METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar Bidang Studi
Dosen Pengampuh Dr. Suranto, M. Pd
Paper
Oleh:
NUR MA’RIFA 120210302087
KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
1. Pengertian Metode Pembelajaran Inkuiri
Menurut Para Ahli
Adapun beberapa
pengertian mengenai Metode Pembelajaran Inkuiri menurut paha ahli sebagai
berikut:
1.
Phillips (dalam Arnyana, 2007:39) mengemukakan “inkuiri
merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua jenjang
pendidikan. Pembelajaran dengan pendekatan ini sangat terintegrasi meliputi
penerapan proses sains yang menerapkan proses berpikir logis dan berpikir
kritis”.
2.
Sanjaya (2008:196) berpendapat bahwa “strategi
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”.
3.
Syaiful Sagala (2011:196), Metode inkuiri merupakan
metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada
diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah.
4.
Aziz (Ahmad, 2011), Metode inkuiri adalah metode yang
menempatkan dan menuntut guru untuk membantu siswa menemukan sendiri data,
fakta dan informasi tersebut dari berbagai sumber agar dengan kegiatan itu
dapat memberikan pengalaman kepada siswa. Pengalaman ini akan berguna dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya.
5.
Winataputra (1992) menambahkan
pengertian pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode yang dapat mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains sebagai para saintis mempelajari
dunia alamiah.
Berdasarkan beberapa
pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran inkuiri
adalah suatu metode pembelajaran yang
menekankan siswa dalam memperoleh informasi dengan cara proses berpikir logis dan analitis untuk
memecahkan suatu masalah.
2.
Konsep Dasar
Metode Pembelajaran Inkuiri
Menurut Sanjaya (2012),
metode pembelajaran Inkuiri adalah strategi pembelajaran inkuiri, yakni rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristic, yang berasal dari
bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang
berarti saya menemukan.
Strategi Pembelajaran Inkuiri
(SPI) berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia
memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu
tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke
dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu
melalui indera pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan indera-indera lainnya.
Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus-menerus berkembang dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiki manusia akan bermakna
(meaningfull) manakala didasari oleh
keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri dikembangkan (Sanjaya,
2012:197). Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran inkuiri
yang menurut Sanjaya (2012: 197) adalah
strategi pembelajaran inkuiri yang meliputi:
1.
Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
2.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang ditanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa.
Aktivitas
pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses Tanya jawab antara guru dan
siswa. Oleh sebab itu, kemampuan guru dalam menggunakan tekhnik bertanya
merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
3.
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri
adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut
agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya mnguasai pelajaran belum tentu
dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara optimal, namun sebaliknya siswa
akan dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya manakala ia bisa menguasai
materi pelajaran.
Metode pembelajaran
inkuiri yang disebut Strategi pembelajaran inkuiri oleh Sanjaya (2012)
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan
demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan
dalam proses pembelajaran. Sanjaya (2012) mengatakan strategi pembelajaran
inkuiri akan efektif manakala:
1.
Guru mengaharapkan siswa dapat menemukan sendiri
jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam
strategi inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama
pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
2.
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak
berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang
perlu pembuktian.
3.
Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu
siswa terhadap sesuatu.
4.
Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang
rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan kurang
berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
5.
Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak
sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6.
Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk mengguanakan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
3. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran
Inkuiri (SPI)
Secara umum Sanjaya
(2012: 199) mengemukakan bahwa proses
pembelajaran dengan mengguanakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Orientasi
Langkah orientasi
adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive.
Pada langkah ini guru mengondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan tahapan preparation dalam strategi pembelajaran
ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa tiap menerima
pelajaran , pada langkah orientasi dalam SPI , guru merangsang dan mengajak
siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkan orientasi merupakan langkah
yang sangat penting. Keberhasilan stratgi pembelajaran inkuiri sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam tahapan orientasi ini adalah
1)
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
2)
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakuakn
oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah
inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah
sampai dengan merumuskan kesimpulan.
3)
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal
ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
b.
Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah
merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan teka teki itu. Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin
dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka teki yang menjadi masalah dalam
berinkuiri adalah teka teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari
dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa halyang harus
diperhatiakan dalam merumuskan masalah, diantaranya:
1)
Masalah hendaknya dirumusakn sendiri oleh siswa. Siswa
akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan
masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan
sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari,
sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah
ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
2)
Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka
teki yang jawabannya pasti. Artinya guru dapat mendorong agar siswa dapat
merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal
siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
3)
Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang
sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya sebelum masalah itu dikaji
lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa
sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakalaia
belum paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah.
c.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah
jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu
untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi
berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong
untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan
kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai
hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir
yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan
logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat berpengaruh oleh
kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian,
setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan
hipotesis yang rasional dan logis.
d.
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data
adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan
proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektal. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan
tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran gutu dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah
manakal siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif
itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakbergairahan dalam belajar.
Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara
terus menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan
berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga meraka
terangsang untuk berpikir.
e.
Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis
adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam
menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atau jawaban yang
diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
f.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan
adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Merumukan kesimpulan merupakan gong-nya
dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang
diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak focus terhadap masalah
yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
4. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Pada awalnya strategi
pembelajaran inkuiri banyak diterapkan dalam ilmu-ilmu alamm (natural science). Namun demikian, para
ahli pendidikan ilmu social mengadopsi strategi inkuiri yang kemudian dinamakan
inkuiri social. Hal ini didasarkan pada asumsi pentingnya pembelajaran IPS pada
masyarakat yang semakin cepat berubah, seperti yang dikemukakan Wilkins
(1990:85) yang menyatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat yang terus menerus
mengalami perubahan, pengajaran IPS harus menekankan kepada pengembangan
berpikir. Terjadinya ledakan pengetahuan, menurutnya, menuntut perubahan pola
mengajar dari yang hanya sekedar mnegingat fakta yang biasa dilakukan melalui
strategi pembelajaran dengan metode kuliah (lecture)
atau dari metode latihan (drill)
dalam pola tradisional, menjadi pengembangan berpikir kritis (critical
thinking). Strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
berpikir itu adalah strategi inkuiri sosial.
Menurut Joyce (2000),
inkuiri social merupakan strategi pembelajaran pembelajaran dari kelompok
social (social falimy) subeklompok
konsep masyarakat (concept of society).
Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikann bertujuan untuk
mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi
kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itulah siswa harus diberi pengalaman
yang memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan-persoalan yang muncul di
masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap individu akan dapat membangun
pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakat.
Inkuiri sosial dapat
dipandang sebagai suatu strategi pembelajaran yang berorientasi kepada
pengalaman siswa. Menurut Joyce (2000), lebih dari satu abad istilah inkuiri
mengandung makna sebagai salah satu usaha kea rah pembaruan pendidikan namun
demikian, istilah inkuiri sering digunakan dalam bermacam-macam arti. Ada yang
mengguanakannya berhubungan dengan mengembangkan strategi belajar yang berpusat
pada siswa, ada juga yang menghubungkan istilah inkuiri dengan mengembangkan
kemampuan siswa untuk menemukan dan merefleksikan sifat-sifat kehidupan sosial,
terutama untuk melatih siswa agar hidup mandiri dalam masyarakat.
Selanjutnya ada tiga
karakteristik pengembangan strategi inkuiri social. Pertama, adanya aspek (masalah) sosial dalam kelas yang dianggap
penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas. Kedua, adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri. Ketiga, penggunaan fakta sebagai
pengujian hipotesis. Dari karakteristik inkuiri seperti telah diuraikan diatas,
maka tampak inkuiri social pada dasarnya tidak berbeda dengan inkuiri pada
umumnya. Perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji adalah masalah-masalah
social atau masalah kehidupan masyarakat.
5. Keunggulan dan Kelemahan Metode
Pembelajaran Inkuiri
Di dalam pembelajaran
inkuiri ini, terdapat beberapa keunggulan dan juga kelemahan dalam
penerapannya. Adapun keunggulan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Keunggulan
Keunggulan metode
pembelajaran inkuiri yang diungkap Sanjaya (2012) ialah strategi pembelajaran
inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena
strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
1)
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap
lebih bermakna.
2)
Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang
kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3)
Strategi pembelajarn inkuiri merupakan strategi yang
dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4)
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa
yang lemah dalam belajar.
b.
