PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M. Pd
Paper
Oleh:
NUR
MA’RIFA 120210302087
KELAS
B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
Model
pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan
istilah strategi belajar
ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan
suatu model pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau
keterampilan baru terhadap siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah
suatu model pembelajaran dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap
selangkah demi selangkah.
Model pengajaran langsung
(Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang
berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan
balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan.
Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan
penerapan teori perilaku tersebut.
Lebih lanjut Arends
(2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has
five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice,
feedback, and extended practice a direct instruction lesson requires careful
orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and
task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada
guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau
demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran
dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan
lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.
Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran
langsung adalah program yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian
dasar, keahlian dalam memahami suatu materi dan konsep diri sendiri. Model
pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh pendidik, artinya pendidik
berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran. Penyebutan ini mengacu
pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung isi
pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik
dalam kelas. Sedangkan
Joyce, Weil, Calhoun (1972) berpendapat suatu model
pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau
keterampilan baru terhadap siswa.
Model pengajaran
langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif,
mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal
penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung
adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping
itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik
berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan
suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru yang menggunakan
model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi
tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang
akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan permodelan/demonstrasi,
memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan
yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.
2.
Karakteristik Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Salah satu karakteristik dari suatu model
pembelajaran adalah adanya sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus
memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan pengajaran langsung juga
harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik,
arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan
dampak dari pembelajaran. Joyce
and Weil berpendapat beberapa keunggulan terpenting dari pembelajaran langsung
adalah adanya Fokus
akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa
selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.
Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika
memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan pembelajaran, menentukan kelompok,
berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran dan meminimalkan kegiatan
non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian tujuan sehingga
guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakan
oleh siswa. Dalam model pembelajaran langsung terdapat beberapa ciri-ciri
khusus yang memberikan keunggulan pada model ini. Adapun ciri-ciri tersebut, diantaranya:
a. Fokus akademik
Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam
penugasan dan penyelesaian tugas akademik. Dalam hal ini, penggunaan perangkat
non akademik seperti misalnya mainan dan teka-teki tidak terlalu ditekankan
atau bahkan ditiadakan. Menurut beberapa para ahli, fokus yang kuat terhadap
masalah akademik menciptakan keterlibatan siswa yang semakin kuat dalam rangka
menghasilkan dan memajukan prestasi mereka (Fisher, Berliner, Filby, Marliave,
Ghen, dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan Kellaghan, 1980; Rosenshine,
1970, 1971, 1985).
b. Arahan dan kontrol guru
Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan
mengarahkan tugas pembelajaran, menegaskan peran inti selama memberi instruksi,
dan meminimalisir jumlah percakapan siswa yang tidak berorientasi akademik.
c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa
Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern
dalam bidang tersebut akan berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta
perilaku kondusif demi terciptanya kemajuan dalam pendidikan.
d. Sistem manajemen waktu
Salah satu tujuan dari model pembelajaran langsung, yaitu
memaksimalkan waktu belajar siswa. Dalam hal ini, perilaku-perilaku guru yang
tampak berhubungan langsung dengan waktu yang dimiliki siswa dan rating
kesuksesan dalam mengerjakan tugas, yang pada akhirnya juga berhubungan dengan
tingkat kemajuan prestasi siswa. Menurut Rosenshine (1970) siswa menghabiskan
waktu 50% sampai 70% waktu untuk mengerjakan tugas seorang diri. Artinya, siswa
dituntut untuk menyelesaikan tugas dalam 50% sampai 70% dari jumlah waktu. Jika
hal ini dimaksimalkan, akan berdampak pada kemajuan prestasi siswa yang cukup
signifikan.
e. Atmosfer akademik yang cukup netral
Lingkungan instruksi langsung adalah tempat dimana pembelajaran
menjadi fokus utama dan tempat diman siswa terlibat dalam tugas-tugas akademik
dalam waktu tertentu dan mencapai rating kesuksesan yang tinggi. Iklim sosial
dalam lingkungan ini harus diciptakan secara positif dan bebas dari pengaruh
negatif. Dimana guru harus menghindari praktek-praktek negatif, seperti mencela
perilaku siswa.
3.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung
Dalam
setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, pasti memiliki kelebihan
dan kelemahan. Tidak terkecuali model pembelajaran langsung. Adapun kelebihan
dan kelemahan model pembelajaran langsung, sebagai berikut:
a. Kelebihan
1)
Dengan model pembelajaran
langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh
siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai
oleh siswa.
