinya Museum Brawijaya adalah Brigjen TNI (Purn) Spada
tahun 1952, dan yang melatar belakangi berdirinya yaitu adanya perjuangan dari
golongan TKR dan rakyat Jawa Timur dari Agresi Militer Belanda I dan Militer
Belanda II. Namun yang memprakarsai berdirinya Museum Brawijaya adalah Brigjen
TNI (Purn) Soerachman Pangdam VIII/BRW pada tahun 1959-1962.Tidak lupa juga
mengenai Motto yang dipakai oleh museum Brawijaya yaitu “CITRA UTHA PANA CAKRA
(cahaya yang membangkitkan semangat), sampai akhirnya museum Brawijaya di
resmikan pada tanggal 4 Mei 1968 oleh colonel Pur. Dr. Soewondo.
Di dalam Museum Brawijaya juga terdapat
berbagai macam koleksi, seperti Gerbong Maut yang terdapat dibelakang musum,
kemudian juga terdapat Tank yang berada di depan Museum Brawijaya yang kala itu
digunakan sebagai pertempuran 10 Nopember 1945. Selain itu juga terdapat
senjata penangkis udara yang disita oleh BKR pada bulan September 1945 dari
tangan tentara Jepang.Selain benda-benda bersenjata, pada Museum Brawijaya juga
terdapat foto-foto pada saat masa perjuangan hingga foto-foto Malang pada tempo
dulu, dan benda-benda lainnya. Jadi dapat di simpulkan bahwa pada Museum
Brawijaya merupakan tempat penyimpanan benda-benda Tempo dulu, bahkan juga
merekam banyak peristiwa yang terjadi pada masa lampau, dengan bukti
benda-benda yang terdapat didalamnya yang terdapat berbagai jenis ruangan
sebagai tempat penimpanan benda-benda tersebut.
3.2 Saran
Museum Brawijaya, merupakan tempat menyimpan benda-benda kuno, dan banyak
peristiwa bersejarah yang terekam di dalamnya. Pada museum Brawijaya juga terdapat staff untuk
menjaga, merawat, dan memelihara museum Brawijaya tersebut, namun kita sebagai
sesama makhluk Tuhan, yang juga menikmati, melihat, mengamati, bahkan ikut
serta memahami rekaman peristiwa pada masa Lampau, sepatutnya kita juga harus
menjaga, memelihara Museum Brawijaya tersebut, salah satunya dengan cara
menyalurkan kemampuan, wawasan kita kepada orang lain dari hasil pengamatan
kita di Museum Brawijaya, hal tersebut merupakan salah satu hal kecil yang
dapat kita lakukan untuk ikut serta memelihara Museum Brawijaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Museum Brawijaya
Malang dan Warisan Bersejarah Pahlawan Bangsa. Jurnal Malang.com. [On
Line]. http://www.jurnalmalang.com/2013/12/museum-brawijaya-malang-dan-warisan.html
[15 Mei 2015].
Dinas
Pariwisata Jawa Timur dan Aldam Brawijaya. 2010. Sekilas Mengenal Museum
Brawijaya Malang. Malang: Dinas Pariwisata Malang.
Hasan.
30 April 2015. Hasil Wawancara.
sangat bermanfaat sekali :*
BalasHapusTerlalu panjang
BalasHapus