Kelemahan
Kelemahan metode
pembelajaran inkuiri yang diungkap Sanjaya, (2012: 208) menyatakan bahwa disamping
memiliki keunggulan, strategi pembelajaran inkuiri mempunyai kelemahan,
diantaranya:
1)
Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka
akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2)
Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh
karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3)
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
4)
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
6. Alasan Pemilihan Metode
Alasan saya memilih
metode ini karena sudah sesuai dengan metode yang ditetapkan dalam kurikulum
2013. Metode ini sangat efektif dilaksanakan dalam pembelajaran sejarah karena
peserta didik dituntut lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan peserta
didik lebih banyak belajar sendiri serta dapat mengembangkan keaktifan dalam
memecahkan masalah yang diperolehnya. Dalam penerapannya metode ini akan
menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kondusif sertadapat mempermudah
proses pembelajaran.
Dengan pembelajarn
metode ini peserta didik akan diasah untuk berfikir secara kritis dan edukatif.
Peserta didik diminta untuk mandiri dalam proses pembelajaran dan membangun
pengetahuan yang sudah diperolehnya terlebih dahulu. Peran siswa dalam
pembelajaran mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran ini
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inkuiri
menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih
diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar
siswa. pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar.
7. Inkuri dan Pembelajaran Sejarah
Pendekatan sosial perlu
dikembangkan mengingat proses-proses sosial akan dialami oleh anak didik
sehingga kegiatan belajar mengajar harus membantu anak didik untuk
mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat dan hubungan antarpribadi.
Strategi pembelajaran inkuiri sosial memungkinkan siswa berpikir dan mencari
fakta-fakta, informasi, atau data yang mendukung pembuktian hipotesis dalam
situasi bebas dan terarah. Peranan guru dalam metode pembelajaran ini (Trianto,
2007:136) adalah
a.
Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan
bergairah berpikir.
b.
Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa
mengalami kesulitan.
c.
Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka
buat.
d.
Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan kelas.
e.
Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
f.
Manajer, mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi
kelas.
g.
Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang
dicapai siswa.
Guna
mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri sosial beberapa
cara dapat digunakan untuk membangkitkan episode inkuiri antara lain (Wahab,
2007:99):
a.
Inkuiri didasarkan kepada artefak yaitu benda-benda
hasil kepandaian manusia. Misalnya siswa diminta mempelajari makna simbol yang
terdapat pada mata uang bangsanya.
b.
Inkuiri berdasarkan situasi masalah yang diminta
pemecahannya. Contohnya perilaku pemecahan masalah.
c.
Inkuiri berdasarkan isu-isu yang kontroversial atau
kejadian sekarang. Misalnya adanya protes dari penduduk sutau wilayah tentang
kurangnya perhatian terhadap peninggalan-peninggalan pada jaman prasejarah.
d.
Inkuiri berdasarkan pada konsep-konsep yang ditemukan
dalam pelajaran. Misalnya mempelajari bagaimana kontak dengan budaya lain mempengaruhi
cara kehidupan. Misalnya kontak-kontak yang dilakukan oleh suku terasing dengan
kelompok masyarakat lain dan pengaruhnya terhadap suku terasing tersebut.
e.
Inkuiri yang didasarkan pada potret dan ilustrasi.
Gambar dan ilustrasi berfungsi untuk meningkatkan ketelitian terhadap konsep
yang dikemukakan dalam buku teks Sejarah. Untuk itu misalnya guru dapat
mengajukan pertanyaan kepada siswa, 1. Apa hubungan antara gambar/ilustrasi
tersebut dengan materi yang kita bicarakan?
Sebagai contoh penerapan model inkuiri sosial dalam pembelajaran (Wena, 2009:84):
Sebagai contoh penerapan model inkuiri sosial dalam pembelajaran (Wena, 2009:84):
Sebagai contoh
penerapan model inkuiri sosial dalam pembelajaran Sejarah dengan topik “Peninggalan-peninggalan Di Jaman Prasejarah”.
Tabel
No.
|
Tahap Pembelajaran
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
1.
|
Orientasi
|
a.
Menjelaskan topik dan tujan, yaitu tentang
peninggalan prasejarah
b.
Memberikan contoh beberapa peninggalan prasejarah.
c.
Membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap
prninggalan prasejarah
d.
Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
berkaitan peninggalan prasejarah.
e.
Membimbing untuk mengkaji hubungan antar data yang
ditemukan terkait peninggalan prasejarah.
|
a.
Memahami topik dan tujuan tentang peninggalan
prasejarah
b.
Menerima contoh beberapa peninggalan prasejarah.
c.
Melakukan analisis terhadap prninggalan prasejarah.
d.
Melakukan tanya jawab berkaitan peninggalan
prasejarah.
e.
Mengkaji hubungan antar variable/data pada contoh
kasus yang ditemukan terkait peninggalan prasejarah.
|
2.
|
Merumuskan
Masalah
|
a.
Membantu siswa mengembangkan hipotesis terkait peninggalan
prasejarah.
b.
Membantu siswa menguji kebenaran atas data-data yang
terkumpul terkait dengan peninggalan prasejarah.
c.
Membantu siswa mencari fakta/bukti atas hipotesis
yang diajukan.
|
a.
Mengembangkan hipotesis terkait peninggalan
prasejarah.
b.
Menguji kebenaran data-data dengan memanfaatkan media
yang ada (buku, internet)
c.
Mencari fakta/bukti atas hipotesis yang diajukan.
|
3.
|
Merumuskan
hipotesis
|
a.
Membimbing untuk mengklarifikasi dan mendefinisikan
hipotesis.
b.
Membimbing siswa merumuskan hipotesis
|
a.
Melakukan klarifikasi hipotesis.
b.
Merumuskan hipotesis
|
4.
|
Pengumpulan
Bukti dan Fakta
|
a.
Membimbing siswa untuk mengumpulkan fakta dan bukti
yang dibutuhkan untuk mendukung hipotesis melalui buku, internet, dan
sebagainya
b.
Membimbing siswa cara-cara mengumpulkan fakta, bukti,
data yang mendukung hipotesis.
c.
Mendorong siswa melakukan untuk belajar meverivikasi,
mengkategorikan data.
|
a.
Melakukan pengumpulan data, fakta, bukti yang
mendukung hipotesis melalui buku, internet, dan sebagainya
b.
Mengumpulkan fakta, bukti, data yang mendukung
hipotesis.
c.
Melakukan verifikasi, kategori data.
|
5.
|
Menguji
Hipotesis
|
a.
Membantu siswa memperluas hipotesis yang diajukan.
b.
Membantu mengkaji kualitas dan kekurangan hipotesis.
c.
Meyakinkan siswa atas kebenaran/fakta yang menjadi
jawaban dari rumusan hipotesis dan dari data-data yang telah terkumpul
|
a.
Memperluas hipotesis yang diajukan.
b.
Mengkaji kualitas dan kekurangan hipotesis.
c.
Menerima kebenaran/fakta yang menjadi jawaban rumusan
hipotesis dan dari data-data yang telah terkumpul.
|
6.
|
Merumuskan
Kesimpulan
|
a.
Membantu siswa mengungkapkan penyelesaian masalah
yang dipecahkan, yaitu dengan memberikan kesimpulan atas beberapa hasil uji
hipotesis
b.
Membimbing siswa untuk mencoba mengembangkan beberapa
kesimpulan.
c.
Membimbing siswa untuk menganalisis masing-masing
kesimpulan yang telah dibuat.
d.
Membimbing siswa untuk memilih pemecahan masalah yang
paling tepat
|
a.
Mengungkapkan penyelesaian masalah yang dipecahkan,
yaitu memberikan kesimpulan atas
beberapa hasil uji hipotesis
b.
Mengembangkan beberapa kesimpulan.
c.
Melakukan analisis atas masing-masing kesimpulan yang
telah dibuat.
d.
Melakukan pemilihan pemecahan masalah yang paling
tepat
|
DAFTAR
RUJUKAN
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudrajat,
Akhmad. 2011. Pembelajaran Inkuiri.
[serial online]
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri/.
[diakses pada tanggal 14 November 2014]
Yulianto,
Toto. 2013. Metode Inkuiri. [serial
online]
http://totoyulianto.wordpress.com/2013/03/02/metode-inkuiri-i-metode-pembelajaran/.
[diakses pada tanggal 14 November 2014]
Ijin save ya :) Tks
BalasHapus