2)
Model Pembelajaran langsung
(terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang seharusnya) dan observasi
(kenyataan yang terjadi).
3)
Siswa yang tidak dapat
mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model pembelajaran
langsung digunakan secara efektif. Karena disini, guru secara penuh memegang
kendali siswa serta menjadi guide
bagi siswa untuk mencapai apa yang diharapkan.
b.
Kelemahan
1) Dalam model pembelajaran langsung, guru sulit untuk mengatasi
perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan
pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. Karena di dalam setiap kelas,
terdapat bermacam-macam siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang
berbeda-beda. Dan setiap siswa memiliki perlakuan yang berbeda pula. Jadi guru
harus berpikir keras untuk menemukan berbagai cara dalam mengatasi
perbedaan-perbedaan di setiap siswa.
2) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat
secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal mereka.
3) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan
strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Artinya, guru harus memiliki
kesiapan yang lebih dalam berhadapan dengan siswa, lebih percaya diri, dan juga
berpengetahuan yang luas pula. Selain itu, gaya berkomunikasi guru juga
mempengaruhi sukses tidaknya model ini. Jika hal ini tidak dicapai oleh guru,
maka pembelajaran akan terhambat, suasana kelas menjadi tidak kondusif, serta
siswa akan menjadi bosan.
4.
Langkah-langkang atau Sintak Model Pembelajaran Langsung
Langkah-langkah atau sintak Pembelajaran langsung menurut Joyce
& Weil (1972) terdiri dari lima tahap-tahap, yang meliputi:
a.
Orientasi
Dalam tahap ini, guru mulai membangun/membuat kerangka kerja
pelajaran. Guru menyampaikan harapan dan keinginannya, menjelaskan tugas-tugas
yang ada dalam pembelajaran, dan menentukan tanggung jawab siswa. Terdapat 3
langkah yang menjadi syarat untuk dapat mencapai tujuan ini, yakni:
1) Guru memaparkan maksud dari pelajaran dan tingkat-tingkat performa
dalam praktek.
2) Guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya dengan pengalaman
sebelumnya.
3) Guru mendiskusikan prosedur-prosedur pembelajaran.
b.
Presentasi
Dalam tahap ini, guru menjelaskan konsep atau skill baru dan
memberikan pemeragaan serta contoh. Jika materi yang ada merupakan konsep yang
baru, maka guru harus mendiskusikan karakteristik-karakteristik dari konsep,
aturan-aturan pendefinisian, dan beberapa contoh. Jika materinya merupakan
skill baru, maka guru harus menyampaikan langkah-langkah untuk memiliki skill
tersebut dengan menyajikan contoh di setiap langkah. Guru hendaknya mentransfer
informasi materi atau skill yang baru, baik secara lisan maupun visual,
sehingga siswa akan dapat memiliki dan mempelajari representasi visual sebagai
referensi di awal pembelajaran. Selain itu, guru juga menguji siswa dalam
penguasaan informasi materi atau skill sebelum beralih ke tahap selanjutnya.
a. Praktek yang terstruktur
Dalam tahap ini, guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek
dan langkah-langkah didalamnya. Biasanya, siswa menjalankan praktek dalam
sebuah kelompok, kemudian menawarkan diri untuk menulis jawaban. Cara yang
paling efektif yaitu dengan menyajikan contoh praktek secara transparan dan
terbuka, sehingga semua siswa bisa melihat bagaimana tahap-tahap praktek
dilalui. Peran guru disini, yaitu memberikan respon balik terhadap respon
siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun memperbaiki
kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktek yang tepat.
b. Praktek dibawah bimbingan guru
Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan praktek dengan kemampuan sendiri. Praktek dibawah bimbingan dapat
memudahkan guru dalam mempersiapkan untuk mengembangkan kemamuan siswa dan
menampilkan tugas pembelajaran. Hal ini biasa dilakukan dengan meminimalisir
jumlah dan ragam kesalahan yang dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap ini
yaitu mengontrol kerja siswa dan memberikan respon balik yang bersifat korektif
ketika diperlukan.
c. Praktek mandiri
Dalam tahap ini, siswa melakukan praktek dengan caranya sendiri
tanpa bantuan dan respon balik dari guru. Adapun tahap ini dilakukan ketika
siswa telah mencapai level akurasi 85% sampai 90% dalam praktek dibawah
bimbingan. Tujuan dari praktek mandiri adalah memberikan materi baru untuk
memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktek-praktek sebelumnya.
Praktek mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah siswa menyelesaikan
semua proses. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan dam mengetahui level
akurasi siswa (stabil atau tidak), serta memberikan respon balik yang bersifat
korektif di akhir praktek kepada siswa yang membutuhkan. Aktivitas praktek
mandiri bisa dilakukan dengan waktu yang singkat namun dalam satu waktu.
5. Pelaksanaan
Pembelajaran Langsung
Sebagaimana halnya
setiap mengajar, pelaksanaan yang baik model pengajaran langsung memerlukan
tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama
berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran, dan waktu
menilai hasilnya. Ciri utama unik yang terlihat dalam melaksanakan suatu
pengajaran langsung adalan sebagai berikut.
a. Tugas-Tugas Perencanaan
Pengajaran langsung
dapat diterapkan di bidang studi apa pun, namun model ini paling sesuai untuk
mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis,
membaca, matematika, musik, dan pendidikan jasmani. Di samping itu pengajaran
langsung juga cocok untuk mengajarkan komponen-komponen keterampilan dan mata
pelajaran sejarah dan sains.
1) Merumuskan Tujuan, dapat digunakan Model Mager dalam Kardi dan Nur (2000:18). Mager
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus harus sangat spesifik. Tujuan
yang ditulis dalam format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri
dari tiga bagian: Perilaku siswa, Situasi pengetesan dan Kriteria kinerja.
2) Memilih Isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun mengajar,
tidak dapat diharapkan akan menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang
diajarkan. Bagi mereka yang masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi
ajar, disarankan agar dalam memilih materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum
yang berlaku, dan buku ajar tertentu Kardi dan Nur 2000:20).
3) Melakukan Analisis Tugas, analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk
mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu
keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan
diajarkan guru. Ide yang melatar belakangi analisis tugas ialah, bahwa
informasi dan keterampilan yang kompleks tidak dapat dipelajari semua dalam
kurun waktu tertentu.
4) Merencanakan Waktu dan
Ruang, pada suatu pengajaran langsung, merencanakan dan
mengelola waktu merupakan kegiatan yang sangat penting. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan oleh guru: (1) bakat dan kemampuan siswa, (2) memotivasi siswa
agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal.
b. Langkah-langkah
Pembelajaran Model Pengajaran Langsung
Langkah-langkah
pembelajaran model langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola pembelajaran
secara umum. Menurut Kardi dan Nur (2000:27-43), langkah-langkah pengajaran
langsung meliputi tahapan sebagai berikut:
1)
Menyampaikan Tujuan dan Menyiapkan Siswa
2)
Menyampaikan Tujuan
3)
Menyiapkan Siswa
4)
Presentasi dan Demonstrasi
5)
Mencapai Kejelasan
6)
Melakukan Demontrasi
7)
Mencapai Pemahaman dan Penguasaan
8)
Berlatih
9)
Memberikan Latihan Terbimbing
10) Mengecek Pemahaman dan
Memberikan Umpan Balik
11) Memberikan Kesempatan
Latihan Mandiri
Standar Kompetensi
|
Memahami
Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
|
Kompetensi Dasar
|
Menjelaskan
Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
|
Indikator
|
Mendeskripsikan sejarah
sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni
|
Langkah Kegiatan
|
1.
Kegiatan
Pendahuluan
a.
menyiapkan peserta
didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
b.
memberi motivasi
belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar
dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,
nasional dan internasional;
c.
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari;
d.
menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2.
Kegiatan
Inti
a.
Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif
yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran
berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan
aktivitas tersebut.
b.
Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar
dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas
belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik
individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c.
Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan
subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong
siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).
3.
Kegiatan
Penutup
a.
Seluruh rangkaian
aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya
secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung;
b.
Memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c.
Melakukan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok;
dan
d.
Menginformasikan
rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
|
6. Implementasi
Pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran Sejarah
a. Tahap Pertama: Orientasi
1) Guru menentukan materi pelajaran: menjelaskan pengertian dan ruang
lingkup sejarah dengan cara ceramah dan menjelaskan pengertian sejarah kepada
peserta didik.
2) Guru meninjau pelajaran sebelumnya: menanyakan kembali materi
sebelumnya dengan adanya umpan balik antar guru dan siswa.
3) Guru menetukan tujuan pelajaran: menjelaskan cakupan materi yang
akan di bahas.
4) Guru menentukan prosedur pengajaran: guru menjelaskan
prosedur-prosedur materi pelajaran sejarah dalam pembelajaran yang telah
berlangsung.
b. Tahap Kedua: Presentasi
1) Guru menjelaskan konsep atau ketrampilan baru: guru menjelaskan sejarah
sebagai peristiwa,kisah ,ilmu, dan seni. Serta guru memberikan contoh kepada
siswa.
2) Guru menyajikan representasi visual atau tugas yang di berikan:
guru menjelaskan dengan cara ceramah.
3) Guru memastikan pemahan: untuk memastikan pemaham yang sudah di
jelaskan guru menanyakan kembali kepada peserta didik apa tadi yang sudah di
jelaskan mengenai pengertian sejarah.
c. Tahap Ketiga: Praktek yang Terstruktur
1) Guru menentukan kelompok siswa dengan contoh praktik dalam
beberapa langkah: guru menjelaskan aturan-aturan dalam praktek dengan cara
terstruktur.
2) Siswa merespon pertanyaan: ketika guru memberikan pertanyaan yang
terkait dengan pengertian sejarah kepada siswa, siswa merespon dengan
pertanyaan.
3) Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan memperkuat praktik
yang telah benar: adanya umpan balik antar guru dan siswa agar siswa dapat
memahami apa yang sudah di praktikkan oleh siswa.
d. Tahap Keempat: Praktek di Bawah Bimbingan Guru
1) Siswa berpraktik secara semi-independen: siswa melakukan peraktik
dengan kemauan mereka sendiri.
2) Guru menggilir siswa untuk melakukan praktik dan mengamati
praktik: dalam hal ini peran guru mengontrol siswa, dan juka dibutuhkan,
memberikan respons yang korektif ketika di butuhkan.
3) Guru memberikan tanggapan balik berupa pujian, bisikan, maupun
petunjuk.
e. Tahap Kelima: Praktik Mandiri
1) Guru melakukan praktik secara mandiri di rumah atau di kelas:
dalam hal ini guru memberikan kesempatan latihan mandiri yang terkait dengan
pengertian sejarah.
2) Guru menunda respons balik dan memberikannya di akhir rangkaian
praktik: dalam hal ini guru memberikan respon balik pada akhir parktik yang
sudah dilakukan oleh siswa.
3) Praktik mandiri dilakukan beberapa kali dalam periode yang lama:
praktik mandiri memerlukan jangka waktu yang lama dalam hal pemahan materi.
7. Alasan
Pemilihan Model Pembelajaran Langsung
Alasan saya karena model pembelajaran ini efektif untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum 2013, keahlian dalam
memahami suatu materi dan konsep menurut pemikirannya sendiri. Dalam
pelaksanaan pembelajaran ini berlandaskan teori yang berpandangan bahwa belajar
bergantung kepada pengalaman peserta didik. Pengajaran pada model ini
mengutamakan pada pendekatan secara deklaratif dengan titik berat pada proses
belajar konsep dan keterampilan peserta didik sehingga dapat menciptakan
suasana pembelajarn yang lebih terstruktur sesuai dengan sifat pelajaran
sejarah yang diakronis dan sinkronik. Selain peserta didik, pendidik harus
aktif juga dalam proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas karena di
sini pendidik di jadikan contoh bagi peserta didik.
Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah
satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural
yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah. Dengan penerapan model pembelajaran ini
peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih menerapkan konsep atau
keterampilan berkomunikasi dengan cara melakukan umpan balik tentang materi
yang telah dipelajarinya. Prioritas dalam pembelajaran langsung ini adalah fous
pada akademik artinya dalam pemilihan tugas-tugas harus memiliki milai akademik
yang dapat berarti bagi peserta didik.
thank's.. sangat membantu
BalasHapusTERIMA KASIH MBA,, BERKAT ADANYA BLOG INI SAYA JADI SANGAT TERBANTU,, KEBETULAN SAYA PUNYA TUGAS KULIAH JUGA,, MENCARI TENTANG MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG,, UNTUNG KETEMU DENGAN BLOG INI,, ALHAMDULILAH SAYA BISA MENYELESAIKAN TUGAS JUGA,, TERIMA KASIH SEKALI LAGI MBA,, :)
BalasHapusterimakasih kak tas informasinya, ini sangat membantu ku dalam mengerjakan tugas ku. terimakasih
BalasHapustidak ada referensinya -_-
BalasHapusterimakasih dek.... Insyaa Allah sangat bermanfaat semoga menjadi amal sholeh
BalasHapusTerima kasih banyak mbak... melengkapi referensi saya.
BalasHapusmaacih neng..... <3 sangat membantu. kedepannya kasih daftar pustaka ya... Anak Kuliahan kan harusnya lebih ngerti kaidah keilmiahan. heheh...
BalasHapusAlhamdulillah sangat membantu
BalasHapusboleh minta daftar pustakanya ?
BalasHapus